Embun pagi

239 9 1
                                    

Hari ini hari Selasa jam menunjukkan pukul 06.45 setelah selesai sarapan aku langsung bersiap siap lalu berpamitan.

"Buk, aku berangkat.." Ucap Aku.

"Iya hati-hati dijalan ya nak.." Ucap Ibu.

Seperti hari-hari biasanya aku berangkat kesekolah tidak menggunakan kendaraan dikarenakan jaraknya yang memang cukup dekat jadi Aku hanya berjalan kaki saja bersama teman-teman sekolahku.

"Do, besok kita jadi sparing futsal..?" Ucap Rafli.

"Jadii, udah deal besok pulang jam 4 di GOR Elang Jawa" Ucap Aldo.

"Main sampingan apa miring nih?" Ucap ku.

"Main dua duanya lahh cemen amat lu." Ucap Aldo.

"Gila lu do, gua lagi ga ada duit pe'a, bukannya main setengah setengah aja." Ucap Rafli.

"Udah gapapa kita pasti menang, lagipula mereka juga ga akan mau main setengah setengah." Ujar Aldo.

***

Seperti hari-hari biasanya. Kami melakukan KBM. Bu Endah (Guru Bahasa Indonesia) lalu mengabsensi murid murid.

"Aldo Nugroho.." Ujar Bu Endah.

"Hadir buk." Ujar Aldo dengan perasaan unmoodnya.

"Rafli Prawira.." Ujar Bu Endah.

"Hader buk.." Ujar Rafli

"Syarif Abdurrahim" Ujar Ibu Guru.

"Hadir Ibu.." Ujar ku..

Ya aku masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama kelas 9. Aku dan teman temanku memang suka bermain futsal bahkan sekolah ku pernah tujuh kali berturut-turut membawa piala juara satu, maka tak heran SMP ku terkenal karena futsalnya.

"Duh bosen nih pelajaran Bu Endah bikin ngantuk, yuk ke kantin Rif.." Ujar Aldo.

"Ah males ah, lu aja sana sama kipli.." Ucap ku.

"Pli ke kantin kuy lah" Ujar Aldo.

"Berang berang bawa berkat.." Ucap Rafli.

"Berangkat...!!!!" Ujar Aldo.

"Kenyang lah cuk." Ucap Rafli.

"Lucu banget si lu, yaudah gc izinin." Ujar Aldo.

"Tuman lu, tapi jangan lupa traktir gue ya hehe." Ucap Rafli dengan perasaan berharap.

"Don't worry ma prend.." Ujar Aldo.

"Sip lah.." Ucap Rafli.

Sekedar informasi saja, Si Aldo anaknya nakal tetapi tidak berani alias nakal tapi culun. Karena setiap bolos pelajaran selalu saja Rafli yang minta Izin ke Ibu Guru, Dan temanku yang bernama Rafli dia kadang lucu kadang enggak.

"Buk izin ke toilet..udah diujung nih bu.." Ujar Rafli.

"Hmm kamu Rafli selalu saja, ya sudah cepat sana.." Ucap Bu Endah.

"Siap bu.." Ujar Rafli

Lalu mereka berdua keluar kelas dan bukannya malah ke toilet mereka malah berbelok ke kantin.

"Bi es podeng 2 sama nasi uduk nya 2 juga.. " Ujar Aldo

"Oke mas, nasi uduk nya pake telor apa ndak?." Ujar Bibi Kantin.

"Pli lu pake telor kaga?" Ujar Aldo.

"Boleh deh ehehe, rezeki gaboleh ditolak.." Ujar Rafli.

"Yee tuman lu, yaudah bi pake telor semua. " Ujar Aldo sambil mencubit Rafli.

Tidak terasa bel istirahat berbunyi. Aku pun langsung menyusul mereka di kantin.

"Wih enak lu ya pada makan ga bagi bagi, laper nih belum nyabu, nyarap bubur." Ucapku.

"Ga adfa bfubwr rip, adanya ini." Ucap Aldo sambil mengunyah dan tersembur makanannya.

"Jorok anj, telen dulu ngapa." Ujarku.

"Hehe namanya laper rip." Ucap Aldo.

Lalu aku memesan nasi uduk dan minuman. Walaupun aku membawa bekal tetapi aku selalu menghabiskannya dirumah. Entah kenapa nasi uduk Bibi kantin terasa nikmat sekali untuk sarapan.

"Bi nasi satu sama minumnya ya." Ucapku.

"Oke mas tunggu ya." Ucap Bibi kantin.

"Iya bi." Ucapku.

Sambil menunggu dan menikmati makanan aku mengobrol bersama dua teman konyolku ini. Tiba-tiba ada seorang siswi yang asing bagiku lewat di kantin.

"Eh sapa tuh? Keknya ga pernah liat gue." Ucapku sambil bertanya kepada dua temanku.

"Entah lah, tfapi chantifjk ughaa chuk." Ujar Aldo.

"Jorok begok, dibilangin telen dulu." Ucapku sambil menampar pelan pipi Aldo.

"Ohh itu, itu siswi pindahan dari Aceh. Katanya sih ngikutin orang tuanya yang pindah dinas ke sini."

"Oalah.." Ucapku.

"*Swit..switt.. Ada yang lagi kasmaran nih wkwk, denger denger dia juga anak kolong tuh Rif sama kek lu, Galak." Ujar Aldo.

"Yeee bacott." Ucapku kesal kepada Aldo.

"Tuh kan galak, cocok kalian berdua ahahaha." Ucap mereka berdua sambil cekikikan.

"Aamiin.. Eh ngomong apa lu tadi?!!.." Ujarku.

"NGGAAA NGGAA KOk, itu tadi kucing lewat.." Ucap Aldo lalu disambung Rafli.

"Pansi garing monyet." Ucapku.

Bel istirahat berbunyi aku segera menghabiskan makanan dan minuman ku. Lalu segera membayar dan masuk ke kelas.

"Nanti futsal jadi do?." Celetuk Rafli.

"Iyaa kipli bolot banget sih nanya lagi nanya lagi.." Ujar Aldo.

"Dia tuh kode minta dibayarin bego gitu aja ga ngerti ngerti lu Do.. Do.." Ujarku.

"Hehe, lu doang emang Rip yang ngertiin gue." Ujar Rafli.

"Ahh lu kebiasaan, yaudah gampang." Ucap Aldo.

"Nahh gitu dongg hwhwhw." Ucap Rafli yang kegirangan.

"Si Sam sama Arthur bisa ikut ga.?" Ujarku

"Sabi Sabi selaw diamah nanti gua kontek." Ucap Aldo.

Sepulang sekolah aku berjalan kaki sendirian karena Aldo dan Rafli ada urusan sebentar. Saat dijalan aku kaget karena ada yang mendekati dan memanggilku dari belakang. Ternyata itu adalah Anindita Purwania Damayanti. Siswi pindahan dari Aceh. Parasnya yang cantik menawan, alis alaminya seperti disulam, wajahnya seperti orang Timur Tengah, berhidung mancung, berkulit kuning langsat, membuatku gugup saat Dia berbincang denganku.

Jalasenastri BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang