:: Mantan

12 5 0
                                    





















::

"Putus?"

Suara penuh tanya mengalihkan perhatian seorang laki-laki yang sedang duduk tertunduk sambil memegang botol air minum.

"Yah" responnya ambigu, membuat lawan bicaranya menaikan satu alisnya, gestur what?  tanpa suara.

Lelaki itu kembali tertunduk, lalu membuka botol air minumnya, meneguk isinya hingga tandas, "Ya, putus" jawabnya dengan nada datar.

"Kenapa?" si lawan bicara kembali bertanya.

Menghela napas, sekedar memperhatikan seorang gadis yang sedang serius. Posisinya duduk di pinggir lapangan, sedangkan objek yang menjadi perhatiannya sedang duduk di dalam kelas, dekat jendela.

Yang menjadi lawan bicara mengikuti arah pandang si lelaki, namun belum sempat membuka suara, laki-laki dengan baju basket warna merah itu berdiri.

"Jangan banyak tanya, anggap aja udah ngga saling sayang" ujarnya lalu berjalan meninggalkan si lawan bicara yang tak lain adalah sahabatnya.

"Katanya udah ngga saling sayang, tapi kok masih saling perhatiin?" gumam sang sahabat tatkala melihat gadis tadi memperhatikan punggung sahabatnya yang menjauh.

"Woi Nada, tunggu!"


















::

"Melody, pelajaran saya tinggal 10 menit lagi, tolong konsentrasi"

Orang yang dimaksud kembali memperhatikan si guru yang sedang menjelaskan di depan, tangannya menyangga dagu. Gestur bosan.

"Psst, Ody, Melody"

Gadis itu, Melody. Bergumam sebagai jawaban, matanya masih memperhatikan si guru yang dari tadi masih gencar mencari x.

"Setelah ini temani beli lem kertas di koperasi, ya"

"Hm"

Lagi, hanya dibalas gumaman, namun membuat gadis di depannya tersenyum lebar, membalikan tubuh ke depan lalu ikut fokus mendengarkan si guru yang mengatakan, "Sampai jumpa minggu depan."

Melody menghela napas, dibereskannya alat tulis yang tergeletak di meja, tak perlu repot untuk memasukan kembali ke tas, ia mengambil alat tulisnya sembarangan lalu di masukan ke laci.

"Ayok" suara riang yang khas membuatnya tidak jadi menjatuhkan kepalanya, ingin tidur. Capek.

Dengan ogah-ogahan ia berdiri, tangannya digandeng oleh gadis berpipi chubby bernama Caramel.

Ya, manis. Seperti namanya.

Sayangnya sudah ada yang punya.

Keduanya berjalan menuruni tangga, agak malas juga sebenarnya karna koperasi yang terbilang sedikit jauh. Perjalanan menuju koperasi sangat mengganggu untuk ukuran gadis ansos seperti Melody.

"Halo kak Caramel"

"Kak Caramel"

"Oi Cara, mau kemana?"

Yah, sapaan untuk gadis imut nan manis disebelahnya membuatnya terganggu. Bukan iri, tapi risih.

Caramel orang yang ramah dibandingkan Melody. Bukan maksud untuk membandingkan, tapi Melody sendiri yang berpendapat seperti itu.

"Rame ya"

Melody mengangguk, koperasi memang sedang ramai, baru terhitung 5 minggu pelaksanaan mpls berakhir. Wajar jika koperasi saat ini ramai karena murid-murid baru yang sedang membeli lambang.

Epiphany-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang