Pagi Buta

18 0 0
                                    

Pagi-pagi buta, berangkat pergi dengan niat mempertahankan kehidupan.
Ada yang kosong meskipun telah diawali pamit dan salam.
Oh ya, aku lupa meminta sarapan.
Sebaris kalimat pesan atau mungkin nasehat yang bisa kubawa sebagai bekal menyambung hidup disana, di perantauan, tempat semua kepedihan dan rasa rindu harus dibungkam.
Ya, betapa aku rindu diberi petuah.
Semakin sepi jika diingat terlalu terburu-buru nya aku berpamitan karena mengejar keberangkatan bis dan mengantisipasi kemacetan rutinitas orang-orang di jalanan pagi hari.
Hingga lupa menatap senyum ibu lebih lama.
Hingga tak sempat meminta pesan-pesan terbaiknya.
Dan dimalam yang sepi, aku merindukan nya.
Tidur dengan suara dengkuran nya di telinga.
Apakah aku anak yang cengeng?
Tidak bisa tidur hanya karena tidak di Nina Bobo kan Ibu.
Huh dasar gadis lemah!

Beautiful SadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang