Chapter A

50 2 2
                                    

pertemuanku dengan Meya adalah yang paling aneh selama aku berkenalan dengan wanita,  Meya adalah gadis paling beda yang membuat hidupku penuh tantangan dan terasa gila.  Dengan Meya aku tidak pernah merasa sehidup ini dalam dunia ini.  Meya gadis berambut coklat gelap,  dengan badan mungil yang tidak suka pakai high heels. Meya bilang jika dia bisa mengubah dunia,  dia akan menghapus tipe sepatu itu dari peredaran dunia.  Pikiran-pikiran yang Meya sampaikan terkadang abstral tapi ada benarnya,  dia bilang high heels itu merepotkan,  wanita yang menggunakannnya harus rela sakit-sakitan demi terlihat cantik,  terlebih lagi jika terlalu sering menggunakan high heels akan membuat perubahan tulang pada kaki wanita,  aku yang dulunya tidak terlalu memikirkan itu sekarang mulai membenarkan perkatannya.  Meya seakan-akan tahu kemana poros dunia berlanjut,  dia seakan tahu masa depan. Aku terkadang tertawa dengan perkataannya.
Meya terlalu abstrak, tapi aku kenyukai segala hal tentang pemikirannya.  Kelakuannya memang tidak bisa dinalarkan,  tapi aku menyukai segala hal yang kami lakukan bersama.
Baik itu pertemuan yang secara sengaja dipaksakan,  tentang dia yang suka memakai pakaian terang. Atau dia yang selalu bangga memiliki badan yang mungil.  Dia begitu berbeda dengan wanita mana pun di bumi ini.  Dengan Meya aku tidak perlu menjadi mind creaker ketika ingin makan dimana,  ataupun memberinya surprise apa. Aku tidak perlu menebak-nebak pemikiran Meya ataupun keinginan Meya.  Meya menjadi pemeganh kendali di hubungan kami,  dia selalu bisa menentukan tempat makan dimana.  Bahkan jika dia kesal,  aku tidak perlu menebak-nebak kenapa dia kesal,  dia secara alami dan luwes menyampaikannya padaku.  Dia bukanlah tipe wanita yang selalu ingin dimengerti,  tapi dia wanita yang penuh pengertian.  Itulah yang membuatku begitu mengalir menjatuhkan hatiku padanya, tanpa jesa perasaanku kepadanya.  Dia adalah gambaran sempurna antara wanita dan keunikan. Meya indah,  seperti pelangi di sore yang mendung.  Sumber mata air di teriknya gurun pasir.  Aku memberikan hatiku terlalu banyak untuk Meya,  hingga lupa bagaimana membawa hati itu setelahnya.

"Sayang,  ini kopinya"
"iya tunggu sebentar,  aku kesana"

continue....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

45 days bersama MeyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang