Pertemuan

17 1 0
                                    

1.
Hari ini merupakan hari bahagiaku bersama suamiku, ya, karena ini hari pernikahan kami. Aku tidak pernah menyangka akan mengalami hal seperti ini lebih cepat dan dengan orang yang tepat. Ya, karena aku merasa dia, suamiku, adalah orang yang memang dipilih Tuhan atas doa-doaku selama ini. Dan tahukah kamu? Kami dipertemukan oleh skenario Tuhan yang unik, sangat unik, hingga aku pun tidak henti-hentinya tersenyum-tersipu malu setiap kali mengenangnya.

Saat itu, sesudah beberapa bulan menjadi tenaga pengajar di sebuah sekolah swasta, Ustaz Hari, kepala sekolah di sekolah tersebut, memanggilku ke ruangannya melalui staf tata usaha.

"Ada yang ingin beliau bicarakan denganmu, Kirani" kata staf tata usaha yang mendapat tugas untuk memanggilku.

Di ruangannya, Ustaz Hari menjelaskan bahwa pemanggilanku tersebut tidak ada hubungannya dengan kinerja di sekolah. Lantas aku bertanya perihal apa yang akan dibicarakan. Perihal menawarkan seorang lelaki untuk dijadikan pendamping hidup untukku, jelasnya.

Beliau pun menjelaskan gambaran lelaki yang ditawarkannya padaku setelah memberikan selembar riwayat hidup seorang lelaki bernama Hadi Jannatin.

"Bagaimana?" tanya Ustaz Hari memastikanku.

"Hmm, saya masih mau menyelesaikan kuliah saya terlebih dahulu, Ustaz." jelasku.

"Justru kalau sudah punya seorang pendamping, kuliah jadi lebih tenang. Ada yang nyemangatin, jagain, nganter-jemput, dan kamu bisa lebih fokus karena sudah gak perlu mikirin yang namanya jodoh lagi."

"Memang iya, sih, Ustaz. Izinkan saya untuk berpikir-pikir terlebih dahulu dan sebelumnya terima kasih atas tawaran atau rekomendasinya."

Aku pun izin keluar sekaligus pamit untuk pergi ke kampus tempatku berkuliah.

Di perjalan menuju kampus cukup menyita waktu, selain cukup jauh, juga tengah ada penutupan jalan ke arah kampusku yang mengakibatkan kemacetan di jalan alternatif. Di tengah kemacetan aku berpas-pasan dengan seorang lelaki yang dari wajahnya seperti sudah pernah aku lihat, tapi aku tak ingat pernah melihatnya di mana. Saat ia melihat wajahku yang sebagiannya kututupi oleh masker, langsung aku palingkan ke arah lain.

Sesampainya di kampus, saat aku akan mengeluarkan buku catatan untuk kelas saat itu-aku mendapati selembar kertas, kuingat-ingat kertas apa, riwayat hidup lelaki yang ditawarkan Ustaz Hari, ingatku cepat. Aku pun kembali melihat-lihat lembar riwayat hidup tersebut, kaget, lelaki yang aku lihat di kemacetan sangat persis dengan lelaki yang ada di lembar riwayat hidup ini. Aku sejenak bertanya-tanya apakah lelaki itu lelaki yang sama dengan yang Ustaz Hari tawarkan untukku dan apakah dia mengenaliku saat di kemacetan itu. Tapi aku yakin tidak, karena aku belum memberikan riwayat hidupku pada orang yang ditawarkan Ustaz Hari padaku itu.

2.
Karena merasa sudah siap, baik mental maupun materi, saya putuskan untuk mencari pendamping hidup waktu dekat ini. Dan kebetulan ada seseorang yang saya kira bisa membantu saya untuk mencarikan jodoh untuk saya, Ustaz Hari namanya. Ustaz hari merupakan guru tempat saya belajar tentang agama di saat diri saya tengah kacau-kacaunya. Kini beliau mendapat kepercayaan sebagai kepala sekolah di sekolah swasta berbasis Islam terpadu di Kota Bogor. Melalui amanah yang dipegangnya, mungkin Ustaz Hari bisa mencarikan seorang wanita yang nantinya bisa menjadi pendamping hidup saya. Karena mengingat kemungkinan dia berada di rumah sangat kecil, saya pun berniat menemuinya ke sekolah tempat ia mengemban amanah. Saya langsung pergi menggunakan motor.

Sesampai di sekolah tersebut, saya langsung diantarkan oleh staf tata usaha ketika saya menyampaikan maksud kedatangan saya. Di ruang kepala sekolah saya langsung disambut Ustaz Hari. Saya pun menyampaikan maksud dan tujuan berkunjung padanya.

Di Hari BahagiamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang