☀️☀️☀️☀️
Suara dering ponsel menarik paksa Aletta dari mimpi indah yang seharusnya belum usai. Gadis itu mengumpat kesal, merutuki siapa saja yang berani menelepon sepagi ini. Matanya mengerjap dengan tangan yang meraba raba nakas untuk mengambil benda pipih yang tak hentinya meraung tersebut.
6 missed call from "Bunda"
"Mampus adek!" Spontan, jarinya memencet tombol call back yang ada dilayar.
"Perawan bangun siang mau jadi apa kamu?" Suara bunda seperti menusuk indra pendengaran Aletta. Gadis itu mendongak lalu melotot, bahkan ayam tetangga pun belum ada yang berkokok. Ini masih jam setengah lima lebih dua belas menit.
"Ya Allah bun. Ini masih jam setengah 5 lebih." Anjani mendengus, kesal.
"Bunda nggak mau tau ya, sekarang kamu bangun. Sholat subuh, siram bunga di depan habis itu pergi ke sekolah. Bunda udah sampe di bandara habis ini mau check in. Makanan ada dimeja." Ucap bundanya diseberang tanpa jeda.
"Iyaaa bun." Sungut Aletta sambil menendang selimutnya.
"Yaudah assalamualaikum."
"Waallaikumsallam hati Hati bun."
"Iya sayang."
Tutt..tutt...
Bunyi tut memutus percakapan keduanya. Aletta melangkah menuruni tempat tidur Dan menata kasur Yang sudah tidak karuan rupanya. Selimut yang setengah menggantung mengenai lantai, bantal yang berjatuhan Dan jangan lupakan ujung sprei yang tidak pada posisi seharusnya. Aletta kalau tidur memang tidak punya aturan, seenaknya. Nanti kalau dibilangin Sama bunda jawabnya,
"Aku tidur nggak sadar lo bun, maklum dong"
Gadis itu bergegas membersihkan diri Dan beribadah. Fajar mulai terbit Dari ufuk Timur setelah aletta menyelesaikan ibadahnya, ayam milik tetangganya mulai berkokok bersahut-sahutan seolah menjadi alarm alami setiap pagi.
Aletta mengganti bajunya lalu menuruni tangga. Coba kalau bukan Karena nyanyian merdu bunda Dari seberang Sana, Aletta mungkin Masih berjalan meyusuri mimpi indahnya. Ia mendengus, "huftt... Seandainya mimpi punya season 2."
Denting piring Dan sendok memecah keheningan, suaranya menggema, rumah yang luas ini selalu legang. hanya Aletta, dinding putih, lukisan Dan foto foto Yang mungkin hanya mampu ia kenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Teen FictionSecangkir kopi tak mampu menggambarkan pahitnya. Aletta berkali Kali mengais tumpukan cahaya pada redup yang telah menenggelamkan cintanya. Bagi Aletta, Reyhan adalah perjuangan. Perjuangan Yang ujungnya tak akan pernah ia temukan. Semakin Dalam ga...