PART 01

228 21 12
                                        

Everything is up to you.

[Sakura]
.
.
.
.

Hidup dikeluarga yang memberikan kasih sayang penuh kepadamu adalah suatu anugerah terindah yang diberikan tuhan padaku. Memiliki seorang ayah yang selalu memberikan perhatian kepadaku, dan seorang ibu yang selalu memberikan ucapan bangga padamu setiap malam, dan jangan lupakan adikku yang manis itu.

Hari ini seperti biasa, aku pergi kuliah bersama adikku—Shizuka, sebenarnya dia ada kelas pada pukul 8, tapi karena ada tugas yang harus dia selesaikan, dia memilih berangkat pukul 7, bersamaku tentunya.

Lamborghini berwarna putih gading milikku berjalan dengan kecepatan sedang. Didalam mobil hanya terdengar berita pagi radio yang Shizuka putar, walaupun tidak ada percakapan, namun sepertinya aku cukup menikmati keheningan ini, walau suara radio membuat keadaan tidak bisa dibilang hening.

"Kak." Panggil Shizuka kepadaku, aku hanya melirik singkat sebelum kembali fokus pada jalanan.

Shizuka yang mengerti arti lirikan singkat itu segera melanjutkan perkataannya. "Bagaimana rasanya memiliki kekasih?"

Aku kembali meliriknya, kali ini dengan tatapan heran, "Kau bertanya padaku, aku saja tidak memiliki kekasih." Jawabku.

Shizuka menggeleng, "Tidak, maksudku kau dan Shikamaru? Ah! Setidaknya kau sudah berpengalaman."

Aku tersenyum sejenak, "Kau sudah besar ya. Siapa?"

Shizuka kembali menggeleng kali ini dengan dengusan kesal, "Aku hanya bertanya kak."

Aku mengangguk. Wajahnya sangat menggenaskan."Yah seperti itu, kalau dalam pacaran tipe kami, maksudku aku dan Shikamaru, hanya saling mengirim kabar."

Dan kulihat Shizuka menatapku heran, "Tidak ada kencan?"

Aku menggeleng, "Menurutku itu terlalu labil, dan remaja sekali, Shikamaru juga berpikir begitu."

Mobilku kini berhenti diparkiran, dan dapat kudengar Shizuka yang menghela nafas,

"Hah~ benar, kakak punya pemikiran yang sangat dewasa." Gumamnya yang membuatku mengerutkan kening.

"Hm?

Shizuka menggeleng, "Tidak-tidak, sampai nanti. Aku ada 4 Kelas, kalau kakak sudah selesai kelas kakak bisa pulang terlebih dulu."

Aku mengangguk, Shizuka segera keluar dari mobilku. Aku mengambil tas selempangku, lalu membawa 2 buku tebal didepan dada. Saat aku keluar banyak yang menatapku kagum. Aku hanya tersenyum tipis saat ada yang menyapaku.

Ya dengan kaos berlengan pendek berwarna hitam dipadukan dengan rok ketat yang juga berwarna hitam, cukup membuat diriku terlihat dewasa. Ditambah dengan heels 10 cm yang membuatku lebih tinggi, rambut pinkku dijepit disisi kanan dan sisi kiri yang menutupi wajah sampingku.

"Hai Sakura." Aku menoleh kekiri dan tersenyum tipis melihat senior ku yang bernama Kakashi, dia berjalan kearahku.

"Hai senior." Kakashi mengangguk sambil tersenyum tipis lalu berjalan melewatiku. Aku menghela nafas lalu mengambil ponselku dan membukanya,  melihat 4 notifikasi yang berasal dari Ino—sahabatku.

InooY

Sakuu [07.21 AM]
Temui aku dicaffe Ichigo[07.21 AM]
Kalau sudah selesai kelas[07.23 AM]
Okee[07.24 AM]


Aku kembali memasukkan ponselku dan berjalan menuju kelas.

.
.
.

[Shizuka]

Aku mengaduk jus lemon yang baru kupesan tadi. aku sebenarnya sedang menunggu Hinata, tapi sepertinya dia sedikit terlambat. Aku mengingat percakapan tadi dimobil.

Kakak berpacaran dengan Nara Shikamaru sudah 2 tahun, kakak bilang dia jarang bertemu Shikamaru, hanya mengirim pesan biasa. Apakah itu yang membuat mereka putus? Yaitu bermain dibelakang karena jarang bertemu?

Ya ya ya. Jarang bertemu tidak masuk dalam kategori saling percaya bukan?

Aku tersenyum puas. Biarlah aku beranggapan seperti itu, walau belum tentu benar, tapi dari pada memikirkannya, atau bertanya pada kakak? Itu ide yang buruk.

"Hai Shizu, maaf aku terlambat." Hinata akhirnya datang, dia duduk dihadapanku.

"Hm, tak apa. Pesanlah dulu." Hinata mengangguk lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan.

"Jus mangga satu." Pelayan itu mengangguk mendengar pesanan Hinata, lalu berlalu pergi.

Kini perhatian Hinata kembali padaku, "Jadi kau sudah tanyakan pada kakakmu?"

Aku menghela nafas, kemudian mengangguk. Hinata menatapku dengan senyum puas. "Lalu, apa?"

Aku tersenyum miring, "Saling mengirim kabar."

Senyum puas diwajah Hinata luntur, "Apa? Saling mengirim kabar? Tidak ada yang lain?."

Aku menggeleng. Hinata menganggukkan kepalanya, lalu menepuk pelan bahuku, "Kita bukan kategori manusia dewasa, kita labil. Yah lagipula saling mengirim kabar cukup romantis."

Aku menoleh, menatap jalanan dibalik jendela kaca. "Aku penasaran, sejauh mana kisah percintaan kakak."

"Justru aku lebih penasaran padamu! Kau sulit ditebak." Hinata menyahut pelan.

Aku tersenyum tipis, "Hinata, carikan aku pria."

.


.

~TBC

Everything Is Up To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang