"Terimakasih, sampai jumpa kembali" kata mba kasir
"Iya Mba sama-sama" tuturku kepada kasir toko buku.
.
.
."Hey Mas..." sapaku pada sosok pria tadi
"Sudah bayarnya? Panggil aja aku Adam, Salam kenal"
"Iya sudah. Ohh iya baiklah Mas Adam, Salam kenal juga namaku Kartika Aulia Saputri, bisa di panggil Tika"
"Oke Mba Tika, ayo pergi ke rumah saya."
"Ada apa ya Mas? Kan kita baru kenal emm.. Lebih tepatnya baru bertemu"
"Haha oke oke, nanti saya ceritakan. Mari masuk"
"Oke.."
.
.
.
Dalam perjalanan"Mba Tika, mohon bantuannya ya. Ibu Saya bilang ingin menjodohkan Saya, dan Saya gamau kalo harus dijodohin."
"Eh? Kok gitu Mas?"
"Iya, ceweknya matre banget. Kemarin-kemarin diajak jalan minta dibeliin tas Gucci. Sebenernya sih Saya mampu, mau beli 10 juga mampu. Tapi kan gak etis banget. Baru ketemu udah minta beliin tas."
"Hahaha.. Terus apa bedanya sama Mas? Baru kenal aja udah ajak Saya ke Rumah. Mau apa? mau bilang saya pacar Mas?"
"Nah iya, Tolong ya Mba Tika. Saya minta tolong banget."
"Emm untuk kali ini Saya bantu, tapi untuk selebihnya Saya angkat tangan deh"
"Oke Mba, terimakasih. Nanti disana Mba tinggal bilang iya aja ya. Pokonya iya. Oke?"
"Oke"
"Pintar"
.
.
.
.
.Sesampainya dirumah
"Assalamu'alaikum ... Mah? Adam pulang nih. Bawa sesuatu"
Dari dapur keluar sosok perempuan tua, yang mirip sekali dengan Mas Adam.
"Wa'alaikumussalam .. Iya sayang? Kamu bawa apa? Man ...
Ehh siapa ini Dam? Pacarmu? Apa Calon Istrimu?""Dua-duanya Mah hehe..."
Refleks aku langsung menoleh ke Dia.
"Mas..." bisiku pelan
"Pencitraan Mba, tolong yah" bisik Adam
"Oiya Mah, kenalin nih namanya Tika. Pacar Adam"
"Hai Tante, Saya Tika. Salam kenal"
Aku menoleh lagi ke Mas Adam. Tangannya mengisyaratkan 'gapapa' padaku. Gapapa mbah mu Mas
"Eh iya Nak Tika, gausah bilang Tante. Bilang Mamah aja."
"Wah Dam, pacar cantik gini masa baru dibawa kerumah. Pantes kamu selalu nolak cewe yang Mamah jodohin. Ini toh alasannya." Ibu Mas Adam menoleh ke aku
"Ehh? Iyaa Tan eh Mamah" ucapku tersipu malu
"Ayo sini duduk. Mau minum apa?"
"Air putih aja Mah."
"Mbak Yam, tolong buatin minum buat calon mantu Saya ya"
"Baik Nyonya"
" Sudab berapa lama sama Adam?" tanya Ibunya padaku
"Ehh..."
"Sudah 5 bulan Mah" jawab Adam cepat
"Wah lumayan juga ya... Sabar-sabar sama Adam ya. Dia emang suka ngeselin, tapi tenang kok urusan tanggung jawabnya Dia no satu"
"Emm.. Iya tan hehe"
"Mah kayanya gabisa lama deh, soalnya Tika mau jemput adiknya. Lain kali Adam bawa lagi deh ya. Kasian juga dia baru pulang kerja" bohong Adam
"Yah Dam .. Mamah masih mau ngobrol. Emm yasudah. Hari minggu kesini lagi ya nak. Hati-hati .." jawab Ibu ramah
"Siap komandan" jawab Adam
"Yasudah Tan eh Mamah, Aku pulang dulu ya. Assalamu'alaikum.." Ucapku sambil mencium tangan Ibu Adam
"Wa'alaikumussalam, Hati-hati dam bawa mobilnya"
"Iya Mamah, aku anter Tika dulu ya."
.
.
.
.
.
Di dalam mobil"Mba .. Maaf ya tadi Saya bilang kalo Mba itu pacar sekaligus calon istri. Abisnya biar Mamah kapok ga ngejodohin aku aja"
"Iya gapapa Mas, tapi untuk kedepannya gimana? Saya ... "
"Ahh itu.. Gapapa gausah khawatir. Eh ini belok kemana Mba?"
"Lurus nanti ada pertigaan belok kanan, rumah cat biru ya Mas"
"Ohh oke. Mba udah makan? Gimana kalo makan dulu?" Ajak Adam
"Ngga deh, kasian Adik Saya sendiri dirumah"
"Loh? Mamah Papahnya Mba?"
"Hehe udah gaada. Saya cuma tinggal berdua sama Adik Saya"
"Eh maaf Mba, Saya gatau"
"Iya gapapa ko"
"Sudah sampai Mba"
"Ohiya, Terimakasih Mas atas tumpangannya, mau mampir?"
"Sama-sama Saya yang harusnya berterima kasih banyak. Lain kali saja, takut dicariin Mamah, hahaha" bercanda Adam
Akupun tersenyum,
"Dasar, yasudah Saya masuk dulu. Hati-hati Mas. ""Iya, Saya pergi dulu. Sekali lagi terimakasih. Assalamu'alaikum?"
"Wa'alaikumussalam"
.
.
.
.Di dalam rumah
"Ciee .. Yang dianter sama pacar. Pacarnya ganteng lagi, bawa mobil lagi" ledek Rasya"Hei! Kata siapa dia tuh cuman temen. Bukan pacar Mba, Kamu udah makan?"
"Udah Mba, tadi ada tukang nasgor keliling. Yaudah Aku beli deh"
"Ohh oke, yaudah Mba ke kamar dulu. Mau bersih-bersih"
"Iya sana. Bau tau" Kata Rasya sambil menjulurkan lidahnya.
Aku menoleh, dan langsung memberikan tatapan tajam kepada Rasya."Hehe.. Bercanda Mba. Jangan dipotong uang jajan yaa" memasang wajah melas
Aku hanya mendiami Dia. Dan langsung pergi ke kamarku.
"Mbaaa..."
"Mbaaa... Jangan potong uang jajan plis. "
.
.
