'What could be awaiting at the end of the road that I have to walk through?Will you smile for me when I've tried hard?
I might be lacking but I ask a favor
Call me as if you were supporting me'
-fromis_9; To Heart-
11.
Seungyoun menolak untuk menyebut agenda mereka kali ini sebuah 'traktiran'. Yang ia lakukan sekarang murni hanyalah upah khusus untuk Eunsang yang terpaksa ia turunkan ke lapangan di hari libur. Tanpa tanggung-tanggung. Eunsang diajak menuju sebuah restoran Italia yang cukup ramai di sana. Eunsang menyesal tidak berbusana lebih mentereng untuk hari ini.
"Bapak yang bayar, kan?" Eunsang berusaha memastikan itu sekali lagi. Tidak mungkin tabungannya cukup untuk makan di restoran, apalagi setelah terseret denda selisih kemarin.
"Iyaa. Cepet pesen," perintah Seugyoun yang fokus pada layar ponselnya.
Seperti diberi lampu hijau, Eunsang dengan senang hati memesan berbagai jenis makanan. Dari mulai salad, pasta kepiting, bacon, dll. Kalau sudah makan banyak begini, Eunsang hanya bisa makan roti isi saja untuk nanti malam. Kalau perutnya terlalu penuh, Eunsang tidak bisa meneruskan niatnya untuk berhubungan seksual bersama lelaki di grindr tadi. Banyak makanan, akan memproses banyak feses, dan jangan sampai lubang keemasannya belepotan di hadapan lawannya. Itu akan sangat memalukan, sekaligus menjijikan.
'Otak bangke, mending fokus makan aja dulu lahhh!'
Seungyoun dan Eunsang betulan menghabiskan makanan mereka dalam diam. Sejujurnya, Eunsang sendiri berkali-kali ingin membuka sebuah topik untuk dibahas. Hanya saja ketika melihat raut serius Seungyoun pada ponselnya membuat Eunsang urung. Bosnya itu baru juga makan satu suapan, sudah harus beranjak pada ponsel karena sebuah panggilan.
"Mending makan dulu aja, Pak," cetus Eunsang sebab prihatin.
Seungyoun menggeleng pusing. Ia tidak mendengar saran tidak penting dari karyawannya.
Eunsang ingin mengelak, tapi ia betulan lebih peduli menyantap hidangan lezat ini. Tak sampai 30 menit. Seungyoun pun sudah mulai fokus pada makanannya. Kini semua sajian di atas meja itu telah tertransfer ke dalam perut. Hati Eunsang berbunga-bunga setelah makan makanan yang enak di luar batas kemasukakalan.
"Habis ini kita ke Blue Bottle," ujar Seungyoun tahu-tahu, dan penuh komando.
"Lho? Masih lanjut???"
Seungyoun menatap Eunsang dengan sebelah alis terangkat. "Kenapa? Kalau kamu mau langsung pulang nggak apa-apa."
"Bapak nggak inget kemarin saya habis kena denda? Nggak salah dong saya pastiin sesuatunya dulu demi menghemat?" serang Eunsang.
"Salah sendiri kerjannya nggak bener."
Eunsang tersenyum. "Pak, Saya bisa aja kesinggung dengernya."
"Emang selisih kemarin itu karena salahmu, kan? Kamu sendiri bilang begitu."
Eunsang ingin menepuk dadanya. Gila saja. Seungyoun memang manusia berhati dingin. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya selalu sukses mengusik hati Eunsang. Dan yang paling menyebalkan adalah semua perkataannya itu benar.
Sekarang Seungyoun telah berdiri. Bersiap-siap untuk pergi mencari kopi. "Cepet. Keburu sore."
'Ajakan macam apa tuh?'
![](https://img.wattpad.com/cover/204402567-288-k161818.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
To Heart | YounSang
Fanficjust YounSang playing hard to get, so kdrama-ish, and very cliche. (menampilkan lagu-lagu fromis_9)