HEARTBEAT

734 90 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














_HEARTBEAT_
.
.
.
.


.
.
.
.
.
.
.
.

Ada satu hal yang sangat Yoongi impikan hingga saat ini.
Yaitu melihat bagaimana indahnya sunset di Senja hari, melihat bagaimana indahnya daun-daun berguguran saat musim gugur, dan melihat bagaimana tampannya rupa sang kekasih -Jimin.



Mungkin bagi kita sendiri itu adalah hal yang mudah, namun sama sekali tidak bagi Tunanetra seperti Yoongi. Ia telah kehilangan penglihatannya bahkan sejak ia lahir, membuatnya tak pernah mengetahui apa itu bentuk bahkan rupa manusia sekalipun.
Tidak, ia pernah satu kali berkhayal, namun hasilnya hanyalah kosong. Seakan-akan imajinasinya tak bekerja sama sekali.


Kembali pada cerita, kali ini pria manis itu tengah duduk di salah satu bangku yang letaknya tak begitu jauh dari depan sebuah Sekolah. Jimin, itulah tujuannya kemari.
Sudah dua hari lelaki itu tak berkunjung ke rumahnya, mungkin karena faktor sibuk. Dan kali ini, ia akan membuat sebuah kejutan kecil untuknya.


Suara deritan besi terdengar samar, mungkin itu berasal dari gerbang sekolah yang dibuka. Kemudian berlanjut dengan suara bising yang semakin lama akan semakin keras. Dari situ, bisa dipastikan bahwa jam belajar di Sekolah telah berakhir.

Tubuhnya sedikit berjengit, senyumannya mengembang, sebentar lagi ia akan bertemu dengan sang kekasih. Menekan sedikit dadanya, mencoba untuk menetralkan letupan-letupan rindu yang ia pendam selama dua hari ini.

Menit terus berjalan, namun tak sedikitpun senyuman lebar itu luntur. Ia masih terus menunggu kedatangan sang kekasih.


Hingga suasana yang dirasanya semakin sepi, hanya beberapa derap langkah yang ia dengar, ia masih menunggu, tetap duduk dengan manis di Tempat.
'Mungkin Jiminie sedang piket' begitulah pikirnya.


Memasuki menit ke-20, duduknya tidak lagi tenang. Senyuman lebarnya telah tergantikan dengan gigitan bibir resah. Tidak, Jimin tidak mungkin piket selama ini.

HEARTBEAT (MINYOON ONESHOOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang