bagian 2

1.3K 192 10
                                    

Dong seoul terminal. .

"Naiklah duluan, oppa akan membeli sesuatu dulu" titah seokjin.

"Jangan lama-lama" ucap lisa, lalu melangkahkan kaki nya menaiki bus di samping nya.

Lisa masuk ke dalam bus dan mendudukan diri nya di dekat jendela. Karena sudah larut malam tidak banyak penumpang dalam bus hari itu.

Di dalam bus lisa melihat kakak nya seokjin berlari keluar dari sebuah toko karena bus yang mereka tumpangi akan segera berangkat. Melihat nya tiba-tiba air mata lisa menetes. Lisa menarik nafas nya dalam dan segera menghapus air mata nya, ia tidak ingin kakaknya itu melihatnya menangis lagi.

"Aku akan berbahagia dan membuat oppa bahagia" gumam nya dalam hati.

Seokjin masuk ke dalam bus lalu duduk di samping lisa sesaat sebelum bus itu melaju.

"Makanlah, karena aku tidak ada kau pasti belum makan dari siang kan?!" seokjin memberikan kantong plastik berisi air mineral, susu coklat, dan satu buah roti yang di beli nya tadi pada lisa.

"Gomawo" lisa tersenyum menerima nya, ia memotong roti nya menjadi dua bagian lalu menyodorkan satu bagian nya pada seokjin.

"Oppa tidak lapar makanlah" tolak seokjin.

"Kalau begitu aku juga tidak lapar" lisa memasukan kembali roti nya ke dalam plastik.

"Ya sudah berikan" pinta seokjin pada akhirnya.

"Hehe. . ." kekeh lisa mengambil kembali roti nya dan memberikan nya pada seokjin.

"Sekarang makanlah" ujar seokjin.

Dengan cepat lisa langsung memasukan semua bagian roti nya ke dalam mulutnya.

"Yakk . . kau bisa tersedak" Lisa tersenyum dengan mulut penuhnya lalu mengarahkan seokjin untuk memakan semua roti nya juga.

"Ah, ini kekanak-kanakan tapi terimakasih karena sepertinya kau sudah mulai bersenang-senang sekarang" batin seokjin sambil tersenyum pelan menatap lisa di sebelahnya. Lalu meniru lisa memasukan semua bagian roti nya langsung kedalam mulutnya.

"Yakk. . kau bisa tersedak" seru lisa mengulang perkataan seokjin tadi padanya.

Seokjin memutar bola mata nya malas sambil berusaha menelan roti yang ada di dalam mulutnya. Lisa tersenyum melihat nya.

Setelah bersusah payah menelan roti nya lisa meminum susu cokelat nya, tidak lupa ia juga memberikan setengah susu coklat itu untuk seokjin.

"Minumlah" lisa menyodorkan susu cokelat itu pada seokjin.

"Aku akan meminum air mineral saja" tolak seokjin.

"Biasa nya kau merebutnya, sekarang aku sedang berbaik hati membagi nya jadi minumlah" ucap lisa.

"Apa kau sedang menjaga ku sekarang, huh?" seokjin menaikan sebelah alis nya.

"Aniya, aku hanya tidak mau nanti lebih tinggi dari mu karena terlalu banyak minum susu" elak lisa.

"Ah kau benar, itu tidak boleh terjadi" seokjin terkekeh lalu mengambil susu cokelat itu dan meminumnya hingga habis.

"Kau senang sekarang?" Tanya seokjin.

"Tentu saja" jawab lisa cepat. Lalu ia menyenderkan kepala nya pada bahu seokjin.

"Kau mengantuk yah? Tidurlah" ucap seokjin.

"Oppa, apa kita akan pergi jauh?" tanya lisa mendongak menatap seokjin.

Seokjin mengangkat sebelah tangan nya mengusap kepala lisa pelan.

"Kau akan tahu nanti sekarang tidurlah" jawabnya lirih. Lisa mengangguk pelan dan memejamkan mata nya.

Beberapa menit kemudian. . .
"Lisa kau sudah tidur?" tanya seokjin memastikan. Tidak ada jawaban atau pun pergerakan dari lisa.

"Ah, dia tidur, seperti nya aku juga mengantuk" gumam nya sambil ikut memejamkan mata.

Namun sesaat setelah seokjin memejamkan mata nya, entah kenapa tiba-tiba bayangan ayah dan ibu nya muncul begitu saja di kepala nya. Dengan cepat ia membuka kembali mata nya guna mengenyahkan pikiran-pikiran yang muncul dalam benaknya itu.

"Aish, sialan" maki nya dalam hati. Sungguh seokjin sangat tidak menyukai hal itu, ia menjadi kesulitan untuk tidur karena bayangan ayah nya yang pergi dan ibu nya yang ia temukan tak bernyawa selalu muncul saat memejamkan mata nya.

Seokjin menghela nafas nya berat lalu menoleh menatap adiknya yang terlelap dibahu nya. Air mata nya mulai mengenang dikelopak mata nya mengingat bagaimana histerisnya lisa ketika di tinggalkan kedua orang tua nya.

"Ah, ada apa dengan ku? Aku bisa menahan nya kemarin-kemarin" batin seokjin, ketika air mata nya mulai menetes dipipi nya.

Dalam tidur nya lisa merasakan bahu seokjin bergetar, ia membuka mata nya lalu mendongak kan kepala nya, terlihat seokjin sedang menggigit bibir bawahnya berusaha menahan tangis nya.

Dalam tidur nya lisa merasakan bahu seokjin bergetar, ia membuka mata nya lalu mendongak kan kepala nya, terlihat seokjin sedang menggigit bibir bawahnya berusaha menahan tangis nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gwenchanayo, menangislah untuk hari ini oppa" gumam lisa. Ia menggenggam sebelah tangan seokjin dengan kedua tangannya.

Seokjin menundukan kepala nya dan seketika tangisnya pecah.

Seokjin menundukan kepala nya dan seketika tangisnya pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Berjanjilah, setelah ini kita akan berbahagia seperti apa yang oppa katakan pada ku" lirih lisa.

"Hmm. . ." gumam seokjin menganggukan kepala nya pelan.





*jangan lupa vomen

a brother's struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang