3

67 5 1
                                    


Kringgg

Bel masuk pun sudah terdengar.

Bu Yanti adalah guru sejarah, sekaligus wali kelas di kelas Edwin.

Bu Yanti masuk kedalam kelas dengan seorang laki laki di belakangnya

"Hai anak anak, baik disini ibu ingin memperkenalkan murid baru yang akan menjadi teman sekelas kalian nantinya."-Bu Yanti

"Namanya Febrian, bisa di panggil Brian"-Bu Yanti

"Brayen ya ges hehe"-Brian

"Assalamualaikum!"-Edwin

"Waalaikumsalam"-Bu Yanti

"Astaghfirullah ini anak,KEMANA AJA KAMU?!!!"-Edwin

"Anu Bu, tadi abis jajan tapi ibu kantin nya lama buanget bikinin maem nya" Jawab Edwin sambil cengengesan.

"Yasudah sana duduk!"-Bu Yanti

"Makasih Bu"-Edwin

"E E E E ITU BAJUNYA MASUKIN! PAKE BAJU KOK BERKELUARAN GITU?!"-Bu Yanti

"Panas Buu"-Edwin

"HALAH ALASAN AJA KAMU"-Bu Yanti

Edwin pun memasukan baju nya secara tergesa gesa karena takut Bu Yanti semakin marah.

"Brian kamu duduk di di sebelah Edwin ya"-Bu Yanti

Brian hanya mengangguk.

"WEEE TEMEN BARU, KENALIN GW EDWIN WEHEHEHEH"-Edwin

Edwin menjabat tangan brian dengan semangat.

"Iya kenalin jg gw Brayen"-Brian

"Welkem tu de kleb"-Edwin

Brian hanya tersenyum tanpa mengerti apa yang di sebutkan Edwin.

Jam pulang pun tiba, seperti biasa Edwin menunggu jemputan dana di halte.

Namun saat ini tidak seperti biasa nya.

Tidak ada Lia.

Terlihat dua orang perempuan sedang berjalan ke arah halte sambil mengobrol.

"Nisa?"-Edwin

"Eh Lo? Kenapa?"-Nisa

"Lia mana?"-Edwin

"Lia? Dia tadi pulang duluan, badan dia panas banget tadi"-Nisa

"HAH?! APA APA APA?!"-Edwin

"Santai aja kali"-Nisa

"Yamaap, terus gimana kabar nya?"-Edwin

"Gatau sih, Lo kalo mau tau keadaan nya jenguk gih"-Nisa

"Dimana rumah Lia?"-Edwin

Nisa pun memberi tahu Edwin alamat Lia.

Saat itu juga Dana datang.

Edwin mengajak dana untuk menjenguk Lia, namun awalnya dana tidak mau, tapi Edwin menyogoknya dengan 3 bungkus nasi Padang.

Mobil dana pun sudah masuk kedalam komplek Lia.

"Nomornya 016 dan"-Edwin

Mereka pun sampai di depan pagar rumah yang terlihat kosong tak berpenghuni.

"Kok Kya kosong si?"-Dana

"Iya ya, aneh, tapi kata temennya tadi si ini dan"-Edwin

"Yang bener aja lu"-Dana

"Iyaaaa beneran Supri"-Edwin

"Kyanya ga mungkin Ed, pulang aja lah!"-Dana

Namun tekat Edwin tak dapat di patahkan dia tetap masuk kedalam pagar rumah tersebut.

Dana pun membuntuti Edwin di belakang.

Walau dia tahu rumah tersebut banyak rumput liarnya.

"Liaaaa..."

"Liaaa"

"Liaaaa"

Gubrak!!

Suara hempasan terdengar di dalam rumah tersebut.

Edwin dan dana saling bertatapan

"Dan kayanya ada yang gak beres"-Edwin

"K-kan udah gw bilang yatnoooo"-Dana

GUBRAK!!!

suara hempasan terdengar lagi.

Mereka berlari ke mobil sambil berteriak.

"Ahh elah, Ed lu mah!"-Dana

Dana melajukan mobil nya keluar komplek

"Ya mana gw tau dan, si Nisa bilang td nomor 016 gimana sih"-Edwin

"Ya itu gaada orangnya supriadi"-Dana

"Lagian gw gak takut kok pdhal, lu nya aja yang tereak jd gw nya ikut tereak juga"-Edwin

"HALAAAH"-Dana

Aiyaiya bang Joni punya jablai aiyaiya.

"Halo?"-Edwin

"H-halo Ed, anu gw minta maaf ya, gw salah nyebutin nomor rumahnya, padahal nomor 017 hehe maaf yaa..."-Nisa

"Halah halah bodo lah, yaudah gapapa"-Edwin

._.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wadahlan Squad✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang