Happy Reading
***
Brak.. sreett.. ciiiittt
Suara benda saling bertubrukan dan menyeret mengagetkanku.
"eh tolongin tolongin, ada kecelakaan disana" riuh teriakan orang-orang sambal berlari. Memang daerah sini agak sepi jika siang begini apalagi sekarang jam kantor.
Aku pun mau tidak mau ikut melihat kecelakaan yang baru terjadi. Memang jarak aku berdiri tadi dengan lokasi kecelakaan tidak terlalu jauh. Jadi, kupikir santai saja jalannya.
Belum juga sampai di lokasi, langsung saja tanganku ditarik, "mbak maaf tolong telponkan ambulan dan polisi. Korbannya ga sadarkan diri."
"oh iya mas" segera kutelpon rumah sakit dan polisi terdekat
"mbaknya bisa temenin ke rumah sakit ga? Saya yang urus kecelakaannya sama pihak polisi"
"mas tapi saya mau ada meeting, temen saya bentar lagi sampai"
"tolonglah mbak" dengan wajah memelas
"hhmm.. yaudah iya" pasrahku dan langsung menghubungi temanku untuk membatalkan meeting hari ini.
Takberselang lama polisi datang disusul ambulan dan seperti perjanjian tidak resmitadi dengan lelaki yang tak kukenal, aku pergi ke rumah sakit. Untungnya,polisi menemukan panggilan terakhir di hp korban itu kakaknya. Jadi, aku hanyasekedar menemaninya sampai keluarganya datang tetap saja aku yang mengurusadministrasi agar korban ini segera ditindak.
YOU ARE READING
Renjana
Teen Fictionren.ja.na /rênjana/ n rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, berahi, dan sebagainya) Mengisahkan beberapa manusia yang terperangkap dalam satu cerita