Sang Lelaki Langit

18 5 3
                                    

Tawa renyah lelaki itu masih terngiang di kepala. Bersamaan dengan gambaran wajahnya yang tengah tersenyum manis dengan warna pasi.

Ia tak banyak bicara. Ia lebih suka menunjukkan deretan gigi yang rapi, yang membuatnya makin tampak memesona.

Seringkali ia menatap langit dengan mata penuh binar. Selalu, ia berkata, "Langit selalu indah saat hari cerah. Semua orang mengagumi dan tersenyum untuknya. Namun, saat kelam menutupnya, semua seolah berduka. Seolah, langit sudah mati."

Aku terdiam. Menatap punggungnya yang kini duduk di atas kursi roda. Aku tak pernah ingin mengusiknya jika sudah seperti itu.

"Ran," panggilnya. Membuatku kini menjajari tubuhnya yang makin kurus kering dari hari ke hari.

Ia menatapku. Dalam. Untuk pertama kalinya.

"Aku suka langit. Tapi aku tak mau jadi dia," katanya. Membuatku mengernyit kebingungan.

"Boleh aku minta sesuatu?" tanyanya lagi.

Aku mengangguk pelan. Tak ada alasan pula untuk menolak sesuatu yang belum kuketahui.

"Jangan pandang aku seperti orang lain memandang langit mendung."

Aku terdiam. Tak tahu apa maksudnya. Hingga yang kulakukan hanya mengangguk, agar ia senang.

Dan hari ini, tepat saat usianya bertambah, aku tahu maksud ucapannya waktu itu. Dan mungkin juga, langit pun mendengar permintaannya saat itu.

Jangan pandang aku seperti memandang langit mendung.

Di antara sekian tangis. Di dekat gundukan tanah yang masih sangat basah. Di bawah naungan langit yang teramat cerah.

Kupandang lamat gundukan tanah di depanku. "Aku sudah melakukannya. Walau hanya aku, kuharap kamu tenang," ujarku berbisik. Berharap lelaki itu mendengarnya dan semakin bahagia.

Rio Irawan
19 Maret 1994 - 19 Maret 2019

Senyumku makin terkembang. "Kamu udah berjuang sejauh ini. Kamu hebat. Kanker di kepalamu yang jahat."

Aku berbalik. Berniat kembali ke rumah sakit setelah izin untuk mengantarnya pulang. Selama perjalanan pulang, kilasannya terlintas di ingatan.

Tentang ia yang begitu tertutup. Juga tentang ia dan segala yang ia suka dan ia benci dari langit. Sang lelaki langit.

RUU: It's a Rainy Day (RAWS FESTIVAL 2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang