Benar apa yang dikatakan reyhan. Dengan tidak langsung dewi bisa merasakan apa yang cucunya rasakan. Karena Dewi bisa merasakan aura seorang keibuan pada diri rani
Baguslah ia tidak salah memilih seorang menantu, bantinya tersenyum
"Maaf kan ibu ya ran. Ibu gak bermaksud ko untuk memberi tahu jika kamu adalah momynya reyhan, cucu ibu. walaupun sebenarnya kau bukan ibu kandungnya. Tapi ibu melihatnya sangat bahagia, ibu tidak ingin menghancurkan kebahagian yang sudah terpancarkan diwajahnya" rani mendengarkan ucapan bu dewi dalam diam ia akan memberi bu dewi untuk melanjutkan berbicara
"Kau tau nak? Reyhan tidak pernah merasakan apa yang namanya kasih sayang seorang ibu dari ia masi bayi. Reyhan sangat jarang berkomunikasi dengan keluarganya sama hal dengan papanya juga. Reyhan akan berbicara seperlunya tidak ada kata basa basi atau seloroh pada papanya, ibu dan opanya. Membuat ibu sangat bersedih dan khawatir" lirih dewi menatap cucunya yang besandar dipangkuan rani. Rani mendengar dengan seksama ada kesedihan dimata bu dewi saat bicara tentang reyhan yang kurang kasih sayang. Rani mengecup puncuk reyhan lagi
Melihat itu dewi sangat berterima kasih kapada maha kuasa telah memberi seseorang sebaik wanita didepannya walaupun dengan pertemuan yang menyelakainya
"Dan lihatlah ia bahkan enggan untuk melepaskanmu. Reyhan sudah terlanjur menyangi mu nak. Maafkan ibu yang sudah mencampuri kamu didalam kehidupan keluarga kami" rani memberi senyuman lembutnya dan memegang tangan dewi agar menguatkannya. Dewi membalas senyuma rani tatkalah lembutnya"Kalo boleh tau, mommy reyhan kemana bu?" Tanya rani bingung
"Seorang ibu yang telah meninggalkan anaknya yang baru saja dilahirkan meninggalkan anaknya bersama suaminya dan lebih memilih seorang pria kaya raya. tidak memperdulikan jika ia sudah mempunyai anak atau suami" ujar dewi geram saat berbicara mengenai perempuan itu
"Apakah itu yang disebutkan seorang istri dan seorang ibu?" Kata bu dewi ber api api mengepal kedua tangan saat mengingatkannya pada perempuan yang sangat kejam meninggalkan anaknya dan cucunya
Dewi sangat membenci perempuan itu bahkan sangat sangat sangat membencinya melihat seberapa menderitanya dulu anaknya dan cucunya
Rani menutup mulutnya tidak percaya mendengar itu, masi ada saja perempuan sejahat itu
"Maaf kan rani bu. Mengingatkan ibu pada perempuan yang tidak berotak itu" ujar rani ikutan gerem pada perempuam yang disebutkan bu dewi"Tidak, tidak kamu tidak salah nak bahkan ibu disini yang berterima kasih telah menghadiri kamu dikehidupan reyhan walaupun baru ketemu sih, heheh..hehe" jawab dewi disela kekehannya dan dibalas kekehan rani
"Duuh kita ko ngomong masalalu ya nak. Jadi lupa sama minuman sama cemilan yang dibawakan mbok ijah" ucap dewi menpuk jidatnya kelupaan karena terlarut kesedihan
"Iya bu ran juga lupa. Karena ke enakan ceritanya jadi lupa gitu, untung gak ngatuk saya bu" selorohnya
"Kamu kira ini disekolahan apa sampai ketiduran" cercah budewi terkikik
"Yaudah kamu tunggu sini kejab ya. Ibu mau lihat mbok dulu, ko lama gitu didapur. Ntah ngapain lah mbok ini" omelnya pamit lalu berjalan kearah dapur untuk menemui mbik ijah
Selagi bu dewi ketempat mbok ijah. Rani mencoba memanggil reyhan yang berada dipelukannya yang sudah memberi reyhan kenyamanan dan merasa terlindungin
Reyhan jarang bermain dengan daddynya. Daddyny itu selalu bekerja walaupun berjumpa dengan daddy pun itu hanya malam hari dan itu cuma sebentar jadi tidak ada waktu buat reyhan kalau ada pun hanya ada hari weekend ia bersama daddynya
"Reyhan, hei sayang. kamu tidur hem?" Tanya rani mengguncang lembut bahu rehan
"Leyhan tidak tidul momy. Lehan hanya menutup mata dan memeluk momy yang hangat" balas reyhan menatapnya tersemyum khas anak kecil
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Duda (Revisi)
Romance~~ New chapter~~ Rani tidak mengetahui jika membantu seorang perempuan paruh baya ditengah pasar yang terkena musibah akan membawahnya dengan hal yang sangat rumit baginya. bukan bukan rumit, sepertinya hal yang keberuntungan atau kerugian yang ia d...