Park Yoora adalah siswi di Jaeguk High School, salah satu SMA terbaik di Korea Selatan. Sekolah ini juga menjadi favorit di kalangan pejabat serta tokoh-tokoh penting di negara tersebut.
Meskipun merupakan sekolah bergengsi, Jaeguk High School tetap memberikan kesempatan kepada siswa dari keluarga kurang mampu untuk menempuh pendidikan di sana melalui program beasiswa penuh.
Yoora sendiri berasal dari keluarga terpandang. Ia adalah putri bungsu dari CEO Park Company, salah satu perusahaan terkemuka di Korea Selatan. Ia memiliki tujuh orang kakak yang sangat mencintainya serta selalu menjaga dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Namun, kehidupan Yoora berubah drastis dalam sekejap. Segalanya bermula dari tragedi yang merenggut nyawa kedua orang tuanya saat ia masih sangat muda.
__
Pagi itu, seperti biasa, Park Yoora telah bangun lebih awal. Kebiasaan itu terbentuk sejak enam tahun lalu, tepat setelah kematian kedua orang tuanya. Sejak saat itu, Yoora memaksa dirinya untuk menjadi mandiri tidak ada lagi tempat untuk bergantung, terlebih karena ketujuh kakaknya yang dahulu menyayanginya, kini bersikap seolah-olah ia tak pernah menjadi bagian dari keluarga.
Sejak tragedi itu, kakak-kakaknya tak pernah berhenti menyalahkannya. Seolah-olah, kematian Ayah dan Ibu adalah kesalahan Yoora semata. Padahal, Yoora pun tak pernah menyangka bahwa hari itu akan menjadi akhir dari kebahagiaan mereka sebagai keluarga.
Rutinitas Yoora selalu sama: bangun pagi, memaksakan diri untuk makan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mencuci piring, lalu bersiap menuju sekolah. Semua itu dilakukannya seorang diri. Pagi ini pun tak berbeda. Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, ia memasukkan bekal sederhana ke dalam tas dan berjalan kaki menuju halte bus. Jarak dari rumah ke halte cukup jauh, dan perjalanan ke sekolah pun tak kalah melelahkan.
"Sial... tinggal setengah jam lagi sebelum bel masuk. Aku bisa terlambat" gumamnya dengan napas terburu. Tak ada pilihan lain selain berlari.
Yoora berlari sejauh hampir 45 menit hingga akhirnya tiba di gerbang sekolah. Tubuhnya terasa lelah, napasnya tersengal, dan peluh mengalir deras di wajahnya.
"Astaga... lelah sekali..." gumamnya sambil mengusap keringat dari dahinya. Namun, langkahnya terhenti. Pandangannya terpaku pada pemandangan di depan sekolah. Jantungnya berdetak lebih cepat. Dada terasa sesak.
Tujuh mobil mewah baru saja berhenti di halaman parkir sekolah. Dari dalamnya turun ketujuh kakaknya mereka tertawa dan berbicara hangat, namun bukan pada Yoora. Di tengah-tengah mereka berdiri seorang wanita muda yang mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang yang dulu sangat Yoora rindukan.
Yoora menggenggam erat tali tasnya. Matanya memerah, namun ia memaksa dirinya untuk tidak menangis. Ia menelan sakit itu dalam diam, menenangkan degup jantungnya yang seolah ingin pecah.
Dengan langkah berat, ia berjalan menuju kelas. Namun sial, tak sengaja ia menabrak seseorang.
"Ahk!"
"Yak! Gunakan matamu saat berjalan jalan sialan. Aish shibal, dasar sialan! Kau benar-benar selalu membuatku muak sekkiya" bentak seseorang dengan nada penuh amarah.
Yoora membeku. Ia mengenali suara itu.
Salah satu dari ketujuh kakaknya seseorang yang begitu membencinya. Tak seperti kakak-kakaknya yang lain yang kerap menggunakan kekerasan fisik, kakak yang satu ini memilih cara lain seperti pengabaian dan luka melalui kata-kata. Dan itu jauh lebih menyakitkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why My Brother Hurt Me? [REV] √
Fanfiction⚠️DALAM TAHAP REVISI ⚠️ FOLLOW TO READ READER!!! Sejak kepergian kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tragis, kehidupan seorang gadis muda berubah menjadi mimpi buruk. Ia tinggal bersama ketujuh kakaknya-orang-orang yang seharusnya menjadi pe...