Cintaku yang Bermuara

9 2 0
                                    


Agustus telah tiba. Bulan dimana aku harus memulai jadwal perkuliahan di kota yang lumayan jauh dari tempat tinggal. Lima jam perjalanan kutempuh dari rumahku, sebuah desa kecil Kabupaten Purbalingga menuju ke Ibukota Jawa Tengah, Semarang. Sungguh rasa malasku di hari ini sedang menjalar di seluruh tubuh. Mulai dari packing yang kesiangan, tertinggal travel sehingga harus naik bus ekonomi tanpa AC alias tayo, ditambah hari ini cuaca yang subhanallah panas sekali. Tapi kemudian aku tersadar kalau aku punya impian besar yang harus kuperjuangkan di bangku perkuliahan.

Aku menaiki bus dengan terburu-buru karena hampir saja tertinggal untuk kedua kalinya, apalagi bus Purwokerto-Semarang ini sudah sangat penuh sehingga cepat-cepat dalam mengambil penumpang.

"Yaahhh. Penuh." Gerutuku karena tidak dapat tempat duduk di bus.

"Duduk, Mbak. Saya hampir sampai." Ucap lelaki sebayaku yang akan turun di perempatan depan.

"Terima kasih banyak, Mas." Balasku sambil sedikit melihatnya, tapi dia tidak melihatku.

Aku menurunkan badan ke kursi. Rasanya lega sekali bisa duduk apalagi barang bawaanku di tangan kanan dan kiri sangat penuh. Sekilas aku melihat lelaki tadi turun di perempatan dan dia melihatku beberapa detik saja kemudian menunduk. Cuaca di bus sangat panas, dan sejujurnya semakin bertambah panas dengan jilbabku yang lebar yang baru-baru ini kupakai. Aku baru melebarkan jilbab sekitar dua pekan lalu usai mengikuti kajian tentang kematian di Masjid Baitul Haq di kotaku.

Orientasi Mahasiswa Baru hari pertama sungguh mengesankan. Aku disambut dengan baik sebagai mahasiswa baru Teknik Arsitektur di sebuah Universitas Negeri di Kota Semarang. Berbagi sesi kami ikuti, mulai dari pengenalan jurusan, pengenalan akademik, hingga sesi pengenalan angkatan oleh kakak-kakak angkatan. Masuk pada sesi angkatan 2017, angkatan 2 tahun diatasku. Aku memasang muka bingung, hingga teman baruku terheran-heran melihatku.

"Ra, kenapa sih kok bengong ?" Tanya Salwa teman yang baru saja kukenal di parkiran motor tadi.

"Oh, ngga papa, Sal. Cuman kayaknya ngga asing aja sama kakak yang sedang ngomong di depan, kayak pernah ketemu, tapi siapa ya ?" Sahutku.

"Cie, Zahra punya kenalan baru nih". Salwa meledekku.

"Ngaco kamu, kenal aja engga." Aku menyikutnya lalu kami kembali mendengarkan pengenalan mereka.

Namanya Yusuf. Dia ketua angkatan 2017 sekaligus pimpinan rohis di kampusku. Dia MAWAPRES I (Mahasiswa Berprestasi I) di tingkat Fakultas Teknik, juga peraih medali emas di ajang penelitian bergengsi di tahun ini.

Aku beristighfar dalam hati. Aku sudah bertekad untuk menjaga hatiku dari lelaki yang bukan mahramku. Aku tidak ingin pikiranku dipenuhi oleh bayang-bayang lelaki karena itu akan menghambat proses belajar di perkuliahanku. Alhamdulillah Allah karunianakan lingkungan yang kampus yang sangat islami untukku. Aku mengikuti kajian rutin aqidah dan fiqih, begitu pula memperbaiki tahsin dan menambah hafalanku. Aku berusaha menyibukkan diri dengan ibadah dan kebaikan lain.

"Ya Allah, hamba tau bahwasannya tidak ada obat untuk orang jatuh cinta selain pernikahan. Namun hamba belum siap untuk menikah. Maka tolong jagalah hati hamba agar tetap terjaga dari cinta yang belum seharusnya terjadi. Hamba tidak ingin rasa cinta kepada makhluk melebihi rasa cinta hamba kepadaMu. Ini bukti cintaku kepadaMu Ya Allah" Kuhembuskan do'aku di sepertiga malam.

Setelah satu bulan akhirnya aku bisa pulang di akhir pekan selama tiga hari ke Purbalingga. Kebetulan Senin adalah tanggal merah. Lagi-lagi aku harus naik bus ekonomi yang penuh sesak apalagi dihari libur seperti ini. Aku harus kembali berdiri sambil menunggu penumpang lain turun.

"Duduk, Mbak. Bawaan saya ngga banyak." Ucap seseorang yang aku tidak memerhatikannya.

"Terima ka...." Ucapanku terputus ketika melihat orang yang memberiku tempat duduk adalah Kak Yusuf, dan aku baru sadar jika dia adalah orang yang sama yang telah memberiku tempat duduk 3 bulan lalu pertama kali ke Semarang.

CINTAKU YANG BERMUARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang