Permulaan (01/03)

9 0 0
                                    


Suara pukulan dan tendangan yang lumayan keras bisa kudengar dengan jelas. Suara-suara itu berasal dari segerombolan seseorang, mereka memukul dan menendang dengan begitu keras bagian tubuh tertentu dari seseorang. Orang itu hanya menahan sakit saja, dia tak melawan... meski seharusnya dia bisa melawan.

Dia tak berteriak, meski pukulan dan tendangan yang dilayangkan padanya begitu keras. Mereka yang melakukannya seolah-olah tak peduli. Badan orang yang menjadi objek sasaran tersebut kesakitan. Terdapat banyak bekas pukulan dan tendangan.

Lebam-lebam di tubuhnya begitu banyak. Baju seragam yang dia pakai saat ini menjadi kusut dan kotor karenanya. Salah seorang dari kawanan yang menyakiti orang itu berhenti sejenak. Matanya memandang dengan tajam, seolah-olah terdapat kebencian di dalam tatapannya tersebut.

"Cih. Dasar lemah. Apanya yang jago beladiri...?"

Seringai merendahkan muncul di teman dari kawanan itu.

"Haha. Dia hanya membual saja. Lupakan itu, lebih baik kita ambil saja uangnya."

Seringai lain terlihat, kali ini adalah seringai yang benar-benar mengejek dengan nada tertawa yang sombong sekali.

"Ahahahahaha! Oke-oke! Berapa memangnya... Hm? Cuma segini? Cih. Apa maksudnya ini, Andre?!"

BUAAAK!!

"—Ghhkk! A-Apa... maksudmu?"

Mereka kembali menendangku, lebih tepatnya orang di hadapanku saat ini. Dia melakukannya dengan lumayan keras, aku bahkan bisa melihat ekspresi kesal terlihat di wajahnya.

"Hah? Kau tuli ya?! Kenapa hanya ada segini?! Kami butuh lebih!"

Dengan suara terbata dan nada rendah, aku, orang yang mereka panggil Andre tersebut—mencoba mencari kata-kata yang tepat. Mata mereka memandang ke arahku, tatapan dingin dan tajamnya kuabaikan saja.

Aku juga berpikiran... kenapa aku membiarkan hal ini terjadi...? Aku tak tahu. Apa salahku hingga ini terjadi?

Itu membuatku bingung. Apakah Tuhan tega memberikanku cobaan seperti ini? Apakah ini takdirku? Akankah hal seperti ini akan terjadi selamanya? Aku tak tahu. Hal ini... kapan terjadi? Kapan mulainya hal seperti ini terjadi? Kapan aku mulai mendapat perlakuan seperti ini?

—Saat orang tuaku meninggal.

Ya, kemungkinan saat itulah aku mendapat perlakuan seperti ini.

Lalu kenapa aku yang dibilang jago beladiri tak melawan? Kenapa aku bisa ditindas oleh mereka semudah ini? Kenapa? Apakah karena mereka melakukannya secara berkelompok? Tidak. Kurasa tidak, bukan itu alasannya.

Lalu apa? Alasannya mungkin karena—satu alasan konyol—benar. Aku tak mau membuat masalah lebih banyak lagi. Ini sudah cukup. Biarkan saja aku yang mendapat masalah ini. Aku tak mau orang lain selain diriku terkena dampaknya.

"Tapi jika dilaporkan ke pihak berwajib, kemungkinan hal ini tak akan terulang lagi dan dirimu akan bebas."

Aku tahu benar hal itu. Pemikiran itu sudah kuperkirakan sejak lama. Namun, ada satu hal yang mengganjal di pikirkanku saat memikirkannya. Suatu pertanyaan dengan jawaban yang pasti, dilihat dari keadaanku sekarang—

"Memangnya setelah hal itu terjadi, selanjutnya apa?"

—Itulah yang menggangguku.

Dengan keadaanku sekarang, aku serasa tak punya semangat untuk hidup. Aku merasa tak ingin melanjutkan hidupku. Namun bila aku bunuh diri, bila aku melakukannya, mereka mungkin akan sedih dan menangis dengan keras...?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Re:AlchemistWhere stories live. Discover now