A Simple Story From My Heart

64 1 5
                                    

Pertama kali aku bertemu denganmu.. Jujur, tak ada yang menarik bagiku. Kulihat kau biasa-biasa saja, sama dengan yang lainnya. Bahkan aku melihatmu seperti seorang anak kecil.

Yeah, ternyata aku salah..

Hari itu juga, aku mengenalmu. Hari yang merupakan awal mula dari semua kejadian ini.. Hari itu, benar-benar ajaib. Pemimpin kita menugaskan seseorang untuk melihat rumahku, guna untuk menjemputku keesokan harinya. Namun.. entah mengapa, atau memang takdir sudah berbicara, pemimpin kita mengalihkan tugas itu padamu. Kau mengikutiku sampai rumahku, dan berbicara akan menjemputku keesokan harinya.

Entah apa yang terjadi, esoknya kau mengirimkan pesan singkat padaku. Aku juga terkaget, darimana kau tahu nomer teleponku? Hn.. mungkin dari pemimpin kita. Ok, aku harus bersiap. Namun, orangtua ku tak mengizinkan aku dijemput oleh seseorang yang baru sehari kenal. Baiklah.. aku mengerti. Aku mengirim pesan singkat padamu, yang mengatakan aku ada yang mengantar. Saat itu sudah ada sedikit kekecewaan dalam hatiku..

Beberapa minggu setelah aku bergabung dalam kelompok mu, aku mulai mencari satu per-satu nama nama kalian dalam daftar Facebook.Namun, entah mengapa, yang kuingat hanyalah namamu seorang.. Dan aku menemukanFacebook-mu. Kulihat informasi mengenai dirimu, melihat foto-foto mu, namun tak ada keinginan untuk menjadikanmu temanFacebookku. Dan, lagi-lagi keajaiban datang menemuiku. Entah ini kebetulan atau tidak, kau menanyakan namaFacebookku. Oh God.. Mengapa selalu terjadi kebetulan seperti ini? Tak sampai lima menit kemudian kau mengirimkan permintaan pertemanan padaku. Ok, aku confirm.

Semakin lama, aku dan kamu semakin akrab. Kita saling mengenal satu sama lain, saling memberi rahasia pribadi, dan, jika orangtuaku sibuk, kaulah yang mengantar-jemput aku. Harus kuakui, muncul suatu rasa yang beda tiap kali aku melihatmu. Aku menyukaimu. Itulah satu-satunya hal yang dapat kusimpulkan saat itu.

Bulan Agustus.. Bulan ini, bulan yang banyak menyajikan hal-hal tak terduga padaku.

Tanggal 12 Agustus, kita diundang untuk merayakan ulang tahun salah satu teman kita di rumahnya. Tak kusangka, pemimpin kita menanyakan satu hal yang tak kuduga.

Ia bertanya, apakah aku merasa, bahwa kau menyukaiku?

Aku tak tahu harus menjawab apa. Aku hanya bilang "Aku juga tak tahu."

Keesokan harinya, aku bercerita padamu tentang pertemuan yang tak terduga itu. Lalu kau pun menceritakan pertemuanmu dengan pemimpin kita. Kau bercerita seperti ini :

Pemimpin kita menanyaimu, "Apa yang membuatmu suka pada dia?" Dan aku tahu, 'dia' yang dimaksud disini adalah aku. Kau menjawab, "Karena dia baik, kita saling memahami, dll."

Deg. Saat itu otakku berpikir dengan cepat, jikalau kau ditanya seperti itu, dan kau menjawab seperti itu juga, bukankah itu artinya kau menyukaiku?

Tanggal 17 Agustus 2012, aku ditugaskan untuk menjadi pengibar bendera pada acara 17-an di sekolahku. Dan pada tanggal itu juga kau menyatakan sesuatu padaku. "Aku suka kamu", kau bilang begitu. Hari itu.. Berjuta-juta kuncup bunga mekar dalam hatiku. Penantianku, akhirnya terbalaskan hari itu juga. Namun aku masih belum berani menjawab pernyataanmu, sampai sekarang. Aku tahu aku masih anak-anak, dan pastinya aku belum dapat izin untuk melangsungkan hubungan yang bernama 'pacaran'. Ok lah, I will wait until one year again.

Tak sampai satu minggu setelah hari itu, beberapa orang termasuk aku dan kau, mengikuti suatu acara selam lima hari berturut turut. Namun, pada hari pertama itulah sebuah insiden terjadi. Yang kudengar, seharusnya kau ditugaskan untuk menjemput salah satu teman kita, namun, apa yang terjadi malah kau menjemputku. Pagi itu, sudah kurasakan aura kemarahan terpancar dari pemimpin kita. Dia tak suka dengan perilakumu. Sebenarnya, awalnya aku pun tak tahu jika kau ditugaskan untuk menjemput temaku.. Jadi, ketika kau di depan rumahku, aku pun ok ok saja ikut denganmu. Aku tahu, pemimpin kita menganggap akulah yang membuatmu berubah. Kudengar dulu kau tak suka jika ditugaskan ini-itu, namun setelah ada aku, kau jadi mau ditugaskan di bagian transportasi. Dan, aku juga mendengar, bahwa kau jadi berubah. Itu kata pemimpin kita. Akupun tak tahu mana yang benar dan mana yang salah.

Namun ada satu hal yang membuatku resah. Di perjalanan pulang hari pertama acara itu, di tengah traffic lights, aku berpapasan dengan pemimpin kita. Aku melontarkan seutas senyum padanya, namun kulihat ekspresinya begitu dingin terhadapku. Mulai detik itu aku merasa ada yang salah dan berbeda. Ok.. Aku berusaha sabar menghadapi semuanya.

Malam harinya, pemimpin kita tahu-tahu ingin bicara dengan orangtua perempuanku. Dari sedikit pembicaraan yang dapat kutangkap, aku bisa menyimpulkan, mereka berbicara mengenai kita. Mungkin pemimpin kita sedikit marah dengan perilakumu tadi pagi. Aku maklum dengan hal itu. Hn.. sebaiknya kau juga jangan berubah.. Tetaplah menghormati pemimpin kita.

Malam itu juga aku dibicarai macam-macam oleh ibuku. Fine. It's okay. Aku terima.

Namun, kejadian itu tak menyurutkan perasaanmu padaku. Detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Simple Story From My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang