The Male Lead's Substitute Wife

Bab 9

Su Yaya mengendarai mobil keluar dari villa menuju pusat perbelanjaan terdekat, yang membawanya sekitar sepuluh menit.

Setelah tiba, dia pergi ke tempat parkir bawah tanah dan menemukan tempat kosong untuk memarkir mobilnya. Dia keluar dari kendaraan dengan dompetnya dan naik lift.

Lift berhenti di lantai tiga dan membuka pintunya. Su Yaya berjalan keluar dengan sepatu hak tinggi, tetapi sebelum dia bahkan bisa mengambil dua langkah, gaun dengan lengan berkobar menarik perhatiannya pada mode terbaru di patung.

Warna dan gaya gaun ini tampak persis sama dengan gaun yang dia lihat di pusat perbelanjaan sebelum dia pindah ke dunia novel ini. Pada saat itu, dia menyukai gaun itu pada pandangan pertama dan secara khusus meminta asisten toko untuk melepaskan gaun itu dari patung untuk dia coba. Setelah mencobanya, ia mendapati bahwa itu sangat pas dan cocok dengan penampilannya.  Dia sangat menyukai gaun itu.

Tetapi pada saat itu, dia sangat kekurangan uang dan gaun itu menghabiskan lebih dari setengah bulan gajinya. Jika dia membeli gaun itu, akan sulit baginya untuk membayar sewa dan makanan untuk bulan itu. Setelah memikirkannya, dia hanya bisa dengan menyesal meninggalkan pikiran untuk membeli gaun itu.

Sekarang dia melihat gaun yang sama, Su Yaya tergerak. Dia benar-benar ingin membelinya. Lagipula, dia selalu membawa penyesalan yang berlarut-larut ini karena tidak mampu membelinya pada waktu itu.  Ketika dia kembali bekerja tidak lama setelah kejadian itu, sulit baginya untuk tetap termotivasi dalam pekerjaannya dan dia merasa sedih untuk waktu yang lama. Mimpinya adalah untuk menemukan kekayaan dan untuk membeli pakaian yang disukainya untuk dirinya sendiri.  Sekarang, dia ingin memenuhi keinginannya sendiri.

Ketika Su Yaya berjalan ke toko, staf penjualan mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Melihat dia mengenakan gaun dan kalung Chanel, bersama dengan tas Chanel, staf penjualan tahu dia adalah orang kaya. Matanya cerah dan dia mengungkapkan senyum termanis yang dia bisa kepada pelanggan, tidak lupa untuk dengan lembut bertanya apakah dia membutuhkan bantuan.

"Aku ingin mencoba gaun itu." Su Yaya menunjuk gaun yang tergantung di etalase.

Staf penjualan mengangguk dan segera pergi untuk mengambil gaun itu. Dia membawa Su Yaya ke ruang pas untuk mencoba gaun itu.

Su Yaya membawa pakaian itu ke ruang pas dan mengubahnya ke dalamnya. Saat staf penjualan melihatnya keluar dari kamar pas, matanya semakin cerah. Dia memuji dengan tulus dan berkata, "Nona, kau sangat cantik dalam gaun ini."

Dia telah menjadi staf penjualan di toko ini selama hampir tiga tahun, jadi dia telah melihat banyak pelanggan sebelumnya. Ada yang cantik, ada yang rata-rata, ada yang bagus, dan ada yang kurang. Namun, dia belum pernah melihat wanita seperti Su Yaya yang cantik dan memiliki sosok yang hebat.

Ada orang yang lebih cantik darinya tetapi tidak memiliki bentuk tubuh yang baik. Ada orang-orang dengan sosok lebih ramping daripada dia tetapi tidak memiliki kecantikannya.  Singkatnya, pelanggan ini adalah wanita paling sempurna yang pernah dilihatnya, dia baik dalam segala hal.

Kulitnya putih seolah-olah bersinar, itu lembab dan putih, seperti telur yang baru dikupas. Dia memperlihatkan lehernya yang cantik dan ramping seperti angsa setelah mengenakan gaun itu. Pinggangnya kurus dan memperlihatkan sosoknya dengan sempurna. Penampilannya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. 

Su Yaya memandang dirinya di cermin dan berpikir dia cantik juga. 

Di masa lalu, dia tidak cantik, paling-paling dia hanya cantik. Ketika dia berdiri di samping seseorang yang benar-benar cantik, dia menjadi seperti pelayan biasa. 

Ditambah lagi, dia berasal dari keluarga biasa dan orang tuanya hanyalah pekerja biasa. Hanya ada begitu banyak penghasilan bulanan, jadi mereka harus berhemat dalam pengeluaran mereka. Bahkan setelah dia memiliki pekerjaan, dia harus bijak dengan uangnya sehingga dia secara alami menjadi picik. Jadi ketika dia memiliki uang di tangannya, dia tidak berani membelanjakannya.