Tepat pukul 3 dini hari, jam weker Zahra Febryana berbunyi nyaring, hingga suranya menghancurkan mimpi mimpi pemiliknya.
Zahra pun terbangun, menguap sebentar... lalu gadis berkulit hitam itu langsung berjalan dgn langkah gontai menuju dapur, kesadarannya yg belum full membuat dia hampir tertabrak meja.
Ia mau tak mau harus harus membut aneka gorengan untuk memenuhi kehidupannya di Ibu kota yg serba kejam ini.
Beda banget sama teman teman kampusnya yg kebanyakan orang berdompet tebal.Zahra tinggal di wilayah pemukiman kumuh, rumahnya pun pemberian bibinya. Rumah yang begitu kecil dan sangat kotor mungkin bisa dapetin gelar tak layak pakai.
"Huh! akhirnya selesai juga" gadis itu menarik napas dalam dalam, diambilnya handuk warna hijaunya dan bergegas mandi.
Zahra mau kemana? Ya mau ke kampus lah giti gitu dia anak yang super duper jenius, dia salah satu pelajar dari Palembang yg dapat beasiswa di Universitas kenamaan dan populer di Jakarta, ya itulah pokoknya kampus anaknya para kolongmerat.
Di bandingkan mereka Zahra mah apa atuh gadis kampung yg terlahir dari kelurga miskin yg untuk mendapatkan sesuap nasi saja susah.
Entahlah tapi hal itu buat teman teman kampusnya pada seneng banget ngebully dia.
Gadis itu mengenakkan pakaian yg sangat sederhana, rambutnya yg panjang ia ikat dgn pita merah.
Pukul 6 tepat saatnya dia pergi ke sekolah
Naik apa? Mobil? Motor? Angkutan? Bus? Ya kali masa iya jalan kaki?, jarak ke kampusnya aja dua Km
Zahra terbiasa berangkat ke kampus mengendarai sepeda yang keranjang depannya penuh dgn dagangan gorengannya.
Kring..kring.. Zahra menerobos di jalanan Jakarta masih lumayan sepi tapi kalau setengah jam lagi gak bisa ngebayangin macetnya kaya apa.
Zahra memasuki gedung kampusnya, satu tempat yg ia tuju adalah kantin, ya... kebiasaanya dari dulu yaitu nitipin dagangannya di kantin.
Dia lalu berniat menuju ke kelas, suara langkah alunnya bergema di koridor, meski wajahnya hitam tapi kalau lama lama dilihat Zahra itu sebenarnya manis apalagi dengan rambut panjangnya yg lurus yg di terpa angin sepoi sepoi saat itu.
"Hei lo item, berhenti"
Zahra mendengar sesuatu dari belakangnyaZahra pun berbalik
"Huh? Sa...saya maksudnya?" Zahra menunjuk dirinya sendiri
Gadis di depan Zahra mendengus, dia adalah Vanita Sasha, cewek ter populer di kampus itu.
Sasha dan gengnya sangat terkenal se antero kampus karena kecantikan para personilnya yg gak ketulungan, kulitnya putih putih dan mulus wajahnya yg berkilau nan cantik adalah bukti dari perawatan yang sangat mahal.
Bikin cowok yg ngeliatnya bawaannya pengen nempel mulu....
"Iya,lo anak papua! mau kemana lo?! "
Ujar Sasha mengawali aksinya
Sedang di sisi lain Zahra tak begitu menanggapinya, serasa udah kaya sarapan tiap pagi, mumpung Zahra laper belum makan.Eh enggak gak.. Cuma bercanda
"Ma..maaf, saya mau ke kelas dulu"
"Kelas?? emang pantes anak dekil kayak lo kuliah disini?" "enggak bingits....... "
cloteh Sasha lalu dijawab gengnya"Iya tuh bener sa, bener usir aja kels"
Zahra terdiam membisu sambil menundukkan kepala
"Dasar item, dekil sana lo jauh jauh"
KAMU SEDANG MEMBACA
INDAHNYA HITAM PUTIH
Teen FictionYuk yuk guys......... Baca baca baca jembatan ilmu lho dari sini kalian bisa ambil pelajaran dari tingkah laku Anak Jaman Now yg rata rata unik bin ngeselin, Penasaran.....??? Come On Just Read By : Sali