"Kamu tahu apa yg terjadi pada anakmu ini? Apa baru kali ini dia melakukan hal itu?"
"....."
"Terus terang ini diluar keahlian saya, saya tidak bisa mengananlisis hal hal yang berbau meta."
"Lantas? Bagaimana anak saya? Apa saya harus membiarkannya tumbuh dewasa dengan hal yang sepeti itu didalamnya?"
"Saya tahu saya adalah seorang dokter. Tapi sudah sangat jelas bahwa itu bukanlah suatu penyakit. Anak anda memiliki sebuah hadiah yang tak terduga, yang belum tetntu orang lain mendapatkannya."
"Dok, saya mohon..."
"Maaf bu, pak. Lebih baik anda mendatangi praktisi paranormal untuk hal ini."
Kedua orang tua itupun pulang dengan tangan kosong bersama anaknya menuju rumah kecilnya.
Lima belas tahun berlalu sudah, Shela menjadi tua kini, Saskara pun telah memulai sekolahnya di SMP kelas 3. Semua nampak berlasung normal dengan kehadiran Saskara sang buah hati. Namun tidak pada Saskara, ia kini selalu menyendiri dan pendiam.Tidak sedikit temannya di sekolah mencelanya dengan sebutan "Aneh" disekolahnya karena sifatnya itu. Malam itu Shela menghampiri anaknya yang sedang melamun di jendela kamarnya sambil menatap langit yang gelap. "Shilla, mengapa kamu melamun nak ?" Tanya sang ibu. "Tidak apa apa mama, Shilla hanya bingung. Mengapa teman-teman begitu jahat kepadaku?" Jawab Saskara. Mata ibunya berkaca-kaca setelah mendengar pertanyaan itu. "Sudahlah saying, jangan terlalu dipikirkan, ada mama dan papah yang selalu saying kepadamu.". "Entahlah ma, Saskara mungkin memang aneh". "Tidak sayang . . ." Tiba-tiba Shela menangis sambil menatap Ashilla karena bingung harus menjawab apa. Untuk mengalihkan pertanyaan Saskara, Shela segera memeluk anaknya yang polos itu. "Sudahlah nak, sekarang kita makan malam ya, mama sudah menyiapkannya dan papah sedang menunggu dibawah.". Saskara beranjak dari tempatnya duduk dan pergi ke ruang makan bersama Ibunya.
Mentari mulai menerangi hijaunya bumi, Saskara terbangun dan bersiap untuk pergi kesekolah. Setibanya di sekolah, Saskara langsung masuk kelas dan membaca buku sambil menunggu bell sekolah berbunyi. Waktu istirahat tiba, Saskara mengeluarkan kotak makanan dari tasnya. Baru saja ia membuka tutup dari kotak makanannya itu, ada seorang laki laki yang meminta makanan yang dibawanya. Saskara tak mengeluarkan satu patah kata pun untuk menjawab permintaan laki laki itu. Lelaki itu meminta lagi kepada Saskara dengan nada yang sedikit keras. Saskara dibuat kaget oleh nada lelaki itu, reflek ia melemparkan sesendok nasi yang di ambilnya ke muka lelaki itu. Dengan hati yang mau dan tak menerima perlakuan dari Saskara, lelaki itu menuangkan sebotol air mineral kedalam kotak makanan milik Saskara, sehingga makanannya kini bercampur dengan air. Apa daya , Saskara kini tak bisa memakan makanan yang sudah bercampur itu. Selesai sudah waktu istirahat dan kini waktunya pelajaran biologi di laboratorium, Saskara membawa buku pelajrannya ke ruang laboratorium untuk meneliti organ tubuh yang terdapat pada hewan katak. Saskara duduk sendiri karena tidak ada yang menemani. Setengah jam berlangsung, tak lama saat guru biologinya yang bernama Bu Asti keluar kelas, teman laki-laki yang super jahil bernama Kevin memulai aksinya untuk menakut-nakuti Saskara dengan katak penelitian itu. "Saskara! Tangkap ini!" Ucap Kevin sambil melemparkan katak pada Saskara. Saskara yang ketakutan dan kaget langsung meloncat dan terjatuh, kepalanya terbentur ujung meja yang tumpul itu dengan keras hingga kepala Saskara berdarah. Saat kepala Saskara terbentur, mendadak lampu di ruangan itu pecah satu persatu, Saskara pingsan tak sadarkan diri untuk beberapa saat. Di ruang kesehatan sekolah ia kini terbangun di dampingi Bu Asti, Saskara di ajak untuk ke ruang Bimbingan Pelajar dan menerangkan semua yang terjadi tadi di laboratorium. Setelah menerangkan semuanya, Kevin dipanggil untuk ke ruang Bimbingan Pelajar. Mulai munculah dendam Kevin kepada Saskara sejak kejadian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
HorrorDendam, ya semua cerita ini tentang dendam seorang wanita kepada orang-orang yang sering menghina dirinya. WARNING // PERINGATAN. Cerita ini mengandung unsur graphic, kekerasan dan dewasa.