#1

47 7 3
                                    

"Kalian boleh meninggal kan ruangan"

Seorang pemuda turun dari atas podium panggung. Ia bergegas menghampiri seorang gadis yang tengah sibuk dengan kertas-kertas di tangan nya

"Bin!"

Si gadis hanya melirik kearah pemuda itu, tanda tak peduli

"Abis ini kumpulin semua ketua divisi di ruang osis"

"Bin lu ngedengerin kan?!" Tanya nya dengan nada kesal

"Iya raf dari tadi di dengerin"

Pemuda yang dipanggil raf itu tersenyum menunjukan deratan gigi rapih nya. Lalu pergi meninggal kan rekan kerja nya sendirian

'Bangke. Lg ribet juga' Batin gadis itu sambil menghentak - hentakan kakinya kesal.

Tanpa ia sadari ada yang meperhatikan nya dari kejauhan sambil mengulum senyum

###

"Habis ini buat yang tadi gua suruh ke perwakilan eskul, segera. Gua cukup kan sampai disini"

Semua orang diruangan keluar sambil berbincang bincang. Rafi. Ketua osis SMA Angkasa. Pun keluar bersama teman sehidup semati nya. Maliq.

Tersisa sekertaris osis yang sedang sibuk memandangi susunan acara di tangan nya.

Otak nya mulai tidak singkron dengan apa yang sedang ia baca. Serangan dari perut pun mulai muncul

'laper' batin nya

'tok tok'

Seorang gadis masuk kedalam ruangan itu dengan mengembangkan senyum lebar nya

"Ni makan"

Gadis itu menyodorkan semangkuk mie ind*mie kepada sang sekertaris.

"Tumben baik sama gue lu"

"Gue mah tiap hari baik kali, ini titipan tapi"

Balas gadis itu sambil memainkan telepon genggam nya. Sekertaris itu melihat ke arah mangkuk mie itu

'selamat makan kak sabrina'

Sabrina mengerutkan dahi nya. Rasa nya baru pertama kali ada yang memanggil nya kak,

Dan memberi makanan kepadanya. Ia memutar kembali otak nya apa mungkin ada yang punya hutang padanya?

"Dari siapa riz"

"Nih"

Rizma menyodorkan telpon genggam nya yang menunjukan foto seorang anak SMP yang memegang bola basket

Sabrina menaikan sebelah alis nya tanda tak mengerti

"Nama nya Artha, dia alumni SMP 3, masuk SMA kita tahun ini. Td di-"

"Yang MOS sekarang?"

Rizma mengangguk

"Dia yang ngasih itu mie" ucap nya sambil menunjuk mangkuk mie itu dengan dagu nya

"Menurut gue anak itu suka sama lu deh, mending lu sama dia aja dari pada sama Verel. Lagian dia sekarang ilang-ilangan mulu"

Rizma mengoceh sambil memukul- mukul meja di depan nya

"Ya gabisa gitu juga riz, gue masih sayang sama Verel"

###

"ABIN" Verel berlari mengahmpiri gadis yang tengah duduk menghadap lapangan

"Gimana ay, cape ?" Tangan nya merangkul bahu kecil gadinya

Abin hanya tersenyum tanda ia setuju dengan ucapan Verel. Ia masih menatap lapangan dengan malas,

masih mencari 'si pembuat onar' yang bisa ia masukan kedalam buku merah. Ia melirik Verel yang masih setia merangkul bahu nya

"Rel lepas dulu, aku mau mantau anak² MOS" Verel menengok dan menaikan sebelah alisnya

"Gak, gamau masih mau sama kamu"

"Rell ayolah aku masih banyak kerjaan" Abin melepaskan tangan Verel secara paksa

"Aku bilang, Gak ya ngak" nada Verel sedikit meninggi,

Tangan Verel ditarik paksa melepas bahu Sabrina, Verel langsung melemparkan tatapan tajam kearah anak itu, dan menarik kembali tangan nya

"Jangan kasar sama cewe"

Verel berdiri sambil mengepal kan tangan nya, Sabrina yang melihat itu ikut berdiri dan megenggam tangan Verel

"Siapa lu, ngatur gua" bentak Verel di hadapan muka Artha, remaja berbadan tegap yang sedang memandang Verel tak suka

"Lu gak ada hak ngebentak cewe ini" Artha menunjuk Sabrina

"Siapa lu juga, bisa nentuin ber hak, gak ber hak nya gue ngebentak dia" Verel mulai kehilangan kesabaran nya

Kalau saja Sabrina tak memegang tangan nya, mungkin sudah biru muka remaja sialan ini pikirnya

"Gua calon pacar nya" ucap Artha, sontak membuat para siswa yang menonton adu mulut ini bersorak

Verel hanya menyeringai

"Gua pacar nya!" Bentak verel, Artha mati kutu tak bisa berkata-kata. Rasa malu sudah merendam dirinya

Terlintas di otaknya kalimat gila. Secara frontal ia katakan dihadapan Verel

"Klo akhirnya sama gua?"

Para siswa bersorak kencang, Rafi selaku ketua Osis melihat kejadian mempermalukan teman nya segera membubarkan para siswa

"Semua anggota MOS kembali ke aula. Segera"

Artha tersenyum ke arah Verel dengan err- seringaian di dalam senyum nya.

Tangan Verel sudah terangkat ingin melayangkan serangan kepada Artha, sayang tangan nya sudah di tahan oleh Sabrina

"Jangan pernah deket sama dia bin. Gua gk suka"

TO BE CONTINUED

---------------------------------------------------------

Hai. Jadi ini work pertama ku, mungkin aneh/ ada kata yg kurang jelas boleh dah komen di bawah

Jangan lupa share and vote cerita ini

-ithor


Ma Lit BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang