Ladang

40 4 2
                                    

Syaquiena Syakilla, seorang gadis kecil yang cerdas dan cantik, Ia blasteran dari sang Ayah yang berasal dari Arab dan Sang Ibu dari Jawa, Ia memiliki seorang kakak Laki Laki bernama Muhammad Elldan Arvan.

"Habis  ini Kakak liburan semester, Nok mau jalan-jalan kemana?" Tanya Kak El pada Quiena, yang saat itu berusia 8 tahun," Nok mau jalan jalan ke Suatu tempat yang banyak pohonnya, Nok mau melihat tanaman baru yang nanti akan aku simpan di album ku ini" jawab Quiena dengan semangat dan menunjukkan album yang berisi gambar - gambar tanaman yang ia kumpulkan sejak umur 5 tahun. , "why?, kakak tadi mau mengajak Kamu ke Disney Land" "no, i'm noting like that, Nok suka lihat alam disana udaranya masih sejuk, ketika pagi Nok bisa melihat munculnya matahari yang sangat indah, mendengar kicauan burung yang sangat merdu, dan menemukan suatu hal yang baru " jawab Quiena panjang, Kak El pun kaget apa yang dijawab oleh adeknya itu "dimana Nok tau semua itu?", "Nok tadi baca buku judulnya - World Is my Have-", "ok jika itu yang Nok inginkan kak El mau izin ke Bunda dulu", Quiena tersenyum bahagia

Gadis kecil ini sangatlah pandai, ia lebih sering membaca buku yang seharusnya di baca anak diatasnya seperti sebuah artikel - artikel tentang dunia, ilmu pengetahuan alam, dan sejenisnya, ia jarang bermain baik itu smarthphone atau mainan pada umumnya. Ia paling suka mengerjakan yang berhubungan dengan angka, seperti math dan fisika

"Bun, kakak liburan semester mau ke Villa samping rumah kakek sama Nok , boleh bun?", Bunda pun mengangguk "Iya, mbah sekalian di tengokin mangkeh,", "nggeh Bun", Quiena yang mendengarkan itu bersorak gembira.

Mereka bersiap, membawa beberapa baju yang akan di gunakan saat disana nanti dan keperluan lainnya

***

Keesokan harinya

"Bun, kakak sama Nok pergi dulu ya", izin kakak "Assalamualaikum" salam dari mereka berdua "Waalaikum salam, hati hati bawa mobilnya kak, titip salam buat mbah", "nggeh Bun", mereka masuk ke mobil. Quiena melambaikan tangan ke arah Bunda
"Dada Bunda" teriak Quiena ke arah Bunda.
Bunda membalas dengan senyuman hangat nya.

Sesampainya di Villa mereka masuk dan menaruh barang nya di lemari, Villa yang mereka tinggali milik sang Ayah, yang saat ini sedang berada di Luar Negeri mengurus keperluannya.

"Nok, habis ini kita ke rumah mbah dulu nggeh...." titah kak El "nggeh kak, Nok ikut mawon", sesampainya di rumah Mbah "Assalamualaikum Mbah" "Waalaikumsalam, YaAllah Nok, El, masuk , mbah nembe masak, dereng makan to Nok?" Mbah dengan Antusias menyambut cucunya "nggeh mbah"

"Kakekkkkkkkkk" teriak Nok ketika melihat kakeknya keluar dari taman belakang, Quiena langsung memeluk erat kakeknya
"Ila, wonten nopo kok mriki?" "Nok mau ke tempat yang banyak pohonnya kek, Nok mau belajar alam kek" kakek tersenyum. "Hati hati nggeh...." awas kakek ke Quiena "nggeh kek", " ayo Nok, kek, makan dulu"

Seusai makan  dengan tawa khas mereka dan beberapa perbincanangan hangat yang mereka bicarakan terkihat sangat hangat sekali, Kak El menyampaikan salam ke mbah. "Nggeh mpun mbah, pulang dulu nggeh, Assalamualaikum" "Waalaikum salam" jawab mbah.

~~~~!

"Sekarang kita mau ke pohon itu kan kak" "iya Nok :)" "ok", 10 menit kemudian "ayo Nok turun !" nok turun dengan tertawa bahagia

"Ayo kak, kita kesa......., a-apa itu kak?","apanya ? Itu pohon pohon yang Nok inginkan toh ", Kak El melihat selain apa yang dilihat Quiena,  bingung melihat sikap adekknya itu, lalu Kak El menoleh dan melihat apa yang dilihat adeknya itu... "Astagfirullah" kaget Kak El "mereka ngapain kak?" Tanya Quiena polos "mereka mau menyalahgunakan pohon yang umurnya masih muda Nok, ayo kita cegah !!!" "Nok takut kak, Nok nggk mau" elak Nok," Nok lihat mereka, mereka mau merusak alam, apa Nok mau Alam nya rusak?" Quiena pun menggeleng "yaudah ayo kak, Quiena berani"

"Permisi pak, ini ada apa?" tanya Kak El sopan "heh !! kamu anak kecil ngapain disini, ini urusan orang dewasa kalian mana tau, sudah sana pergi", jawab pak Mandor seenaknya, "apa yang bapak lakukan?" ," ya kamu lihat sendiri, saya mau ngambil untung lah dari semua pohon yang saya tebang ini", "bapak nggk boleh seperti it..." "alah jangan sok sok an nyeramahin saya, kamu itu masih pelajar,  ya sana belajar jangan ganggu urusan orang tua, sudah sana pergi"

Pak Mandor itu memgusirnya "bapak mau ngapain Sama pohonnya,? " "heh, kamu itu masih kecil kenapa nggk belajar aja, nggangu orang kerja aja",  tiba tiba ada yang datang "apa apa an  kerja, dan kau anak kecil ngapain disini, sana pulang jangan ganggu pekerjaan kami", Kak El yang mendengar tersenyum sinis.

"Bapak pernah belajar tentang alam? Kalau iya kenapa bapa memotong semua pohon itu,  bapa hanya mememtingkan diri sendiri tanpa melihat dampaknya yang akan terjadi kedepannya.. " Quiena berucap memperingatkan sang bapak dengan suara kecilnya itu "kamu itu anak kecil, kenapa ceamahin saya, ini urusan saya, kenapa kalian yang ribut?"

"Bapak tau dengan menebamg pohon berlebihan, akan menjadikan kurangnya oksigen (O2) di dunia jadi bapa harus  men..." "masih banyak pohon lainnya" sela orang itu, "bapa ingat kalau menebag pohon menyebabkan tanah longsor, banjir, asap juga tidak bisa bersih nantinya, ingat semua itu hanya kebutuhan sebentar, lihat apa yang akan terjadi pada kedepannya",

"iya pak, bapa harus menjaga, melestarikan alam, tidak menebangnya sembarangan apalagi pohon yang di tebang ini sangat lah langka, yang ada pohonnya hilang lihat lah beberapa foto yang ada di album ini, hampir semua pohonnya itu hendak langka karena perbuatan yang dilakukan sama seperti bapa, menebang pohon tampa mengetahui dampaknya, dan sekarang lihat orang orang yang melakukan itu telah masuk ke penjara karena melanggar aturan tentang alam, apa bapa mau terjadi sperti itu? " jelas panjang nan lebar seorang gadis kecil bernama Syaquiena membuat bapa itu terbelak kaget dengan apa yang di ucapkan oleh Quiena, Bapa itu terpaku dan tidak tau dia akan berbicara apa, bibirnya terasa kelu untuk berucap membela, dirinya yang dikenal oleh karyawannya sebagai bapa yang tegas dengan seketika tidak bisa membela perkataan 'seorang gadis kecil'.

"Pa, ada apa ?" Tanya Kak El yang dibuat bingung  oleh si bapa, "Maafkan saya, saya tidak akan mengulanginya lagi, saya tau saya merasa bersalah, tapi saya tidak peduli semua itu, saya tau saya bersalah mohon jangan lapirkan hal ini pada pihak yang berwajib, tolong Nak jangan laporkan, Bapa trauma dengan semua itu" mohon si bapa dengan menundukkan kepalanya, Kak El yang lebih tinggi dari si Bapa pun merasa iba, Kak El menyuruh si Bapa agar tegak tak menatap sendu kakinya.

"Jangan memohon pada saya, mohonlah pada yang Berkuasa agar diberi kelancaran rezeki, sesuai dalil Hadist "Barang siapa menghidupkan bumi yang mati maka bumi itu baginya (miliknya)",dalam arti jika bapa menanam pohon, hasil yang bapa dapatkan nanti InsyaAllah bermanfaat untuk semuanya, untuk masalah pihak yang berwajib saya tidak ada niat untuk melaporkannya selagi bapa tidak mengulanginya lagi dan bapa harus berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi, atau saya akan bertindak tegas." Si bapa hanya menganggukkan kepalanya sendu, "Baiklah Nak, Bapa tidak akan mengulanginya lagi, bapa janji" Si Bapa tegap dan tersenyum kepada Kak El dan Quiena, Si Bapa memeluk erat Kak El " ya sudah ayo kak kita kembali jalan jalan menikmati suasana yang sangat indah ini, aku ingin mengambil beberapa gambar yang akan aku tempelkan nantinya" pinta Nok pada Kak El " bapa akan menemani kalian selagi bapa sebagai penduduk desa, Bapa akan mengasih tau tempat paling indah yang ada di desa ini"

Mereka bertiga berjalan menyusuri hamparan padi, pepohonan, melawati daun daun yang berjatuhan.

"Setiap orang berhak memiliki kebebasan, tapi jangan sampai kebebasan itu menguasai EGO mu!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Little GeniusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang