Red Tulips🥀

2.5K 401 48
                                    

🥀PETALS🥀


Jisung menatap apartemennya dengan bangga. Minho akan berkunjung dan ia sudah merapikan serta membuat apartemennya terasa nyaman.

Ini bukan pertama kalinya Minho datang ke apartemennya, tapi ini pertama kalinya Minho datang dan Jisung sadar akan perasaannya pada pria tampan tersebut. Jadi ia ingin membuat semuanya spesial.

Ia duduk di pinggiran kasurnya. Membayangkan betapa indahnya bila ia bisa bersama laki laki malaikat kesayangan Jisung itu.

Ia membayangkan bila mereka berdua berjalan bersama di bawah langit berbintang. Membayangkan bila mereka makan satu piring berdua.

Membayangkan kan bagaimana Minho akan menciumnya dengan latar belakang kembang api yang menyala.

Pipinya mendadak memanas.

"Astaga Jisung, sadarlah!" Jisung menepuk nepuk pipinya untuk menyadarkan dirinya sendiri.

Kini, ia merasa tenggorokannya kembali mencekik. Namun dengan lebih lembut, bahkan terkesan pelan.

Ia melangkah ke kamar mandi. Dan diam di depan wastafel. Baru saja ia membuka mulutnya, kelopak bunga merah dengan ujung merah muda keluar dari mulutnya.

Jisung terkejut, tak biasanya bunga di dalam tenggorokannya keluar dengan sangat mudah. Lamunannya terhenti ketika ia mendengar suara ketukan di pintu apartemennya.

Dengan tergesa, ia membuka pintunya. Baru saja ia ingin berbicara, namun ia urungkan. Matanya tak bisa berhenti menatap Minho yang kini berada di hadapannya.

Dengan wajah setengah mengantuk, Hoodie hitam berisi gambar ketiga kucingnya di bagian depan dan celana training hitam, Minho benar benar imut.

Jika saja Jisung tidak sadar diri, mungkin ia akan memeluk Minho, mengecup bibirnya, menariknya ke kasur, dan cuddle seharian.

"Em.... Masuk Kak. Anggap rumah sendiri." Jisung menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tanpa menjawab, Minho berjalan sempoyongan dan hampir saja terjatuh. Untung saja Jisung dengan sigap menangkapnya. Posisi mereka sangat....dekat.

Jisung menangkap tubuh Minho, terlihat seolah olah ia memeluk Minho.

"Aku ingin cuddle saja Ji, tidak jadi menonton film. Toh, kita tidak akan menontonnya juga." Minho berujar pada Jisung.

Ia bahkan tidak peduli bahwa Jisung terlihat seolah olah memeluknya, ia malah menarik pinggang Jisung dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher di manis.

"Ah... Em.... Eh.... B-baik. T-tapi Kak Minho h-harus cuci m-muka dulu" Jisung menjawab dengan gugup. Napas Minho terasa sekali dilehernya dan tanpa sadar ia sendiri menahan napas.

Tanpa berkata, Minho menganggukkan kepalanya dan melangkah ke arah kamar mandi.

Tak sampai lima menit, Minho keluar dari kamar mandi dan menarik Jisung lalu menjatuhkannya dikasur.

Dengan setengah sadar, Minho menarik Jisung dan memeluk pinggangnya. Jisung yang tak siap hanya bisa tersipu dan ikut memeluk leher Minho.

Jisung mendengar Minho mengatakan sesuatu, entah ia masih sadar atau tidak. Bibirnya mengucap kalimat yang sangat ingin sekali Jisung jawab.

"Ji, apakah kau sedang jatuh cinta?. Aku lihat ada kelopak bunga di wastafelmu yang memiliki arti bahwa kau sedang jatuh cinta. Siapa orangnya Jisung?"

Jisung kembali mengingat tentang bunga yang keluar dari tenggorokannya.

Kelopak bunga.

Tulip merah.
Red Tulip.

Yang memiliki arti deklarasi atas cinta.

🥀PETALS🥀


Seandainya kamu tau Jisung cinta sama kamu ho :')

Petals ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang