l h ic

267 33 18
                                    

Gadis bersurai hitam sebahu itu berjalan angkuh menyusuri lorong menuju kantin.  Jika ditanya dengan siapa ia pergi,  maka jawabannya sendiri.

Callie Natasya bukan tidak memiliki taman,  namun Callie hanya tidak menemukan teman. Sebagian teman yang mendektai Callie hanya akan memanfaatkan popularitas Callie di Nusa Biru. 

Bagi Callie,  semakin lo dewasa maka makin dikit teman lo.  lo akan semakin gak tau arti temen lo saat ini. 

Sejak dulu,  Callie terkenal dengan keangkuhaannya. Apalagi saat berjalan menyusuri lorong seperti kali ini. Ia sudah biasa menjadi perhatian banyak orang. 

Namun sepertinya orang di hadapannya ini tidak biasa mendapatkan atesni dari seluruh penghuni kantin.

"M ... maaf, Kak," gadis yang mengenakan kaca mata bertengger di hidungnya itu hanya bisa menunduk gemeteran.  Ia tau mencari gara-gara dengan seorang Callie Nataysa bukanlah hal yang baik untuk kelangsungannya bagi masa depannya di Nusa Biru.

"Aku ti ... dak sengaja." Serius,  ia masih anak baru, masih kelas sepuluh. Untuk apa sengaja mencari keributan yang jelas-jelas tidak baik untuk ketenangannya. 

Dini benar-benar tidak sengaja menumpahkan minuman jusnya, yang mengakibatkan seragam Callie berubah warna menjadi orange.

Callie menghela napasnya.  Orang-orang mulai menfokuskan dengan apa yang terjadi,  dan mulai menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh seorang Callie Natasya terhadap gadis culun berkata mata,  Dini. 

"Lo ngomong sama siapa? Hah?"

"Sama ka ... kakak," ucap Dini semakin gemetaran.  Jujur,  ia semakin takut dengan bisikan orang-orang di sekelilingnya yang mengatakan bahwa Callie tidak akan melepasnya begitu saja.

"Oh,  ngomong sama gue?" tangan Callie memengang dagu Dini,  membuat gadis malang itu menatap kedua mata nyalang Cellie. 

"Kalo ngomong sama gue,  liat mata gue dong.  Bukan liat ke bawah.  Lo minta maaf sama sepatu gue, hah?!"

Demi apapun. Demi kerang ajaib yang tidak pernah Dini percayai, Callie benar-benar menyeramkan. 

"Maaf kak,  aku gak bermaksud."

"Bersihin seragam gue. Jangan pake tisu. Pake seragam lo!"

Semuanya orang mulai berbisik-bisik membicarakan betapa teganya Callie pada gadis itu.  Callie tidak pernah peduli dengan judgement iblis yang selalu melekat padanya.

Dini terbelalak. Ia bisa saja melepas seragamnya.  Tidak masalah karena Dini memaki kaos sebagai daleman.  Tetapi,  Dini tetap tidak bisa melakukannya.

"Tapi,  Kak,"

"Gak ada tapi-tapian.  Cepetan,  atau hidup lo gak akan tenang di sini."

Bagimana ini? Hidup Dini benar-benar terancam. Denagan sekali napas,  Dini mulai melepas kancing seragamnya secara lambat.

"Lo minggir."

Seseorang dengan tiba-tiba menggeser  Dini. Ia sedikit tersentak karena cara menggesernya cukup terbilang kasar. 

Namun, yang cukup mengejutkan bukanlah itu. Laki-laki yang tidak Dini ketahui itu dengan tiba-tiba melepas seragamnya, "Bisa gak sih lo berhenti jadi sok penguasa?"

Dia,  seseorang yang tidak Dini ketahui telah menyelamatkan dirinya dari Callie Natasya. 

Begitu dengan Callie yang juga tersentak kaget saat mengetahui seorang Arion Gwitama tiba-tiba membersihkan seragam Callie menggunakan seragamnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tenderness | ft. AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang