Agar Di Cintai ALLAH SWT

560 9 0
                                    

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

    Tiga rukun ibadah, yang harus ada saat kita beribadah:
al-Khouf: rasa takut kepada Allah
ar-Roja': rasa berharap kepada Allah
al-Mahabbah: rasa cinta kepada Allah

Pujian Allah kepada hamba-Nya yang mewujudkan al-Khouf dan ar-Roja' dalam ibadahnya:

إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ

"...Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami."

(Surah Al-Anbiya', Ayat 90)

Namun al-Mahabbah sering luput dari perhatian kita. Padahal jika diibaratkan burung (sebagaimana kata Ibnul Qayyim) al-Mahabbah adalah kepalanya, sementara al-Khouf dan ar-Roja' adalah kedua sayapnya.

Ibnu Taimiyyah mengatakan:

المحبة هي المحركة

"Cinta (kepada Allah) adalah penggerak utama (ibadah)"

Di antara doa yang diperintahkan Nabi untuk dipelajari adalah;

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ، وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ، وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ، وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةً فِي قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ، أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ

Doa ini mengandung permohonan cinta Allah.

Musa rindu berbicara dengan Allah. Itulah sebabnya beliau bersegera datang mendahului kaumnya, agar Allah ridho.

۞وَمَآ أَعۡجَلَكَ عَن قَوۡمِكَ يَٰمُوسَىٰ

“Dan mengapa engkau datang lebih cepat daripada kaummu, wahai Musa?”
(-Surah Ta-Ha, Ayat 83)

-قَالَ هُمۡ أُوْلَآءِ عَلَىٰٓ أَثَرِي وَعَجِلۡتُ إِلَيۡكَ رَبِّ لِتَرۡضَىٰ

Dia (Musa) berkata, “Itu mereka sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada-Mu, Ya Tuhanku, agar Engkau ridha (kepadaku).”

(-Surah Ta-Ha, Ayat 84)

Setelah Musa bicara dengan Allah, Musa rindu ingin melihat Allah.

وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ قَالَ رَبِّ أَرِنِيٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ قَالَ لَن تَرَىٰنِي وَلَٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِيۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلۡجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكّٗا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقٗاۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبۡحَٰنَكَ تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau...”

CERPEN "Ceramah Pendek"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang