"Wah, wangi banget gilaa! Pasti enak nih!!" puji Atika ketika mereka berdua sampai di dapur.
"Iya dong, makanya gue nyuruh Riris yang masak. Laper gue. Siapin nasi gue dong, tolong!" seru Ratu mendudukkan pantatnya ke kursi, lalu tertawa kecil ketika melihat ekspresi Yoona yang cemberut.
"Eh, bukan aku aja kok yang masak. Yoona ikut bantu. Pasti enak dong!" puji Riris, membuat Yoona tersenyum sumringah.
"Cuma Riris doang yang ngerti gue. Yang onoh mah enggak!" seru Yoona yang sudah duduk di seberang kedua teman laknatnya. Atika dan Ratu tertawa.
"Iya,deh, asisten chef Yoona!" seru mereka berdua kompak.
"Eh, aku manggil Lilis dulu, ya." ucap Riris, hendak pergi meninggalkan dapur, namun dicegat oleh Ratu.
"Duduk lo! Biar Titi yang manggil."
"LILIIISS AYO MAKAN!! SINI, LO!!" teriak Atika, membuat Lilis kaget dan berjalan menuju dapur.
"Biasa aja kali, gak usah pake teriak-teriak." gerutu Lilis. Atika menatap Lilis sinis.
"Terus maunya gimana? Jemput lo ke ruang tamu gitu? Gosah manja. Lagian tetangga ga ada yang ngajak ribut, gara-gara gue teriak doang!" sarkas Atika.
"Telinga gue bisa congek kalo lu teriak terus!"
"Emang gue peduli? Kan itu your ear! Not my ear!" balas Atika, meninggalkan Lilis yang masih berdiri di pintu perbatasan ruang tamu dan dapur.
"Skakmat!! Ahahaha!!" Yoona menertawai kembaran Riris—yang dari awal tidak menyukai kedatangan Ratu cs—, sedangkan Riris hanya menatap kembarannya yang kesal pada Atika.
"Mari makaaan!!" seru Atika, menyerbu masakan Riris (dan Yoona). Diikuti oleh kedua temannya.
"Lis, hayu makan." ajak Riris. Lilis menggeleng.
"Nanti aja deh, Ris. Gue ilfeel semeja sama tarzan." sindir Lilis, yang ditujukan pada Atika. Namun yang disebut malah tidak peduli, bahkan mungkin tidak mendengar ucapan Lilis barusan.
"Ti, lo ga marah disebut tarzan?" tanya Yoona.
"Enggak, biasa aja. Kan sifat gue memang liar. Jadi gak masalah." jawab Atika dengan santainya, lalu mencomot ayam goreng untuk yang kelima kalinya.
"Tuh, ayam aja udah diambil lagi. Rakus banget." cerca Lilis, karena piring Atika sudah penuh dengan 5 ayam goreng.
"Lis, gak boleh gitu!" bisik Riris dengan pelan.
"Maafin ucapan Lilis ya, teman-te...." ucap Riris, namun terpotong oleh ucapan Yoona.
"Apaan sih, Ris! Kok kamu yang minta maaf! Mestinya dia!" potong Yoona. Ratu yang tadinya hanya diam, langsung melotot mendengar ucapan Riris.
"Iya, dia yang nyindir kok lu yang minta maap." seru Atika tak mau kalah
"Teman-teman tol...." ucapan Riris terpotong oleh interupsi tangan dari Ratu.
"Gak usah ribut hanya gara-gara b*bi iri dengan tarzan!" sarkas Ratu. Mendengar hal itu, Atika dan Yoona saling bertatapan, lalu tertawa ngakak. Sementara Riris tidak bisa membela adiknya itu jika Ratu sudah menyuruhnya diam.
Wajah Lilis menjadi merah padam, emosi dengan ucapan Ratu barusan. Lantas, ia pergi meninggalkan mereka, dan masuk ke kamarnya.
"Tu...."
"Shut up! Udah ayok sini makan! Gue dah laper!! Ambilin nasi gue! Sepiring penuh, ya!" perintah Ratu, Riris tegopoh-gopoh mengambilkan nasi untuk Ratu.
Mereka berempat menikmati makanan sampai kenyang.
>>><<<
"Untung lo gak sekamar sama Lilis, ya, Ris." ucap Atika yang berdiri di dekat daun pintu. Yoona duduk di kursi belajar yang ada di kamar Lilis, menelusuri meja belajarnya.
"Hm??"
"Kalo kamu sekamar sama dia, ntar kami gak bisa nginep di rumahmu lagi, dong!" jelas Yoona, yang melihat kebingungan Riris."Guys. Kita ngapain malam ini?? Ini malem Jumat." tanya Ratu,
"Nonton drakor?"
"Ngegossip?"
"Meni-pedi?" usul Yoona."Cerita horror?"
"Nonton film horror?"
"Make up and cosplay jadi hantu?" usul Atika bertubi-tubi."Cerita kejadian di sekolah?"
"Ngejahilin tetangganya Riris?""Ih! Gak ada kerjaan banget ngejahilin tetangganya Riris!" seru Yoona, tak setuju dengan usul dari Atika. Ratu dan Riris dalam posisi nyimak.
"Besok kan sekolah? Mending belajar, terus tidur." usul Riris, yang ditolak mentah-mentah oleh ketiga temannya.
"Besok tanggal merah, Ris. Masa lupa!" seru Yoona mengingatkan.
"Ini nih, ketua kelas teladan. Saking cinta nya sama sekolah, di tanggal merah pun tetep mau sekolah." ucap Atika.
"Rajin boleh, ngelantur jangan." ucap Ratu. Riris yang terpojok, hanya diam.
Hening...
"Tunggu-tunggu!! Kita ke sini kan mau cheng somting for Riris??!" seru Yoona memecahkan keheningan.
"Oh iya, ya!! Kok gue bisa lupa!" seru Atika.
"Ini jam berapa?" tanya Ratu, heran dengan kepikunan kedua sahabatnya itu.
"Jam tujuh lewat, cuy!" jawab Atika.
"Ntar aja change something nya." ucap Ratu.
"Sekarang, elo, Ris. Kenapa tadi pulang cepet, hah?!" tanya Ratu. Riris terkejut, karena mendapat pertanyaan dari Ratu yang menurutnya sangat sensitif itu.
"A-Aku kan sa-sakit pe-perut tadi." jawab Riris gugup. Ratu dan Yoona hanya mangut-mangut mengerti, sedangkan Atika masih menatap Riris dengan curiga.
"Ti, cek si Lilis dah tidur ato belom. Kalau udah tidur, pasang penyumbat di telinga nya. Kalau belum tidur..."
"Buat dia tertidur!" perintah Ratu dengan devil smile nya.
"Berapa menit, Tu?" tanya Atika. Ratu hanya menjawab "fifteen minutes". Atika langsung beranjak, memantau kembaran Riris yang berada di sebelah kamarnya dan siap melaksanakan aksinya.
"Tu, jangan apa-apain Lilis, tolong!" seru Riris memelas. Ratu hanya mengangkat bahu nya acuh.
"Atika punya cara jitu untuk membuat orang tidur! Tenang aja!" hibur Yoona, memeluk pundak gempal Riris.
"Caranya?" tanya Riris.
"Entahlah. Tenang, aman, kok!" hibur Yoona lagi.
"Yah, kalau gak pake obat tidur yaa, kepala nya digetok pake tongkatnya Atika." jawab Ratu dengan santai.
DEG!!
Jadi itu cara amannya?! batin Riris.Mereka menunggu Atika selama 15 menit. Ratu sudah lelah menunggu, Riris terus khawatir, sementara Yoona ngemil camilan yang tadi mereka beli.
Brak!!
"Mission success my Queen!" seru Atika, mendorong pintunya dengan keras, membuat Riris kaget."Good, pake cara apa tadi?" tanya Ratu.
"Setel lagu nina-bobo, terus pas dia udah setengah merem, langsung gue minumin obat tidur. 7 pil!" jawab Atika dengan bangga, kemudian duduk di samping Yoona dan mengembat keripik L*ys milik empunya.
7 pil?!!
"Tenang Ris, itu obat tidurnya kadar rendah kok. Jd mungkin besok sore dia bangun." ujar Yoona menenangkan Riris. Tetap saja Riris khawatir.
"Mestinya tadi lo pukul juga kepalanya, biar dia tidur sampai lusa!" seru Ratu tertawa keras, diikuti oleh Atika.
Tuhan, kenapa aku punya sahabat yang kejam gini sih??! batin Riris.
>bersambung<
Suka? Vote🌟
Kritsar? Komen
Love you💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Angka 10
Teen Fiction"Apa aku yang gendut ini, tidak pantas untuk mencintai laki-laki tampan seperti kamu?" -Riris Salmaira Maharani "Selera gue tinggi. Dan dia bisa menjatuhkan selera langit gue, dengan caranya." - Ananda Raflizan Megantara.