chapter 1

1 0 0
                                    

"hallo?"

"Halo, kenapa ma?"

"Gimana sekolahnya? Lancar?"

"Iya ma, mama sehat?"

"always healthy"

"Amin deh kalo gitu"

"Aksa, mama harap kamu selalu baik-baik saja, kamu harus bisa jaga diri, kontrol diri jangan sampai kamu ada masalah dimana pun biar ngga ada beban"

"Iya ma, hmm... Aska boleh ngga kerja part time?"

"Emang kamu bisa?"

"Mama kayak ngga tau Aksa aja"

"Ya udah itu terserah kamu asalkan kamu bisa membagi waktu"

"Iya ma"

"Yaudah mama mau lanjut kerja dulu ya? Aska jangan begadang nak!"

"Iya ma iya good night i love you so much"

...

Tuut.

Aksa merapikan buku-bukunya diatas meja dan merebahkan badannya.
Aksa dari kecil memang tidak suka tidur tanpa cahaya lampu. Walaupun ia berusaha beberapa kali namun ia tetap tidak bisa.

***

Aksa bergegas berangkat menuju sekolah dengan sepeda yang ia beri nama bolo.
Pagi yang cerah membuat  semangat ia sekolah, tapi...
Brakk!! "Ct, isi kempes lagi si bolo" Aksa kesal sambil menendang ban sepedanya yang kempes. Aksa memutuskan menitipkan sepedanya dirumah tetangganya dan berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Ia melangkah dengan langkah sedikit berlari karna halte bus masih jauh & takut ketinggalan bus
Sesampainya di halte bus untungnya ada bus yang langsung datang bersamaan dengan dirinya yang baru sampai di halte.

"Huh untung ngga telat" Aksa menghembuskan nafas kasar. "Hei! Lo anak pindahan kan?"  Aksa mengangguk. "Oh, nama gue Alvero Wijayanto panggil aja Vero btw gue ketua kelas disini." "Ohh tapi perasaan gue ngga liat Lo kemarin" "oh kemarin gue ngga masuk, Lo.. nama lo Aksa?" "Iya," "ok salken ya kalau perlu apa-apa tanya aja gue ok!" "Ok!" Aksa mengacungkan jempol.

"Hai Adel!"  Vero melambaikan tangan kepada Adel yang baru datang. "Hai Vero, Hai Aksa" Aksa hanya membalas dengan senyuman. "Kalian udah pada kenal?"  "Ya udahlah emang lo! Ketua kelas Mageran!"
"Yeee biarin!"

"Hei lo murid baru kan? Beneran Lo dikeluarin dari sekolah lama Lo karna Lo jadi preman?" Doni datang dan langsung nyeroscos ngomong. "Dapet berita dari mana?" Aska menyahut dengan ekspresi cuek. "Gue nguling tadi di ruang kepala sekolah"  "gue ngga pernah lakuin kek yang Lo bilang," Aska masih santai. "Trus tujuan Lo pindah sekolah ke sini?" Doni ngotot. "Karna ikut orang tua" Aksa berbohong. "Ngikut orang tua karna ngga mau jadi preman lagi?"  "Gue ngga pernah jadi preman!!! Ngga denger?" Aksa berbicara dengan nada meninggi. "Udah-udah, jangan ribut! Kalaupun itu benar Lo bisa kan nutupin keburukannya? Setiap orang pasti akan berubah Don, seiring berjalannya waktu, jangan asal nyebarin berita, ini demi reputasi kelas dan juga sekolah kita!" Vero angkat bicara membuat suasana kelas menjadi hening. "Ye ye" sahut Doni dengan ekspresi mengejek, lalu pergi meninggalkan  ruang kelas. "Kalian semua yang ada disini, apapun yang kalian lihat dan yang kalian dengar jangan disebarkan kemana-mana, kemanapun!" Vero berbicara tegas.

Aksa beranjak pergi meninggalkan ruang kelas. "Aksa!" Vero mengejar Aksa, namun sayangnya ia kehilangan jejak, hingga ia harus keliling sekolah sampai tertuju pada lapangan basket dibelakang sekolah ia akhirnya menemukan Aska yang sedang duduk di kursi dipinggir lapangan basket.

"Hei!" Vero menepuk pundak, membuat Aksa sedikit terkejut. "Jangan khawatir, gue yakin Doni ngga bakal nyebarin berita itu."  Aksa diam. "Hmm emang bener apa yang dibilang Doni?"  "Menurut Lo?" Aksa melirik sinis ke Vero. "Ngga tau sii gue kan belum kenal elo" Aksa diam lagi. "Yaudah semoga Lo nyaman sekolah disini, kalo emang bener yang dibilang Doni, gue harap Lo ngga lakuin itu lagi disekolah ini." Lalu Vero pergi meninggalkan Aksa sendiri. Aksa hanya menatap punggung Vero dengan senyum semrik.
Semuanya sama (ucap Aksa dalam hati).











Ekhm cek 123
Annyeong haseyo yorobun!!!
Jangan lupa voment yuhuu
😘😘

journey of lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang