Taeyong terbangun di sebuah ruangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya, dibungkus oleh selimut di atas ranjang besar. Dengan pakaian masih utuh, setidaknya. Sementara sosok Yoonoh... tidak terlihat di mana pun.
Dia bangkit dari tempat tidur segera dan menggeleng. Sebuah nampan makanan tersimpan rapi di meja nakas samping tempat tidur ─olahan daging sapi dan nasi hangat beserta buah-buahan dalam keranjang.
Dimana ini?
Dia sempat penasaran, meski dengan cepat menepisnya.
Seseorang di sini mungkin saja bisa membantunya pergi, sebelum Yoonoh kembali. Kabur, hanya itu yang Taeyong pikirkan. Dia mencoba membuka pintu, tapi terkunci rapat.
Taeyong akan berteriak meminta tolong, sebelum suara dari bayangan di sudut ruangan menyela.
"Aku tidak akan melakukannya jika jadi dirimu," desisnya.
Taeyong seketika berbalik, mencicit dengan napas tertahan ─mundur perlahan. Bagaimana dia bisa tidak sadar jika Yoonoh sudah berada diruangan itu bersamanya. Sejak kapan?
"Yoonoh, biarkan aku pergi."
"Terlambat. Kau tidak akan bisa pergi dariku."
"Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau menculikku?!" tangannya bergetar, tidak pernah Taeyong meninggikan nada suaranya sampai seperti ini.
Yoonoh menghela napas dan mendekat.
Satu langkah maju yang dibarengi satu langkah mundur dari sosok di depannya.
"Aku sebenarnya tidak ingin melakukannya sampai sejauh ini." Dia mengangkat bahu, terkesan menjulang dengan aura kuat mendominasi dari matanya yang dingin. "Tapi ada sesuatu tentang dirimu ─sesuatu dalam darahmu─ yang menarikmu terus kembali padaku."
Taeyong mundur ke meja nakas di samping tempat tidur, hampir menumpahkan makanan di sana. Ketakutannya berkali lipat. Dia sama sekali tak mengenal sosok Yoonoh di depannya kini.
"Menjauh dariku!"
"Seperti yang kukatakan, semuanya sudah terlambat."
Yoonoh mencengkram bahunya.
Tertegun, Taeyong tidak bisa bergerak saat mulut Yoonoh menyentuh lehernya, disusul rasa ngilu dari tusukan dua benda tajam kecil yang dingin menancap di kulit. Sesuatu dalam tubuhnya terasa tertarik, membuat pandangannya memutih perlahan karena seperti baru melihat cahaya yang terlalu terang.
Yoonoh menarik diri sebelum dia kehilangan kesadaran lagi.
"Kau lelah," Yoonoh menyeka jejak merah dari dagunya dengan punggung tangan. "Beristirahatlah. Biar aku yang mengurus semuanya."
Taeyong mendapati dirinya melakukan seperti apa yang diperintahkan. Menuju kembali ke tempat tidur dan menelusup masuk ke balik selimut. Sama sekali tidak ingat kapan kehilangan kesadaran saat kepalanya menyentuh bantal.
⚜⚜⚜
"Selamat malam."
Sebuah tangan membelai rambutnya dengan lembut.
Mata Taeyong seketika terbuka, dan dia hanya bisa melihat sosok itu tanpa bisa bergerak ─terlalu lemah bahkan untuk sekedar menggeser tangannya sendiri demi berpindah dari posisi menyandar pada dada sosok itu.
Mereka ada di dalam sebuah mobil yang sedang berjalan sekarang, entah menuju kemana.
"Siapa... kau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Lace
FanfictionTaeyong bosan dengan hidupnya. Tapi, berakhir terikat dengan Yoonoh, bukanlah jenis kehidupan baru yang pernah Taeyong bayangkan sebelumnya ⚜ BXB ⚜ Jaeyong ⚜ Fantasy-Romance