Materi Kajian

10 0 0
                                    

“MENJADI WANITA SHOLEHAH DI ERA MILENIAL”

Oleh: At-Tadayyun (12 November 2019)
Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum warrohmatullah wabarokatuh
Robbisrohli shodri wayassirli amri wahlul ‘ukdatammillisani yafkahu kauli.
Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidina muhammad
Alhamdulillah wa syukurillah atas nikmat terindah dan nikmat dari ALLAH berupa Iman.
Baiklah sahabat sholehah sekalian, pada kali ini kita akan membahas tentang bagaimana seorang wanita milenial belajar menjadi sholehah.
Namun perlu kita pahami dan sadar dahulu, bagaimana perubahan zaman yang terjadi, dan bagaimana pula sumbangsih teknologi dalam menjadikan wanita akhir zaman sebagai wanita sholehah.
Ketika kita menengok saudari-saudari kita di negara-negara lain, tentu membuat kita berfikir kembali “sungguh sulit menjadi wanita sholehah”, namun jika kita melihat dari pandangan yang positif kita akan berfkir “mereka saja rela pertaruhkan nyawanya demi taat dan menjadi sholehah”.
Agar kita lebih bersyukur lagi akan nikmat Allah, perbanyak muhasabah ujian-ujian yang menimpa saudari-saudari kia. Kebebasan menggunakan kerudung, belajar agama islam, memuliakan AL-Qur’an, dan lainnya itu mereka lakukan dengan sangat gigih walau nyawa menjadi taruhan, walau ancaman luka membasahi tubuhnya. Dan tak jarang kia melihat artikel-artikel tentang wanita yang syahid karena mempertahankan hijabnya. lalu bagaimana dengan kita yang ada di indonesa saat ni?
“Islam datang dalam keadaan asing, akan kembali pada keadaan asing. Sungguh beruntung orang-orang yang asing” (HR Muslim)
Dari pemaparan hadits diatas bermakna bahwa, dahulu islam datang dalam keadaan asing, dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan tahapan dakwah sembunyi-sembunyi, sangat dimusuhi, dan tentulah tidak banyak nyawa yang syahid karena keadaan ini. Dahulu islam begitu minoritas, ketika dakwah baginda Rasul diperintahkan untuk berdakwah secara terang-terangan disanalah banyak yang gugur.
Dan saat islam datang, bagaimanakah posisi seorang wanita sholehah? Wahai saudaraku ketahuilah bahwa pada masa itu wanita-wanita sholehah (sahaiyyah) memang menjadi kaum wanita terbaik. Dimana saat itu harta, tahta, peluh keringat menjadi salah satu bahan perjuangannya. Semua itu karena besarnya kecintaan para sahabiyyah terhadap Rasulullah dan Allah Subahanahu wa ta’ala.
Lalu bagaimana dengan kita wanita akhir zaman yang penuh dengan fitnah? Dengan berbagai macam tanda-tanda akhir zaman sudah merajalela? Zina dianggap biasa, minum khamr dianggap biasa, tabarruj (berhias) dianggap fashion, dan lebih parah lagi saat wanita akhir zaman menggunakan identitas muslimahnya untuk mengurangi kemuliaannya.
Pada zaman ini lebih sering kita mendengar emansipasi wanita, so sholehah you have understand!! Tak perlu emansipasi wanita, karen islam sudah sangat rapih memuliakan seorang wanita, so kita hanya perlu menjalani dan menaatinya saja. terlepas dari bagaimana banyaknya selebgram muslimah dgn pakaian syar’inya, tak perlu sebut siapa dan tak perlu menyalahkan siapa. Dalam hal ini berkiblatlah kembali pada ajaran syari’at sebenarnya. Yang menjadi ujian para wanita pada zaman ini di lingkungan indonesia adalah bukan sepenuhnya tentang larangan beragama, namun tentang rusaknya pemahaman islam karena mengikuti trend-trend yang tidak menambah iman.
Apa yang dilakukan wanita akhir zaman?
Mengoleksi gamis, hijab warna warni, dengan model ini dan itu, dengan hiasan ini dan itu. Tertutup, sangat tertutup namun nyatanya ingin terlihat. Tidakkah kau takut saat mata indahmu dipandang oleh laki-laki ajnabi? Tidakkah lekuk tubuh geraian indah gamismu membuat berdebar hati para lelaki ajnabi? Lalu dengan mudahnya kau sampaikan “wahai laki-laki jagalah pandanganmu”, bagaiman mereka akan menjaga pandangan jika kau saja mengumbar diri? Lebih mengutamakan followers tanda hati dan komentar-komentar pada netizen dan lupa akan amalannya sebagai seorang muslimah.
Maka benar dikatakan oleh salah seorang Syaikh, seorang laki-laki bertanya ‘wahai syaikh amalan apa yang paling hebat untuk wanita di akhir zaman ini?’ syaikh tersebut menjawab ‘tiada yang lebih penting darinya selain menanam dan menambah ras malunya’.
Mengapa rasa malu? Dan kenapa harus rasa malu? Kenapa tidak menambah kajian, ta’lim? Wahai sholehah karena rasa malu adalah mahkota sejatimu, malu adalah derajatmu sebenarnya.
“malu itu sebagian daripada iman”
Ketika kita bandingkan bagaimana zaman dahulu dan zaman sekrang sungguhlah berbeda, dari segi ketawaddu’an seorang sahabiyyah dan rasa malu yang luar biasa pada dirinya. Malu dalam hal ini bukannya tentang tidak berani mengembangkan diri, melainkan malu pada perkara-perkara yang sia-sia dan yang Allah haramkan padanya. Tidak berlebih pada perkara mubah.
Lalu bagaimana semestinya seorang wanita bersikap di zaman ini untuk belajar sholehah?
Menutup aurat (dengan ketentuan syari’at, tidak tabarruj, tidak mengundang perhatian, tidak tertutup tapi telanjang, tidak mencolok, tidak menyerupai laki-laki)
Menjaga pergaulan dengan lawan jenis (tidak mudahnya berkomunikasi dan beranda-canda dengan yang bukan mahrom, berkumpul dengan alasan yang tidak benar, boncengan/kecuali dalam keadaan sangat terdesak tapi usahakan untuk mencari se mahrom dahulu, tidak berkhalwat)
Sibukkan diri dengan ta’lim namun utamakan syari’at (pergi dengan mahrom, tempatnya aman, tidak memperlihatkan seorang muslimah dimana-mana)
Perbanyak amalan, utamakan istiqomah pada beberapa amalan jangan hanya banyak tapi tidak istiqomah
Cari sahabat yang memeiliki pandangan yang sama, yang bisa mengingatkan pada kebaikan, dan mengajarkan pad aksederhanaan serta tawaddu’
Mulailah cintai orang-orang yang sholeh/ah, para ulama habaib, dengan kezuhudannya pada segala hal. Karena panutan kita akan memberikan dampak yang bsesar dalam kita menjalankan syari’at Allah.
Tidak menjadikan teknologi sebagai alat yang membuat ibadah jadi lalai, belajar untuk meneladani ibunda Sayyidah Fatimah radiallahuanha dengan sifat malunya, silahkan berdakwah, tapi jangan menjadi seperti lilin. Menerangi tapi dirinya habis terbakar. Dalam berdakwah jadikan itu sebagai jalan kita untuk mengingatkan diri kita dan ingin bersama-sama baik. Jangan agar terlihat sholehah. Maka cek niat setiap saat. Sayangilah dirimu wahai sholehah, jangan kau obral mudah penampilanmu di tempat umum dan sangat tidak cocok bagi ratunya para bidadari. Jangan jadikan dunia maya sebagai tempat mengeksplor dirimu, mudah di temukan dimana-mana, dan yang paling marak adalah foto-foto yang digunakan sebagai foto promosi penjualan padahal itu penipuan. Dan jangan sampai foto-foto bertebaran walau dengan hijab sesyar’i mungkin. Tidak kah kau malu dipandang? Lalu apa bedanya pandangan lelaki di dunia nyata dan dunia maya?
Sibukkan diri memperbaiki diri, bukan sibuk mengomentari hidup orang lain, cukup jadikan pelajaran dan jangan jadikan lisan sebagai jembatan ke neraka. Karena salah satu penyebab wanita banyak masuk neraka adalah lisannya. Jika ada rasa-ras ingin membicarakan keburukan orang lain maka hindarilah. Jika saat ini engaku mengatakan, “lalu bagaimana dengan wanita ini dan itu?” tidak bolehkah kami eksis? Tidak bolehkan kami berkarya? Tentu sangat boleh, namun apakah kau rela jika melakukan semuanya dengan menguragi ras mulaimu? Berpose bergaya loncat-loncat dan dengan tingkah laku manja lainnya. Ayolah sholehah, saat ingin jadi taat jangan jadikan orang awam menjadi hujjah (hukum) untuk menentang perintah Allah subahanahu wa ta’ala.

Jangan habiskan waktumu untuk menadapatkan gelar sholehah dimata manusia, tapi habsikan waktumu untuk belajar taat untuk mengurangi dosa yang lalu. Karena merasa ingin terlihat baik didepan manusia hanya akan membuat penyakit hati pada hati kita, hanya akan membuat kita kecewa saat kita tak mendapatkannya, akan membuat kita berbelok arah saat berada di jalan yang lurus. Maka dari itu luruskan niat, luruskan niat setiap saat, lakukan semuanya semata-mata karena Allah.

Karena dengan begitu adalah alasan terbaik untuk bertahan dengan badai besar di era milenial ini. Silahkan berkaya, silahkan berdakwah, silahkan belajar, namun jangan sampai hal mubah itu membuat kewajiabmu pada Allah luntur, jangan sampai hal-hal itu membuat Allah cemburu padamu. Wahai sholehah kau sangat indah, dengan bermahkota rasa malu, dengan adab dan akhlak yang mulia, dengan tutur kata lembutmu yang kau tujukan hanya pada yang berkah atasmu, sungguh itulah muslimah sejati di zaman ini.

Tak perlu banyak gelar, followers dan sandingan di dunia nyata dan maya. Namun keluhuran pekertimu membuat para penduduk langit merindukanmu, pada bidadari cemburu padamu, bukankah itu sudha sangat indah?
Bukankah kau ingin berada di barisan para wnita pemimpin syurga? Barisan para perindu dan pecinta wanita mulia Sayyidah Fatimah Az-zahra ?

Hilangkanlah rasa ingin terlihat, ingin dikenal oleh orang lain, buaknkah kau tak perlu itu? Kau hanya perlu perlakuan bahwa Allah tau kau sedang belajar untuk taat? Menangislah di sela-sela malam, bermunajatlah pada Nya. Jika kau berdosa maka bertaubatlah, karena alasan kau masih bernafas saat ini adalah karena Allah ingin kau menjadi hamba yang taat dan dekat dengan Nya.

Jangan lupa doakan saya sahabat sekalian, doakan di setiap sahabat bisa. Jangan sampai sahabt lupa, sy takut jika kelak kita tak berkumpul lagi di tempat teridah karena terlupakan oleh sahabat-sahabat yang sholehah seperti kalian semuanya.
Semangatlah dalam berdakwah, semangatlah dalam menegakkan syari’at Allah. Bahagiakan kedua orang tua, jangan pernah sakiti hati mereka, karena beliau-beliaulah kunci kita menuju syurga. Semoga Allah mudahan segala jalan kita menuju Allah, semoga Allah mudahkan sahabat-sahabat semuanya menjadi muslimah sejati, aamiin Allahumma Aamiin

Mari kita tutup dengan sma-sama melafazkan doa khafaratul majlis:
Subahanakallh humma wabihamdika ashadualla ilaaha illallah astagfiruka waatubu ilaih.
Al-fatihah...
Waillahi taufik wal hidayah wassalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh

Menjadi Wanita Sholehah di era MilenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang