3. Telepon

4 0 0
                                    

"Guee.. "

"jawab atau gue matiin teleponnya"

"gue alvaro nenek lampir gitu aja marah dan lo gak usah mau tau gue dapet no lo dari siapa"

"gak sopan lo udah ganggu waktu istirahat gue dan manggil gue nenek lampir lagi kmvrt, gak penting juga gue harus tau lo dapet no gue dari siapa, dan lo ada apa telpon gue"

"gue seneng lo ngomong banyak ke gue ra, pengen mastiin aja, takut nomer tukang pembersih wc bukan nomer lo"

"seneng di lo gak seneng di guenya, ya kali no tukang pembersih wc, hehehe"

"lo ketawa ra, baru kali ini gue denger tawa lu trakhir waktu smp dan itu juga... "

"al gue ngantuk, besok lagi aja"

yura langsung memotong ucapan alvaro dan langsung memutuskan telepon dengan sepihak, yura sudah paham arah pembicaraan alvaro akan kemana jadi dia lebih baik memutuskan sambungannya. Setelah mematikan telepon dari alvaro yura langsung tidur karena waktu sudah malam.

Kringg...  Kringgg
Suara jam alamr yura berbunyi dan waktu menunjukkan jam 05.30 alhasil yura langsung cepat lari ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya sebelum pergi ke sekolah. Untung yura sudah menyiapkan barang yang akan dibawa hari ini, yura langsung turun kamarnya.

"mah pah yura berangkatt"

"sarapan dulu yura, nanti kamu sakit"

"iya mah nanti yura sarapan disekolah, dahh samlikum"

"dasar susah dikasih taunya anak siapa sih kamu"

"anak kamu mah, kan kamu yang ngelahirin dia" ucap ayah yura

"anak kamu juga ya pah, kalo gak ada kamu yura gak bakal lahir didunia ini"

"iya juganya mau bikin lagi gak biar yura ada mainan dirumah" ucap ayah yura

"apaan sih pah, inget umur udah. Anak itu hadiah bukan mainan" ucap mamah yura sambil membereskan tempat makan tadi.

Yura sudah sampai disekolah, yura melirik jam tangan kecil yang melingkar ditanganya yang menunjukkan pukul 06.35, semua panitia sudah ada diskolah tapi peserta belum.

"ke pagian sepi, ke siangan cape. Mending gue baca wattpad lanjutin yang kemaren" yura mengambil hapenya dan mulai membaca.

"yuraaa..." ucap icha

"berisik lu, coba deh tutup mulut lu gue lagi asik baca nih"

"euyo keu lapeungeu, seuolnya.. "

"lu kalo mau ngomong buka mulutnya biar gue gampang ngerti"

"tadi lu bilang suruh nutup mulut, gue udah nutup mulut malah disuruh dibuka"

"pelajaran aja pinter lu, tapi nyimak perkataan gue aja susah banget"

"tau ah, lu mau bareng gue ke lapangnya kalo enggak gue duluan"

"barenglah kitakan besplen cha, hehe"

"bodo amat mau besplen, balpen, pulpen juga gue mau duluan k lapangnya" ucap icha sambil keluar ruangan yura.

Sekarang yura sudah ada di lapang, aneh biasanya yura kuat upacara tapi skarang kenapa semua terlihat buram dan kepala yura juga pusing banget.

"ra, lu sakitnya ke pmr aja biar gue panggilnya pmrnya" ucap icha

"gaklah masa cewe sekuat gue sakit, hehe"

"tahan ya, bentar lagi juga udah kok, setelah upacara selesai gue anter lo ke ruangan"

"iya deh iya, terserah lu cha"

Setelah selesai upacara icha langsung memengang tubuh yura, karena yura kelihatan sangat pucat dan lemas. Setelah mengantarkan yura ke ruangan icha langsung ke ruangannya. Bel masuk sudah berbunyi dan para pendamping sudah datang untuk memberi pengarahan saat ingin dimulai yura ijin untuk ke uks karena kepalanya sudah sangat pusing.

"kak, aku ijin k uks ya kepala aku pusing banget"

"muka kamu pucet banget, mau kakak antar ke uks"

"gak usah kak aku bisa sendiri kok, makasih kak"

"hati-hatinya"

Yura meninggalkan ruangan dan saat beberapa langkah penglihatannya buram dan semua menjadi gelap.

Brugg..
Bukan buah mangga sekolah yang jatoh tapi yura pingsan.

*jangan lupa tinggalkan jejak:3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boyfriend at once PatnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang