Begitu memasuki Pub malam itu, Beam langsung menuju ke salah satu meja.
"Halo ganteng .. sini!" Vika memanggil dari kejauhan sambil bergeser memberi tempat untuk Beam duduk."Ganteng cari siapa?"
"Nggak usah kegatelan sama pacar orang deh..." Sharp--Pacar Vika-- yang protes.
Sementara Beam menggeleng sambil senyum "Cari cowok gue lah..." Ia langsung duduk di antara Forth dan Vika.
"Elu Dateng sendiri?" Vika menggeser duduk, lebih dekat pada Beam
"Nggak, bertiga tadi. Kit, Phana lagi di parkiran, nunggu pacarnya dateng."
"Hands off. Cowok gue ini." Forth menampik tangan Vika yang jelas-jelas akan merangkul bahu Beam.
"Sharp, cewek lu tuh kalo udah kena wisky gitu.""Yee... Pelit lu!" Protes Vika karena Beam dirangkul Forth menjauh darinya.
Phana, Kit, Ming dan Wayo menghampiri meja itu kemudian. Agak sempit memang menyatukan sekitar 10 orang di satu meja. Buktinya Forth terus melingkarkan tangan di pinggang Beam yang santai minum wisky.
"Forth, cowok lu tuh..." Tegur Laem melihat Beam minum tanpa jeda.
"Biarin aja sih..." Jawab Forth santai.
"Stress gue..." Beam minum lagi segelas sekali teguk.
"Ujian tadi emang bikin stress parah, makanya kita ikut kemari..." Kit mulai menuang wisky.
"Tapi Beam kalo mabok juga nggak aneh-aneh sih. Palingan minta balik..." Ucap Pha, kali ini mengijinkan Yo ikutan minum, tapi hanya beer.
"Minta balik ke rumah?" Tanya Ming.
Kit mengangguk "Pokoknya balik. Mau minum di tempat dia juga, kalo udah mabok yang diminta balik."
Forth tertawa keras, sedangkan Beam menahan tawa dibalik gelas yang ia pegang.
"Kenapa lu berdua?" Tanya Laem curiga.
Awalnya Forth ingin membeberkan cerita di rumah Laem dulu, tapi Beam meremas pahanya, supaya diam, maksudnya "Nggak apa-apa."
"Kalian mencurigakan tau nggak..." Kit menatap sinis.
.
.
.
"Mau pulang..."Benar, dua jam kemudian Beam menggumam sambil menyender di bahu Forth. Jika tidak mau dibilang merengek.
"Tuh kan, bener..." Pha sudah biasa melihat ini, santai saja.
Sementara Yo masih terlalu kaget dengan Beam yang begini "P'Beam lucu..." Ia mengeluarkan ponsel, merekam kejadian tepat di depannya.
"Lu apain aja temen gue? Biasanya nggak se-clingy itu..." Kit masih melihat Forth sinis.
"P'Kit nggak mabok juga suka clingy begitu..." Ucapan Ming membuat Kit langsung diam. Sementara yang lain tertawa keras.
Beam kali ini menempelkan kening di bahu Forth "Mau pulang..."
"Pulang ke mana?" Forth mengelus-elus rambut pacarnya yang tebal. Pembicaraan mereka tidak terdengar yang lain karena kalah dengan suara bising musik.
"Pulang ke rumah..."
"Rumah siapa?" Tanya Forth lagi. Sebenarnya bukan info penting juga, itu murni karena ia ingiin mengerjai pacarnya. Biasanya Beam memang tidak se-clingy ini. Mungkin pengaruh pikiran setelah ujian.
"Rumah... Mau pulang ke rumah..." Beam masih meracau.
"Beam lucu banget..." Vika yang dari tadi sudah dilarang Sharp untuk minum akhirnya kembali bersuara.