Hai... Mungkin sudah tak ada yang akan membalas sapaan ini, karena sudah terlalu lama aku pergi.
Jujur ada banyak ide, dan bahan untuk tulisan-tulisan di akun ini. Terutama cerita Kinan-Juan dalam "APAC?"
Cerita itu terinspirasi dari kisah nyata seseorang yang aku ceritakan di tulisan berjudul Govad, sebelum ini.
Tapi aku mikir kesekian kalinya. Tawa dan airmatanya itu milik dia. Perasaan bahagia dan terlukanya itu juga milik dia.
Meskipun dia juga ikut baca dan bilang "lanjutkan, mbak..."
Aku yang nggak sanggup menggambarkan dia dengan segala kisahnya. Aku yang menangis saat dia bilang dia masih kuat menghadapi perasaan kehilangan satu persatu yang dicintainya.
Jika aku paksakan melanjutkan cerita itu, aku harus memastikan ending yang bahagia, bila di kehidupan nyata dia juga sudah menemukan kebahagiaannya.
Dan tak pernah aku membenci tokoh pria di ceritaku, sebenci aku pada "Juan" di kehidupan nyata.
Maaf bila aku terlalu lama pergi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Bukan novel
Short StoryAnggap saja ini lembaran-lembaran untuk menuangkan isi hatiku selama ini...