One

782 65 1
                                    

"Duh, kenapa sih pagi-pagi begini harus turun hujan? Kan jadi ribet mau berangkat ke sekolah," gerutu Renjun dalam hati sambil meraih payung di ujung kamar.

"Renjun! Ini sudah jam berapa? Kenapa belum berangkat-berangkat juga?" teriak sang eomma dari arah dapur.

"Iya sebentar eomma, aku masih mengambil payung."

"Ya sudah cepatlah!" teriak eomma Renjun kembali.

Setelah mengambil payung dan berpamitan pada sang eomma, Renjun segera berangkat menuju sekolah dengan naik bus dan menunggu di halte depan komplek rumah.

Hari ini halte begitu sesak dengan orang-orang yang akan memulai aktivitasnya. Beberapa saat kemudian, satu bus datang dan langsung diserbu orang-orang yang memang sejak tadi pagi telah menunggu kedatangan bus.

"Aduh!" ucap Renjun seraya terjatuh karena didesak penumpang lainnya sehingga ia tidak bisa menaiki bus tersebut.

"Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang sambil mengulurkan tangannya pada Renjun.

"Kau lihat aku baru saja jatuh, bukan?" jawab Renjun sewot.

"Ya."

"Lalu kenapa kau masih saja bertanya aku tidak apa-apa? Dasar tidak peka!"

"Ini kan aku juga mau membantumu, eh dasar kau saja yang daritadi justru nyerocos tidak jelas," balas seseorang itu tak kalah kesal.

"Apa-apaan kau ini? Lagipula siapa juga sih yang mau kau bantu? Ogah! Aku bisa berdiri sendiri kok!" celoteh Renjun sambil berusaha berdiri dan merapikan seragamnya.

"Dih, kau ini namja tapi kenapa cerewet sekali sih!" Seseorang itu tak lagi membantu Renjun dan justru memandang aneh pada Renjun.

"Apa kau bilang barusan?" gertak Renjun sangat marah dan merasa tersindir.

"Ish apa sih? Aku tidak mengatakan apa-apa kok, kau saja tuh yang telinganya terlalu peka."

"Hah lebih baik aku kesana saja. Sial banget sih aku harus bertemu dengan namja sepertimu," gerutu Renjun semakin sebal.

"Ya sudah pergi saja sana! Aku juga malas sekali melihat mukamu yang sudah seperti penyihir itu!"

"Permisi, kalian berdua tolong jangan bertengkar disini. Ini di pinggir jalan, apa kalian tidak malu?" sahut seorang ahjussi yang juga sedang menunggu bus.

"Biarkan saja. Biasa lah anak muda jika sedang pacaran pasti akan bertengkar seperti itu," celetuk seorang ahjumma sok tahu.

"Kita ini tidak pacaran, Ahjumma!" jawab namja tengil yang sedari tadi berdebat dengan Renjun.

"Ya kalau kalian memang tidak pacaran berarti mungkin kalian ini jodoh," ujar seorang ahjussi lain dengan pakaian rapi di samping Renjun sambil tersenyum.

"Maaf ya, ahjussi dan ahjumma. Saya dengan namja menyebalkan ini sama sekali tidak saling mengenal dan saya juga tidak memiliki minat sedikitpun untuk berkenalan dengannya. Jadi tolong jangan bicara yang aneh-aneh. Saya permisi dulu!" pamit Renjun sambil berlalu meninggalkan halte.

Renjun memutuskan untuk segera pergi dari halte yang penuh dengan orang-orang sok tahu itu. Ya, meskipun mungkin mereka ada benarnya juga.

Sial, aku sedang memikirkan apa sih? Idih amit-amit lah, jangan sampai namja tengil yang tidak memiliki perasaan itu akan menjadi jodoh ku. Aduh, ogah banget deh punya jodoh yang modelnya seperti namja itu. Pokoknya jangan sampai deh aku bertemu dengannya lagi.

Setelah hampir 15 menit Renjun berada di dalam bus untuk menuju ke sekolah, akhirnya Renjun sampai dan untungnya namja manis ini belum terlambat.

Namun setibanya di sekolah, hujan masih sangat deras mengguyur halaman sekolah sehingga membuat para siswa dan guru kesulitan menuju kelas. Tanpa menghiraukan mereka satu persatu Renjun segera berjalan menuju kelas dengan hati-hati karena Renjun tidak mau sampai terjatuh yang nantinya bisa membuat seragamnya menjadi kotor dan basah.

"Ah akhirnya hampir sampai kelas juga!" ucap Renjun kegirangan sambil berlarian menuju kelas.

Tiba-tiba....

"Bruuukkkk....!!!" seseorang menabrak Renjun dari belakang hingga membuat si mungil terjatuh.

"Heh, kalau jalan itu pake mata dong! Main nabrak-nabrak orang sembarangan, duh seragamku jadi kotor nih!" cerocos Renjun tanpa menatap ke arah orang yang telah menabraknya.

"Sorry deh, aku buru-buru soalnya. Sini aku bantu," balas orang itu sambil menyerahkan tangannya.

"Kau! Ih kenapa sih aku hari ini sial banget! Kenapa juga aku harus bertemu lagi dengan namja tengil yang menyebalkan sepertimu!" Renjun segera menangkis tangannya.

"Oh jadi kau ya! Namja cerewet yang kalau sudah bicara tidak akan bisa berhenti-berhenti, panjaaaannnggg sekali! Kalau tau ini tadi kau, aku tidak akan repot-repot menawarkan bantuan!" sahut namja itu penuh kekesalan.

Renjun benar-benar merasa hari ini adalah hari paling sial yang telah menimpanya. Mulai tadi pagi turun hujan yang mana telah menghambat perjalanannya ke sekolah, bertemu dengan namja aneh yang super duper menyebalkan, dan yang terakhir seragamnya menjadi kotor.

"Injun-ah!" seru Jaemin, sahabat Renjun.

"Annyeong, Nana-ya!" balas Renjun sambil menghampiri Jaemin.

"Loh ada apa dengan seragammu, Njun? Kenapa jadi kotor begini sih?" Jaemin dengan seenaknya memutar-mutar tubuh Renjun. Membuat sang pemilik tubuh semakin pusing.

"Ini gara-gara namja aneh yang super duper menyebalkan dan juteknya minta ampun, pokoknya nggak banget deh!" seru Renjun semakin sebal mengingat wajah namja itu.

"Kau sebenernya membicarakan siapa sih, Njun?" tanya Jaemin tak mengerti.

"Dia seorang namja, aku juga tidak tahu siapa dia."

"Memangnya kau tidak berkenalan dengannya?"

"Sudah ah jangan dibahas lagi. Eh ini kok Kim Ssaem tumben belum dateng sih?" tanya Renjun heran.

"Entahlah, mungkin memang Kim Ssaem tidak masuk."


TBC

Halo halo halo ~
Kita bikin satu lagi ff tentang noren nih
Jangan lupa dibaca yaaaa 😘😘😘

Behind The Beautiful Rain [NoRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang