bagian 1

1.8K 205 14
                                    

Seoul. .

"Lisa buka pintu nya, ini oppa" panggil seokjin, mengetuk pintu rumah nya.

Lisa yang memang sedang menunggu kakak nya itu pulang, bergegas membuka pintu nya. Setelah pintu terbuka seokjin langsung masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu nya kembali.

"Dari mana saja tadi ayah datang?" lirih lisa.

Seokjin tersentak sesaat.

"Kau tidak menemui nya kan?" tanya nya menatap lisa.

"Aniya, oppa melarang ku membuka pintu kalau bukan oppa yang datang" ungkap lisa.

"Anak pintar, ingatlah dia bukan ayah kita dia pria jahat kau tahukan?" Ucap Seokjin.

Lisa hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Sekarang ayo kemasi barang-barang mu, oppa sudah menjual rumah ini kita harus pergi sekarang" titah seokjin sambil berjalan menuju kamar nya.

"Tapi kita akan kemana?" tanya lisa mengikuti seokjin.

"Kau akan tahu nanti,cepat kemasi barang-barang mu sekarang" titah seokjin lagi.

Lisa menurut dan pergi ke kamar nya untuk mengemasi barang-barang nya.

Dikamar seokjin. .
"Aku harus cepat pria itu mungkin datang lagi nanti, untuk apa juga dia datang setelah semua yang di lakukan nya brengsek" gumam seokjin dengan nada kesalnya.

Seokjin segera memasukan barang-barang yang di butuhkan dan beberapa pakaian nya ke dalam ransel nya. Setelah nya selesai ia masuk ke kamar lisa yang berada tepat di sebelah kamar nya.

Terlihat lisa sedang terduduk di tepi tempat tidur nya. Ia tampak melamun, entah apa yang dipikirkan nya.

"Ya! Apa yang kau lakukan? cepatlah" ujar seokjin menyadarkan lisa.

"Aku bingung oppa semua nya penting untuk ku" lirih lisa mendongakkan kepala nya menatap seokjin di depan nya.

"Jangan membawa banyak barang, bawa beberapa pakaian mu saja cepatlah" kata seokjin.

"Oppa tidak bisakah kita pergi besok saja ini juga sudah malam, aku juga harus memilih barang mana yang mau ku bawa" pinta lisa.

"Lisa ku mohon. ." Ucap seokjin dengan wajah sendu nya.

"Baiklah oppa" lisa beranjak membuka lemari mengeluarkan beberapa pakaian nya lalu memasukan nya ke dalam ransel.

"Lisa letakan!" sergah seokjin saat dilihatnya lisa mengambil bingkai foto keluarga nya. Lisa menurut dan meletakan nya kembali keatas meja belajarnya.

"Kalau begitu aku akan membawa ini saja" lisa mengambil sebuah foto yang hanya ada ibu nya dan lisa didalamnya.

"Letakan itu juga" sergah seokjin lagi.

"Ini hanya ibu" ucap lisa berbalik dan mengangkat bingkai foto itu, menunjukan nya pada seokjin.

"Seorang ibu tidak akan meninggalkan anak-anaknya" ujar seokjin pelan.

"Tapi dia sedang terluka" lirih lisa.

"Sekalipun dia terluka seorang ibu tidak akan pernah berpikir untuk meninggalkan anak-anak nya" ujar seokjin sambil mengambil foto yang lisa pegang lalu meletak kan nya kembali.

"Lisa mereka tidak peduli pada kita kalau mereka peduli dan sayang pada kita mereka tidak akan meninggalkan kita, aku tahu kau pasti terluka aku pun sama terluka nya dengan mu bahkan aku berpikir untuk mengakhiri hidup ku juga tapi aku memikirkan mu, aku juga sangat menyayangi mu jadi ku mohon hanya kau yang ku punya sekarang ayo kita lupakan semua ini, mungkin akan sulit untukmu bahkan untuk ku juga tapi ayo memulai semua yang baru dan berbahagia" jelas seokjin. Ia menatap adiknya itu lekat sembari memegang ke dua bahu nya dan memberi remasan lembut disana.

"Oppa benar" gumam lisa pelan. Dia menundukan kepala nya, air mata mulai mengalir dipipi nya teringat kembali bagaimana ayah nya pergi begitu saja, dan ia mendapati ibu nya mengakhiri hidupnya sendiri.

Seokjin menghela nafas nya berat, lalu menarik lisa kedalam pelukan nya.

"Sudahlah jangan menangis, kita harus pergi sekarang" ucap nya. Mengelus rambut lisa lembut.

Lisa mengangguk ringan sembari menghapus air mata nya kasar.





#terimakasihsudahbaca #janganlupavote #janganlupakomentar

a brother's struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang