Taeyong terduduk di bawah pohon, menatap jauh ke desa tempatnya tinggal.
Pada hari-hari hujan seperti ini, udara di sekitar cukup dingin, membuat sebagian besar penduduk enggan keluar dan lebih memilih berdiam di dalam rumah mereka masing-masing.
Baguslah, dengan begitu dia bisa mendapatkan sedikit kebebasan yang langka. Tanpa adanya tatapan dari orang-orang yang selalu ingin tahu tentang apapun yang terjadi pada hidup orang lain. Tak terkecuali hidupnya yang membosankan.
Taeyong membenci gosip, tapi di desa kecil tempatnya tinggal ini, semua informasi menyebar menjadi terlalu cepat.
Ada pendatang baru, katanya. Seseorang dari kota.
Semua orang membicarakannya saat ia pergi ke pasar untuk membeli persediaan makanan.
Ibunya bahkan sudah tahu lebih banyak mengenai pendatang baru itu. Dia pria tampan dan sopan, katanya.
Banyak rumor tersebar mengenai umur pria itu. Atau pekerjaannya ─Mahasiswa? Dokter? Pengusaha?─ namun tampaknya tak ada satupun yang akurat. Tapi yang jelas dia terlihat berpendidikan dan itulah yang membuat Taeyong penasaran.
Keinginan untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi mungkin sudah bukan menjadi tujuan bagi sebagian besar orang-orang seusianya di desa kecil ini ─yang lebih memilih untuk langsung bertani, berkebun, atau bahkan menikah.
Tapi diam-diam, selalu ada mimpi dan harapan kecil di hati Taeyong ─meski dalam segala keterbatasan─ untuk melanjutkan pendidikannya di kota dan meninggalkan desa tempatnya lahir ini.
Mungkin karena mimpi itu jua dia tidak pernah punya pacar. Atau serius menanggapi wanita yang tertarik padanya. Sama sekali tidak pernah.
Bersandar lebih jauh di pohon, Taeyong mengerang.
Pada tingkat ini, Taeyong yakin akan berakhir hidup sendirian, tidak akan pernah menikah dan memiliki anak. Hanya ditemani Ruby ─anjingnya.
Tapi kemudian, orang asing ini datang. Memperderas riak rasa ingin tahunya lagi yang pernah hilang ─mengenai eksistensi dunia luar yang mempesona dibalik desa kecil ini.
Itu membuat Taeyong jadi merasa sedikit lebih hidup.
"Selamat pagi."
Sebuah suara lembut menyela.
Taeyong hampir melompat, seketika berdiri karena sapaan mengejutkan itu.
"Kau ─bukannya si pendatang baru?"
Taeyong menatap kurus, sosok pria tegap kini bersandar di pohon tempatnya duduk bernaung tadi.
"Ya." Dia memiringkan kepala, "Maaf jika aku menganggu. Taeyong-ssi, kan? Aku sudah mendengar banyak tentangmu." Dia tersenyum hingga dimple-nya terlihat dan mengulurkan tangan, "Aku Yoonoh. Senang bisa bertemu denganmu."
Taeyong menyambut itu.
Pria ini tampan, misterius dengan caranya sendiri, tapi ramah. Selain itu sorot mata coklatnya terlihat lembut dan hangat.
"Apa yang kau lakukan hingga bisa sampai ke sini?"
Karena setahu Taeyong tak banyak yang tahu jalan menuju ke tempat ini.
Ini sudah seperti tempat persembunyian Taeyong jika ingin sendiri. Pemandangan seluruh desa bisa terlihat jelas dari atas sini, meski untuk mencapaikan harus melewati bukit bebatuan yang agak terjal dan menembus pepohonan besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Lace
FanfictionTaeyong bosan dengan hidupnya. Tapi, berakhir terikat dengan Yoonoh, bukanlah jenis kehidupan baru yang pernah Taeyong bayangkan sebelumnya ⚜ BXB ⚜ Jaeyong ⚜ Fantasy-Romance