Di Kepulauan Karimun, terdapat sepasang suami istri, yaitu Ujang dan Saidah. Suatu hari mereka merantau ke Pulau Seribu agar bisa memenuhi hidupnya dengan lebih baik.
Di Pulau Seribu, mereka hidup dengan bahagia. Para masyarakat pun menyukai mereka. Mak Ati, seorang bidan yang baik hati pun bersedia menolong mereka jika mereka sakit. Kapan pun juga.
Suatu hari, Ujang menemukan sebuah Bintang laut yang mahal harganya jika di keringkan dan dijual. Ujang dan istrinya pun menjadi orang yang kaya raya. Kehidupan yang mewah mengubah sifat Saidah.
Ia menjadi sombong dan pelit. Saidah pun tidak mau lagi bergaul dengan para masyarakat yang miskin.Suatu hari, Mak Ati datang untuk meminta beras. Saidah membentaknya dan mengungkit utang-utang perempuan itu. Mak Ati sangat sedih mendengar kata-kata Saidah. Sejak itu masyarakat pun menjauhi Saidah.
Suatu waktu, tibalah saatnya Saidah melahirkan. Bidan dari kampung seberang belum juga datang. Akhirnya, Ujang mencoba meminta bantuan pada Mak Ati dan Masyarakat lainnya. Namun, tak ada seorang pun yng ingin menolong karena mereka pernah disakiti hatiny oleh Saidah.
Akhirnya, Ujang mambawa Saidah ke pulau seberang untuk menemui Bidan. Mereka akan menggunakan perahu. Saidah meminta suaminya membawa peri emas dan perak mereka ke dalam perahu.
Mereka pun membawa peti perhiasan, lalu menjalankan perahu itu. Ternyata, semakin ke tengah, gelombang di laut semakin besar. Air masuk ke perahu. Lama-kelamaan, muatan perahu semakin berat. Akhirnya, perahu tenggelam bersama seluruh perhiasan peti emas dan perak yang mereka bawa.
Ujang dan istrinya berusaha menyelamatkan diri. Saidah berpegangan pada tali pinggang suaminya. tetapi, semua yang mereka lakukan hanya sia-sia. Gelombang laut sangat besar sehingga pasangan suami istri itu ikut terbawa oleh gelombang.
THE END.
Pesan moral : SIFAT KIKIR DAN TAMAK AKAN MEMBAWA CELAKA BAGI DIRI KITA SENDIRI. MAKA DARI ITU BERSYUKUR LAH APA YANG TELAH DIBERIKAN OLEH TUHAN DAN SELALU MENOLONG ORANG YANG SEDANG KESULITAN.