Summer Rain

83 2 0
                                    


Summer Rain


Human even lose something,
n order to be found.(Aimer-Sailing)

*

Evelyn Aria Wijaya atau biasa dipanggil Eve, saat ini sedang menatap serius ke arah laptop berwarna silver miliknya. Tangannya menggerakkan mouse dengan lincah yang kemudian diikuti dengan jemari lentiknya yang mengetik sesuatu.

Dua hari setelah ia mengundurkan diri dari pekerjaannya secara mendadak tidak membuatnya sibuk untuk mencari pekerjaan baru.
Ia lebih memilih untuk berselancar di website pembelian tiket sambil melihat-lihat destinasi wisata. Awalnya ia berencana pergi berlibur ke Auckland, tinggal dengan salah satu sepupunya untuk beberapa bulan, mungkin. Namun ia mengurungkan niatnya.

Sebuah helaan napas kecil keluar dari bibir lelahnya. Dua hari ini ia menghabiskan waktu di dalam kamarnya, dan keluar hanya untuk membeli makanan.

"Aahh!" Suara lantang ia keluarkan sambil merebahkan diri di sofa empuk. Matanya menatap langit-langit kamarnya dalam diam dengan pikiran kosong. Sampai dentingan ponsel membuatnya terperanjat dan kembali duduk, menatap ponsel itu sesaat kemudian mengambilnya.

Sebuah pesan whatsapp dari sahabatnya, Shiera.

Hey honey, I heard what happened to you. It was so sad /hugs/. Btw, aku akan berkunjung ke kampung halaman tunanganku. Kamu bisa berlibur kesini dan tinggal di rumahku untuk menenangkan diri selama aku di Vegas . Well, apa kamu tidak merindukan Mojo?


Seulas senyuman keluar dari bibir Eve. Dengan cepat ia mengetik pesan balasan untuk sahabatnya yang langsung dibalas lagi dengan panggilan masuk dari Shiera.

"Aku tahu kamu hanya tidak ingin menitipkan Mojo di penitipan hewan, bukan?" sahut Eve mengawali pembicaraan mereka.

Dengan menjepit ponselnya di antara telinga dan pundaknya, Eve membiarkan jemarinya mengetik dan memesan tiket.

"Aku sudah memesan tiket untuk keberangkatan lusa. Kuarasa idemu kali ini tidak terdengar buruk, Shier."

* *

Canggu, Bali.


"Mojo, come on!" seru Eve memanggil anjing berjenis Siberian Husky yang sedang mengendus rerumputan di pinggir jalan.
Hari kedua ia berada di Bali, Shiera sudah berangkat tadi malam dengan memberikan tujuh aturan merawat Mojo yang jujur membuatnya tidak habis pikir.
Sahabatnya itu menulis dengan detail waktu kapan ia harus memberi makan, camilan, mandi, jalan-jalan, salon dan lain sebagainya.
Anjing ini memiliki perawatan yang lebih mewah dibanding dirinya. Ia bahkan bisa menghitung dengan jari berapa kali ia ke salon dalam satu tahun. Tapi anjing ini?
Eve menggelengkan kepalanya, "dasar anjing." gumamnya sambil mengelus-elus kepala Mojo.
Ia melanjutkan langkahnya dengan Mojo yang berjalan lebih dulu atau lebih tepatnya anjing itu menariknya membawanya ke sebuah bangunan yang cukup menarik perhatiannya.

Summer Rain.

"Hm..." gumam Eve saat matanya menangkap sebuah kafe yang dibicarakan oleh Shiera.
Kafe itu berada tepat di ujung jalan belakang tempatnya tinggal. Ada sekitar belasan bunga matahari yang berdiri kokoh di pintu masuk menghiasi pagar kayu yang membuatnya terlihat begitu unik dan menonjol.

"You can bring your dog in. We're okay with furry friend."

Eve hampir saja terjatuh tersandung Mojo yang tiba-tiba saja bergerak ke arah orang asing yang muncul entah dari mana.

"Wait, Mojo? Who are you?"

Dengan menaikkan salah satu alisnya, Eve membalas tatapan curiga dari pria berkulit coklat yang sekarang sibuk memberikan elusan di punggung anjing itu.

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang