"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali"
~Whitely Salista~
....
"HEEEEEIIIIIIII...!!!! Berhenti kalian!!!" pekik Bu Rika, sambil mengejar kedua murid yang baru saja ketahuan mengendap endap dari belakang pos satpam.
"Sebentar buu...kami berdua pemanasan dulu. Hahahaha" ujar salah satunya diikuti gelak tawa dari keduanya.
Bu Rika diam ditempat, menggelengkan kepala sambil mengelus dada. Entah ia pun bingung tak tau cara apa lagi yang akan dia lakukan untuk mengatasi dua siswi bandel ini. 'Huhhh dasar anak jaman sekarang mau enaknya aja, untung ngga punya penyakit jantung' batinnya•••••
"Duh...cape banget gue gila" ujar whitely yang sedang menyeka keringat di pelipisnya sambil terkekeh. "Emang rada sinting tuh si Burik, udah tua juga, masih kuat aja lari larian ngejer kita." Balas Anjana kemudian diikuti gelak tawa mereka berdua yang semakin pecah.
Dan ya,, saat ini mereka tengah berada di toilet. Sekedar untuk mencuci muka setelah merasa lelah lari larian tadi, yang mereka sebut itu pemanasan. Mereka adalah dua sejoli yang tak terpisahkan, kemana saja pasti terlihat berdua. Dimana ada kesulitan, disitu ada jalan. Eh kok? ah author salah. Dimana ada Whitely disitu ada Anjana. Terlebih Whitely dia sangat bahagia mempunyai sahabat seperti Anjana, yaaa walaupun otaknya juga sedikit bengkok, tapi dia adalah penambah manis di kehidupan Whitely.
Seperti nama mereka White dan Anjana. White itu putih, dan Anjana itu Hitam. Putih dan hitam, warna yang bertolak belakang tapi dapat saling menyesuaikan. Seperti halnya Whitely dan Anjana kehadirannya dapat memberikan warna baru untuk orang lain disekitarnya.
Anjana berjalan di depan dan Whitely mengikutinya. Mereka keluar dari toilet setelah sekian lamanya, dan berniat langsung kembali ke kelas. Anjana menghentikan langkahnya tiba tiba sehingga Whitely yang ada dibelakang menabrak tubuhnya.
"Jana ish... lo ngapain sih ngerem ngedadak gitu" dan yang semakin membuat Whitely kesal adalah, Anjana tak membalas ucapannya dan malah melongo ke arah lapangan yang dipenuhi siswa yang sedang dihukum karena terlambat.
"Ley, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?" Anajana menepuk nepuk pipi Whitely pelan, dengan pandangan tetap tertuju pada segerombolan kaum adam itu, dan tanpa berkedip."Ya ampun...Janaa, lo mau kita juga kena hukum kaya mereka hah? bego jangan dipelihara dong!" Whitely terlihat panik dan heran, bagaimana bisa Anjana malah berhenti di samping lapangan yang sedang dipenuhi siswa terlambat.
"Kaburrr yuk, Na'....buruaan keburu si Burik liat kita, inget Na' inget kita juga terlambat bego!" Whitely geram dengan perempuan satu ini. Dia sudah mencubit lengan Anjana, tapi? dia sama sekali tak mengindahkan ucapannya.
Mereka kemudian berlari, setelah Whitely menarik tangan Anjana secara paksa. Belum sampai lima langkah Bu Rika sudah melihat mereka dan memanggilnya
"Ley.....Anjana....!!!!"
"Kesini kalian, kalian juga harus ibu hukum!" Bu Rika menaikkan nada bicaranya.Whitely dan Anjana berhenti dan menoleh bersama. Sebenarnya mereka berencana untuk kabur lagi seperti tadi, tapi didepan mereka kini sudah berdiri Pak Tejo, guru termengerikan sepanjang masa. Mau tak mau mereka pergi menghampiri Bu Rika.
Dihadapan Bu Rika, mereka berdua hanya cengar cengir, sambil menggaruk tengkuknya. "Kalian ini ya, ibu capek capek kejar kalian tadi pagi, sekarang mau kabur lagi ha?"
"Heheeehe engga bu kita sebenernya mau ke sini cuma muter dulu kan" jawab Whitely
"halahh...bilang saja kalian takut sama Pak Tejo"
"Sudah... sekarang kalian berdiri di sebelah siswa disana, hormat bendera sampai jam 12!." Whitley dan Anjana hanya bisa pasrah kali ini.Whitely berdiri di paling ujung sebelah Anjana, sedangkan dia berdiri di sebelah seorang siswa yang diyakini bernama 'Alba Erlangga'
"ehm ehmm... kayaknya warna hitam sama putih cocok ya kan? Kaya Alba dan Anjana, Hitam dan Putih.. cocok kan?" ucap Anjana. sambil menyenggol Alba dengan sikunya. Tapi Alba hanya diam tak merespon Anjana dan malah melirik ke arah Whitely.
"Cinta ditolak emang ngga enak...asek.. asek..Cinta ditolak emang ngga enak." Whitely bernyanyi seperti itu berniat untuk menyindir sahabatnya itu.
- 12.03 -
"Lo masih mau liatin dia? atau mau ke kelas bareng gue?" "Yaudahh terserah, gue sendiri aja ke kelasnya." Whitely meninggalkan Anjana karena dia sama sekali tak mengindahkan ajakannya.
Saat sampai, Whitely langsung masuk begitu saja karena memang tak ada guru yang mengajar, dan kata Rendi sang ketua kelas, jam pembelajaran siang ini kosong karena guru guru sedang melakukan rapat. --Sekali lagi gue tegasin jamkos genggggg!
Belum lama Whitely duduk, sambil menidurkan kepalanya di meja, Anjana datang dengan teriakan nenek lampirnya.
"Leeeeeeeyyy!!! ishhh monyet emang. kenapa lo ninggalin gueee sih?" beonya dengan melipatkan tangan di depan dada.
"Dih, peduli amat... lo juga sih kalo udah liat yang bening dikit aja mata lo melotot. Beda tuh kalo lo liat catetan Matematika di buku gue."
"Eh tapi ya ley, dia itu beda"
"Serah"
"Ah loo sih sukanya gitu, kenapa sih kalo gue bahas cowo dikit langsung sewot?"
"Nggak ada"
"Awas lo kalo ada apa apa ngga cerita sama gue"•••••
Suara yang ditunggu tunggu oleh para siswa pun berbunyi. Dengan sekejap gerbang sekolah SMA Prapanca yang tadinya sepi langsung penuh terisi oleh kendaraan para siswa yang ingin segera pulang .
Tak terkecuali Whitely dan Anjana. Mereka duduk di bangku dengan meja, didepan kelas untuk menunggu driver ojol. Sambil memakan bekal yang tidak sempat mereka makan.
Braaaakhhhh!!!!
Whitely batuk batuk kecil, tersedak makanannya saat kaget mendengar suara gebrakan meja yang berasal dari Anjana.
"Shit! kurang ajar lo Na' kalo gue sakit jantung, gimana coba? Terus kalo gue mati gimana? Gue mau punya anak kembar 5 ucul dulu.!! ishh.." beo Whitely panjang kali lebar kali tinggi bagi dua, Yang hanya dibalas cengiran oleh Anjana.
" Ah apa banget dah lo! alay kali lebay tau ngga?" "hahahaha"
" Liat deh Ley, Artasya ganti cowo lagi, gila tuh orang." lanjut Anjana
Whitely mengerutkan keningnya, kemudian melihat apa yang diperlihatkan oleh Anjana dari hp nya.Kening Whitely bertambah mengkerut, hatinya tiba tiba ingin mecelus dari tempatnya. Anjana masih belum melihat perubahan wajah Whitely, ia masih fokus dengan hp-nya.
"Gila, mau aja tuh cowo sama si Piala bergilir sekolah dih!" ujar Anjana.Tanpa disangka, tanpa di rencana, tanpa di undang, dan tanpa disadari, cairan bening menetes dari mata indah Whitely.
-
-'Secepat itukah?'
'Atau?'
-
-'Bagaimana bisa?'
-•••••
Eheheheh:v
Noob? iya, Gaje? iya, Banyak kesalahan? tentu saja:(
-
-
Makanya kalian votment yang banyak ya:)+1000 word woiii😂
daya imajinasiku lancar kali ini:v(^‿^✿)
sampai jumpa:v