Aku Takut

469 47 25
                                    

Seungyoun berjalan kearah pintu kamar paling belakang dengan membawa sepiring penuh twigim hasil buatan manajer hyung mereka. Malam ini anak-anak memang sedang sedikit tidak nafsu makan dikarenakan besok mereka harus keluar dari sangkar setelah kontroversi yang melibatkan mereka mencuat di masyarakat. Oleh karena itu, manajer hyung berinisiatif memasak makanan ringan untuk membangkitkan nafsu makan dan mengisi perut mereka.

Semua member X1 berkumpul didepan tv, menikmati twigim sembari menunggu masakan lain yang masih diproses oleh sang manajer di dapur. Semua orang, kecuali sang pemimpin. Awalnya memang Seungwoo ikut berkumpul dengan adik-adiknya dan melihat mereka tertawa bercanda seperti biasa, tetapi pada akhirnya ia meminta ijin undur diri dengan alasan akan menelpon ibunya untuk memberi kabar bahwa besok ia terbang ke Thailand. Sudah lebih dari 30 menit dari waktu Seungwoo pergi ke kamarnya dan seperti tidak ada tanda-tanda ia akan kembali ke ruang tengah. Oleh karena itu, Seungyoun berinisiatif membawakan twigim ke kamar Seungwoo karena sang kekasihnya itu belum sempat mencicipinya.

Disinilah Seungyoun berada. Didepan pintu kamar kekasih hatinya. Ia mengetuk pintu tersebut dan membukanya pelan, takut menganggu yang ada didalam. Dijulurkannya kepala kedalam, Seungyoun melihat Seungwoo sedang terbaring dengan posisi menghadap ke tembok dan membelakangi pintu. Awalnya Seungyoun urung masuk kedalam karena tidak ingin menganggu tidur pria yang ia cintai tersebut, tetapi setelah melihat dengan teliti akhirnya Seungyoun memutuskan untuk masuk karena ia tahu ternyata Seungwoo tidak tidur.

Seungyoun masuk dan meletakkan piring penuh twigim itu di meja sebelah tempat tidur Seungwoo. Ia pun duduk di pinggiran kasur dan mengusap pelan rambut hitam Seungwoo dengan sayang.

"Hyung, ayo isi dulu perutmu"

Seungwoo tidak bergeming. Seungyoun tidak menyerah. Ia tahu Seungwoo yang seperti ini berarti Seungwoo yang sedang butuh sandaran.

"Hyung"

Usapan Seungyoun turun ke punggung lebar Seungwoo, sesuatu yang bisa menenangkan Seungwoo.

"Hon, aku tau kamu ga tidur"

Seungwoo masih tetap dengan posisinya. Tangan kiri Seungyoun mulai mengusap pipi chubby sang kekasih, berharap ia mau bangun dan mengungkapkan keluh kesahnya pada Seungyoun. Dengan diamnya Seungwoo seperti ini membuat Seungyoun merasa tidak berguna sebagai kekasih yang sudah berjanji akan selalu ada untuk Seungwoo. Pikiran tersebut agaknya membuat Seungyoun sedikit kesal.

"Han Seungwoo"

Tidak ada nada bersahabat dari panggilan Seungyoun terhadap Seungwoo dan itu sukses membuat Seungwoo membuka mata. Seungwoo tahu bila Seungyoun sudah memanggil seseorang dengan nama lengkap disertai nada tidak bersahabat adalah tanda bahwa Seungyoun tidak ingin dibantah.

Seungyoun melihat kekasihnya membuka mata dan menatapnya dengan sepasang mata yang terlihat lelah itu. Ia pun tersenyum, tidak bisa terlalu lama bersikap dingin kepada sang kekasih. Seungyoun pun membantu kekasihnya untuk bangun dan duduk bersandar pada papan tempat tidur.

Seungyoun melihat Seungwoo menunduk sembari mengigit kecil bibirnya dan jari-jari tangannya yang saling bertaut, menandakan Seungwoo sedang memikirkan sesuatu dan bingung untuk membaginya dengan pria dihadapannya itu. Seungyoun tersenyum simpul. Tangannya melepas kedua tautan jemari Seungwoo dan menggenggam salah satu tangan lentik pria manis didepannya itu. Dilihatnya kedua tangan bertautan mereka, sangat pas menurut Seungyoun. Ia pun tersenyum simpul menyadari fakta bahwa orang yang tangannya sedang ia genggam ini adalah miliknya.

Seungyoun mengarahkan pandangan pada lelaki didepannya saat ia mendengar Seungwoo menghela napas berat. Alisnya bertautan tidak suka. Ia tidak suka saat Seungwoo merasa terbebani seperti sekarang.

Ryeonseung FicWhere stories live. Discover now