Four

291 42 0
                                    

"Hei namja cerewet!" sapa Jeno dari belakang Renjun dengan raut yang sungguh menyebalkan.

Renjun yang mendapat sapaan dari Jeno hanya membalas dengan dengusan kasar, "apaan sih?!"

"Kamu ini kenapa jutek sekali sih denganku? Memangnya aku pernah ada salah denganmu?" tanya Jeno heran melihat sikap Renjun yang memang selalu kasar padanya.

"Nggak tau, pikir aja sendiri!" ujar Renjun dan terus berlalu untuk segera pulang ke rumah.

"Kamu mau pulang?" tanya Jeno kembali.

"Iya lah," jawab Renjun kembali dengan nada ketus.

Jeno yang entah kenapa merasa hobi sekali mengganggu Renjun kembali menanyai namja manis itu. "Dijemput?"

"Nggak! Duh, kamu itu kenapa sih daritadi tanya-tanya terus. Pusing aku dengernya."

"Aku kan cuma tanya, lagian apa salahnya sih tanya begitu aja kok kamu jawabnya jadi sensi sih. Lagi PMS ya?" goda Jeno yang sontak mendapat tatapan tajam dari Renjun yang mana makin membuat Renjun terlihat menggemaskan.

"Ya makannya udah kamu pergi aja sana, jangan ngikutin aku lagi. Dan lagi, aku ini namja, mana mungkin aku PMS. Dasar bodoh!" gerutu Renjun dengan wajah yang benar-benar tampak mengerikan.

"Dih, siapa juga yang ngikutin kamu. Males banget! Sumpah dah, jadi orang jangan kebanyakan halu deh!" balas Jeno meninggalkan Renjun yang hanya menggidikkan bahu.

Setelah melihat Jeno berlalu meninggalkannya, akhirnya Renjun pun menunggu bus di halte sendirian karena Jaemin sedang ada acara dengan teman-teman club musiknya.

"Duh, bisnya lama banget sih daritadi nggak muncul-muncul juga!" gerutu Renjun dalam hati.

"Injun-ah!" sapa seseorang dengan begitu lirih, yang ternyata adalah Jun.

Renjun tak menanggapi sapaan Jun dan hanya terdiam memandangi sang kekasih yang tengah berlari menghampirinya.

"Aku mau jelasin sesuatu ke kamu, Njun," ujar Jun pelan.

"Jun-ah."

"Ne, waeyo?" tanya Jun bingung karena Renjun lebih dulu menyela penjelasannya dengan begitu cepat.

"Kamu nggak perlu jelasin apa-apa kok, aku udah paham sama apa yang mau kamu jelasin. Dan-"

"Dan, apa?" tanya Jun penasaran.

Dengan helaan napas yang terdengar begitu berat, Renjun melanjutkan ucapannya seraya menatap wajah Jun yang juga tengah memandanginya penuh makna. "Aku mau kita sampai disini aja."

"Kamu ngomong apa sih, Njun? Makannya dengerin penjelasan aku dulu, dong! Kamu nggak bisa mutusin semuanya secara sepihak kayak gini, Njun," ungkap Jun dengan nada sedikit meninggi.

"Maafin aku, tapi ini udah keputusan aku. Mungkin memang ini yang terbaik buat kita berdua."

Jun yang masih merasa tidak terima dengan keputusan Renjun meraih jemari sang kekasih lembut.

"Kamu nggak bisa seenaknya seperti ini, Njun. Aku nggak mau putus sama kamu cuma gara-gara masalah yang kamu juga masih nggak ngerti."

"Apa kamu bilang? Cuma? Masalah ini bukan masalah yang bisa kamu bilang 'cuma' kayak gitu, Jun. Kamu ngerti nggak sih yang aku rasain selama ini itu kayak gimana? Kamu nggak ngerti kan?" sergah Renjun tak mampu lagi menahan emosinya.

Mendengar pernyataan Renjun membuat Jun seketika terdiam mematung. Jujur saja, ia sendiri tidak tahu harus bagaimana membalas setiap kalimat yang dilontarkan oleh Renjun.

Jun sangat tahu jika selama ini memang dialah yang salah karena tak sekalipun menjelaskan apa yang sedang ia alami pada Renjun.

"Tapi aku nggak mau putus sama kamu, Njun. Aku masih bener-bener sayang sama kamu," ucap Jun kembali menggenggam tangan Renjun terlampau erat hingga membuat Renjun meringis kesakitan.

"Aku nggak bisa, Jun!" jawab Renjun cukup keras sembari melepaskan genggaman Jun.

Disaat keduanya sedang bersitegang, tiba-tiba saja Jeno datang dan menghampiri Renjun yang tampak terkejut melihatnya.

"Jeno? Kamu ngapain sih masih disini? Bukannya kamu tadi udah pulang, ya?" tanya Renjun.

"Iya sih, tapi aku pusing banget denger kalian berdua daritadi berantem. Kalian kalo mau berantem mending jangan di tengah jalan kayak gini deh," seru Jeno memperingatkan Renjun dan Jun.

Tak mendapat respon apapun, Jeno kembali bersuara, "lagian kamu masih ada yang perlu diomongin lagi sama nih orang, Njun?"

"Eungg, nggak ada."

"Tapi, Njun-"

Jeno yang merasa kesal sendiri melihat namja dihadapannya yang terkesan begitu keras kepala pun menyahuti ucapan Renjun. "Lo nggak denger Renjun barusan ngomong apa?"

"Gue masih ada urusan sama Renjun dan lo nggak perlu tau. Jadi mendingan sekarang lo pergi aja deh."

"Nggak bisa. Renjun itu temen gue dan gue nggak akan biarin dia terus-terusan dipaksa sama orang kayak lo!" sahut Jeno dengan nada yang terkesan menantang.

"Udah, kalian stop deh jangan diterusin lagi! Jun-ah, aku minta maaf aku bener-bener udah nggak bisa sama kamu lagi. Kamu juga Jeno, cepet pulang sana!" ujar Renjun meninggalkan mereka berdua dan segera naik bus.

Tbc

Gemes banget sama interaksi mereka 😍😍😍

Behind The Beautiful Rain [NoRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang