München, Xx-xx-xxxx
Pada waktu itu gue masih terlalu muda untuk memahami rasa. Banyak hal yang terjadi dalam hidup gue, pahit, manis, asam hingga kecut sampai gue lupa bahwa semuanya hanya rasa. Gue sendiri bingung tentang diri gue sekarang. Yang pasti, gue menemukan diri gue, gue memahami diri gue lebih dari waktu sebelumnya.
Ini bukan cuma soal tumbuh, tapi soal berkembangnya diri kita. Hal baik dan buruk datang layaknya pergantian waktu. Bergiliran. Tapi inilah hidup, seburuk apapun, sesulit apapun, lo harus menuntaskannya sampai akhir.
Gue menatap jalanan di depan gue. Terkadang rasa gak percaya masih terlintas di pikiran gue. Jelas. Berada di München bukan sesuatu yang gue bayangkan sebelumnya. Meskipun gue melewati perjuangan layaknya nguras air pake sendok teh untuk bisa ada disini. But still, i didn't think i could make it, right?
Kalo ditanya soal pertumbuhan, kayaknya yang kita tau cuma tumbuh jambang di laki-laki dan tumbuh tete di perempuan. Atau paling banter soal menstruasi dan mimpi basah. Bagi gue lebih dari itu, pertumbuhan itu tentang bagaimana kita belajar memahami diri kita makin baik dari sebelumnya.
Ah, gue jadi ingat kata-kata seseorang di sebuah pelataran kafe beberapa tahun lalu. Kata-kata yang masih terasa segar di telinga gue.
Hari itu bisa jadi hari terburuk dan terbaik dalam hidup gue. Terburuk karena hari itu gue gagal dalam suatu kompetisi dan terbaik karena gue bertemu dia.
"Some people can be president, some people can speak, some people can be an actor, some people can be teachers, first you got to find out your talent and just stick with it."
Iya. Itu adalah kata-kata pertama yang keluar dari mulutnya kali pertama pertemuan kita.
Ithanya awal. Sebenarnya gak terlalu banyak ingatan tentang dia. Entah karena dirinya memudar sendiri dari waktu ke waktu? Atau hanya gue yang pura-pura gak ingat?
Tunggu, sejak kapan blog gue jadi bucin kayak gini?
Yaudah, karena kelihatannya munich bakal segera menurunkan air. Akan gue sambung lagi.
Kalo gak mager.
Shezi,Yang masih laper padahal udah makan dua piring.