"Hallo Kak, kakak sini dong. Aku lagi di sidang nih, cepetan ke sekolah aku. Ayo!" Perintah Windy, gadis cantik berusia 16 tahun ini adalah seorang anak dari ALEX LUDWIG SIAHAAN, Pemilik dari perusahaan wewangian LUDWIG SIAHAAN PARFUM, Perusahaan terkenal yang nama nya tersebar seluruh Asia Pasifik dan sekitarnya. (Kebayang kan sekaya apa)
WINDY SIAHAAN sendiri adalah siswi yang bersekolah di sekolah milik Ayahnya sendiri. Ya, Pak Alex. Sebegitu kaya nya dia sehingga bukan hanya memiliki perusahaan, tapi juga sekolah. Oh iya, ketampanan nya di atas rata rata. Kurang lebih mirip Oh Sehun lah."Iya, iya oke. Aku kesana. Tunggu" Ucap Tessa EMERALD, wanita cantik berusia 19 tahun ini adalah sahabat dekatnya Windy. Memang, umur mereka terpaut 3 tahun tapi apakah salah seseorang menganggap seorang lainnya sebagai saudara?
---
"Ada apa?" Tanya Tessa pada Windy.
"Aku ada masalah" jawab Windy.
"Masalah apa?" Tanya Tessa lagi.
"Aku di ejek, ga punya ibu."
"Diejek doang?, sampe telpon aku?"
"Engga, aku pukul org yg ngejek aku."
"Kayak anak kecil kamu ini, kamu udah SMA sayang. Tinggi kamu hampir lebih tinggi dari aku. Dan, kenapa kamu telpon aku?, kamu kan punya Ayah!"
"Gapapa kali. Kamu kan kk aku. Masa gamau tolong aku sih?"
"Kakak ketemu gede!"
"Iya, udah cptan ke ruang guru yuk, sebelum aku dimarahin!"
___
"Keluarga Windy?" Tanya guru.
"Iya."
"Keluarga Emma?" Tanya guru.
"Iya, saya ibu nya."
"Perkenalkan saya Nurul, wali kelas mereka. Jadi begini, Emma mengejek Windy 'tidak punya ibu'. Itu tentunya membuat Windy marah dan memukul Emma. Tidak hanya itu, kawan kawan mereka juga memprovokasi mereka sehingga terjadi perkelahian sengit sehingga keduanya menjadi terluka." Ucap sang guru
"Windy itu terlalu kekanak kanakan, gitu doang sampe mukul. Anak saya kan jadi luka." Ucap Dea, Ibu Emma.
"Justru karena Windy kekanak kanakan, seharusnya Emma yang lebih mengerti kalau temannya itu memang agak sensitif jika mengakut seorang ibu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Emma lebih kekanak kanakan dibanding Windy." Sanggah Tessa.
"Hei nak, kamu itu masih muda. Gak mungkin bisa mengalahkan Saya yang sudah berpengalaman." Ucap Dea pada Tessa.
"Itu, Ibu tau. Saya memang jauh lebih muda dari pada Ibu. Jadi, Saya yang lebih mengerti perasaan anak SMA zaman sekarang karena Saya juga berusia muda pada zaman ini. " Ucap Tessa.
"Iya, dasar kolot." Ucap Windy
"Sudah bu, mbak. Apa tidak bisa, diselesaikan dengan kepala dingin?" Ucap Nurul.
"Gak bisa gitu dong, Bu!, Saya gak mau tau pokoknya Windy harus dikeluarkan dari sekolah ini, secara kan suami saya punya saham 30 % dari sekolah ini."
"Jadi, mentang mentang Anda punya saham, anda bebas melakukan apa saja?"
"Ya tentu, saya kan orang kaya." Ucap Dea yang membuat Tessa dan Windy semakin geram. Ingin rasa nya Windy berbicara, tapi apa daya, ini urusan orang tua.
"Mohon maaf Bu, walau bagaimanapun Windy tidak akan dikeluarkan dari sekolah ini. Karena Sekolah ini milik Ayah nya Windy." Ucap Nurul.
'Skak mat'
***
"Makasih ya kak, hehehe" ucap Windy pada Tessa.
"Nyusahin tau gak?, bukannya bilang kalau kamu anak pemilik sekolah, tau gitu udah selesai dari tadi masalahnya." Kata Windy.
"Iya maaf"
Buat kalian yang masih belum ngerti dengan ke-absurd an cerita ini.
Jadi, Windy itu sahabatan sama Tessa sejak lama sampai udah anggap kayak adek kakak.Kini, mereka tengah berjalan di lorong sekolah. Mengarungi satu dua hingga beberapa lorong di sekolah milik keluarga Ludwig Siahaan.
*****
Tessa, dan Windy kini berada di caffe terkenal di Ibukota ini. Mereka saling bertukar fikiran yang sekiranya biasa dibicarakan oleh para wanita diluar sana.
"Kak, napa sih?" Tanya Windy.
"Adhyasta tinggal in Aku" jawab Tessa.
"Jih, berani banget tu cowok nyakitin hati kakak gue, liat aja pembalasan gue!" Ucap Windy penuh emosi.
"Udah lah Win, semua cowok sama, Aku gak peduli yang penting entar Aku dapet suami yang baik. Itu aja"
"Wih, kakak aku dah dewasa."
"Terserah kamu Win"
Windy, wanita berdarah Korea dengan pribadi yang imut, kekanak kanakan dan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om, My Husband
RomanceMemang tidak mudah menjalani cinta terutama dengan perbedaan usia yang jauh, tapi aku yakin cinta yang akan menyatukannya Bukankah cinta tak memandang usia? Namun mengapa bila pria jatuh cinta pada wanita yang jauh lebih muda itu menjadi sebuah hala...