Aku memiliki 2 teman yang akrab dan dekat denganku. Mereka adalah Eri dan Eli. Usia kami tidaklah jauh hanya berbeda jarak 1 tahun, Mereka mengatakan kalau usia mereka lebih tua dariku, usiaku saat ini 16 tahun jadi aku pikir usia mereka sekitar 17-18 tahun. Meskipun kepribadian mereka masih terlihat sedikit kekanak-kanakan namun mereka juga memiliki sisi dewasa dalam diri mereka terutama Eri. Eri selalu menjadi mediator diantara aku dan Eli, kami sering berbeda pendapat, namun Eri-lah yang menenangkan kami.
Eri dan Eli adalah saudara kembar, Orang tua mereka mengatakan kalau jarak kelahiran mereka hanya 1:23 menit saja. Jadi susah membedakan siapa kakak maupun adik. Namun menurutku Eri lah kakaknya karena dia memiliki kepribadian lebih dewasa dibandingkan Eli. Eli dan Eri memiliki penampilan yang berkelas, wajah oriental mereka memiliki kemenarikan yang menawan. Eli mengatakan kalau ayah mereka adalah orang Canada, sedangkan Nenek Ibu mereka adalah orang China, pantas saja mereka terlihat sangat cantik dan tampan, hidung mancung, alis tipis, bulu mata yang lentik, dan mata seperti "phoenix" warna mata almond membuatku menjadi lapar saat melihatnya, selain visual yang menawan, merek memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap, leherku selalu sakit saat melihat mereka dari dekat, terutama si Eri, tinggi Eri berkisar 180cm dan Eli 170cm, ku selalu meminta mereka untuk sedikit menjauh atau tidak menunduk saat berbicara kepada, namun Eri memilih menunduk dan menatap mataku langsung. Karena dia merasa dia bisa mendengar jelas ucapanku. Hanya saja efek sampingnya, aku perlu menyiapkan mental baja saat melihat wajahnya, karena jantungku tidak kuat tiap kali melihat wajah tampannya, meskipun masih tergolong wajah oriental, wajahnya dapat membuat hati para wanita berdegup sangat kencang termasuk diriku, sorotan matanya yangtajam dan dingin, ukiran alisnya yang sempurna ditambah dengan lesung pipinya saat tersenyum. Tidak! tidak hanya Eri! Eli pun juga demikian kecantikannya seperti bidadari surga yang turun ke bumi memberikan kesuburan tanaman, sungguh, sungguh benar-benar tidak adil. Tapi untung saja sudah hampir 4 tahun pertemanan kami terjalin, jadi perlahan-lahan aku sudah terbiasa melihat visual mereka.
Diantara kami bertiga, Eli-lah yang memiliki sifat manja, namun meskipun dia bertingkah laku kekanak-kanakan hal itu malah memberikan kesan imut baginya. Dialah yang sering berbicara dan tertawa diantara kami bertiga. Meskipun usia kami hanya berjarak 1 tingkat dia memiliki karakter yang imut dan dewasa serta juga rasa kepeduliannya dan rasa ingin tahunya yang tinggi. Saat kami bercerita dialah yang paling sering bersuara dan selalu memelukku. Tingkah lakunya selalu membuatku merasa gemas kepadanya, jadi aku sering mencubit pipinya sampai memerah, bukannya marah dan kesal dia hanya tertawa balik kepadaku. Dia senang jika aku mengelus kepalanya. Sampai-sampai Eri meminta maaf kepadaku karena tingkah manja Eli. Dan aku tidak merasa keberatan, aku malah sangat senang. Keberadaan mereka selalu mewarnai kehidupan abu-abuku ini.
~~
'' Ah! jam berapa ini?" aku yang terkejut terbangun dari bangku kelas lalu melihat ruang kelas yang gelap, mereka tidak menyalakan lampu kelas, mereka pikir karena aku murid terakhir yang meningalkan kelas, jadi mereka membiarkannya saja. Tapi aku sedikit merasa lega karena ruang kelas tidak gelap sepenuhnya, masih tersisa sinar senja yang menerangi ruangan kelas kosong ini, yang tak bisa kumaafkan adalah seseorang lupa untuk membangunkanku atau mungkin memang sengaja.
"Tch"
Ku melihat ke luar jendela, terlihat warna kemerah-merahan menghiasi langit sore.
"Sepertinya aku tertidur cukup lama" mengingat jam pelajaran tambahan selesai sampai jam 3, namun rasa kantukku membuat kelopak mataku menjadi berat dan tidak sadar aku terbangun disaat mulainya peralihan waktu. Dari jauh terlihat matahari perlahan-perlahan tenggelam di ufuk Barat seraya mengucapkan "Selamat Istirahat", aku yang pada saat itu pulang terlambat karena tertidur di dalam kelas usai mengikuti pelajaran tambahan terbangun merasakan sentuhan hembusan angin sore, aku merasa kesal karena tidak ada satupun teman kelas yang membangunkanku. Dengan cepat aku bersiap-siap merapikan peralatan tulis dan buku lalu bergegas pulang menuju rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Their Promises
Short StorySetelah kepergian ibunya, hidup Arra berubah, Ayah dan kakaknya tidak mempedulikan keadaan Arra, akhirnya Ia menjalani hidupnya sendiri. Namun muncullah 2 malaikat penjaga yang menghibur hari-hari Arra, Arra menjadi bersemangat dan jarang menangis l...