1

2 0 0
                                    


Sebuah kampus swasta mulai di padati mahasiswa yang bergegas masuk ke dalam ruang kelas masing-masing, membuat suasana gedung jadi sedikit lebih ramai dan padat oleh tawa dan obrolan dari masing-masing pelakunya.

Hari yang cukup cerah tapi sangat membosankan bagi mahasiswi bertubuh tinggi semampai penghuni kelas jurusan Manajemen SDM di semester 1, ia mulai bosan dengan lingkungan kampus. Apalagi mengingat ada dua gadis lain yang selalu mengusik hidupnya.

Meski tak mau ambil pusing, ia sangat terganggu dengan keberadaan mereka. Pernah suatu waktu, kakinya di jegal hingga terjatuh di area tangga. Untung saja hanya luka memar, jika sampai berguling menuruni anak tangga mungkin beberapa bagian tubuhnya akan cedera.

Padahal ia masih terbilang sangat baru dan menginjak bulan ke-5 di kampus yang berukuran lumayan besar dengan banyak fakultas memuaskan.

Hannah Titan Soraya, mengabaikan dua gadis yang sudah duduk di depan perpustakaan dan memberi tatapan mematikan padanya. Ia pura-pura tidak melihat dan melewati tanpa menyapa sedikitpun, padahal salah satu dari mahasiswi tersebut adalah kakak tingkatnya. Hannah akan menghormati seseorang yang menurutnya pantas di hormati.

Rangkulan kuat mendarat di sekitar lehernya, Hannah tersenyum simpul menyambut sang kawan yang datang dari arah berlawanan. "Pagi cantik" sapanya yang membuat Hannah merinding geli, "jadi gimana?"

"Ah gue males banget prom nanti pasti berasa gue yang jadi babu lu" Gadis bernama Cherish itu adalah teman dekat Hannah di kampus, "kok gitu?"

"Lu itu selalu cantik walaupun cuma pake kemeja polos sama kaos polos begitu, lah gue mau di dandanin kayak apa juga gak bakal bisa nyaingin elu Han" Cheris memang mengatakan sebuah fakta, Hannah selalu tampil menawan meski penampilannya terkesan tomboy.

Bentuk wajah dan postur tubuhnya yang tinggi membuat kesan tersendiri meski hanya olesan tipis bedak tabur yang selalu ia gunakan, bibir tebalnya ia olesi lip tint cokelat yang selalu cocok dengan pakaiannya.

"Yaudah kalau gitu gue gak bakal dateng pas prom nanti" Cherish malah merengek ketika Hannah mengatakan hal itu, "gak bisa dong, lu itu udah jadi kandidat terkuat sejak hari pertama ospek. Dan gue gak mau gelar Prom Queen jatuh kepada nenek sihir itu" Cherish menunjuk sisi lain dengan dagunya kesal.

Hannah hanya mengangguk singkat membuka lokernya, mengambil beberapa buku yang diperlukan dalam kelas pertama. Hingga sebuah amplop kuning terjatuh dan langsung di  pungut oleh Cherish dengan semangat.

"Apaan nih?" Tanya Cherish yang membuat Hannah hanya mengangkat bahu, "jangan-jangan lu punya penggemar rahasia?"

"Idih, masih jaman ya sekarang pake surat kayak gini?" Komennya bergidik, "coba deh buka, lagian gak aneh kok kalau elu ada yang suka. Wajar kali"

"Nanti aja bacanya, mending buru ke kelas" ajak Hannah meletakkan amplop itu kembali ke dalam loker.

Mereka berjalan melewati kelas tingkat atas yang membuat Cheris curi-curi pandang hingga cekikikan sendiri seperti orang kerasukkan, Hannah menggeleng lemah melihat sikap rekan dekatnya yang selalu seperti itu.

Bagaimana tidak?

Baru saja mereka melewati kelas yang dihuni oleh mahasiswa semester 3, salah satunya adalah gebetan Cherish. Hubungan kedua sejoli itu masih sebatas bertukar pesan via aplikasi chatting, melempar perhatian seperti layaknya sepasang kekasih. Tapi pada kenyataannya mereka masih tidak memiliki kejelasan dalam hubungan.

Wajah Cherish berubah masam ketika berpapasan dengan lelaki pendiam yang baru saja mengenakkan kacamata kotak, "biasa aja dong mukanya, kayak minta di tonjok gitu" guyon Hannah pada Cherish setelah lelaki itu menjauh, "gue heran kenapa dia jadi tambah ganteng setelah putus dari gue"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy ValentineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang