Dia

18 3 0
                                    

Kala matahari menyapa pagi saat itulah malam pergi meninggalkan hari. Namun, mau malam ataupun siang menurut Renjun semuanya sama saja. Tak ada yang berbeda untuknya. Setiap jam,menit ,detik adalah pekerjaan untuknya. Bahkan tak jarang pria tampan berdarah korea itu meninggalkan waktu tidurnya hanya untuk menyukseskan proyek yang sekarang sedang ia garap.

Jika kalian bertanya apa Renjun tidak lelah dengan pekerjaannya?. Dengan lantang pria itu akan menjawab ya. Ya, amat lelah untuk menjalani hidupnya yang bahkan tak diberi sedikitpun istirahat.

Bukan karena tidak ada waktu untuk Renjun mengistirahatkan dirinya. Hanya saja tubuhnya yang selalu ingin bekerja dan tak ingin di istirahatkan. Entahlah Renjun juga tidak mengerti dengan penyakit apa yang di deritanya. Sehingga Renjun tak bisa memejamkan matanya barang sebentar.

Kegelisahan dan mimpi buruk selalu menghantui dirinya. Mereka enggan untuk meninggalkan Renjun sebentar dan menghantarkan mimpi indah di setiap lelapnya.

Sampai saat ini Renjun bertahan karena bantuan obat. Yang semakin hari dosisnya semakin banyak. Dan Renjun sangat sadar bahwa itu tidaklah baik untuk tubuhnya.

Ingin rasanya mengeluh pada semesta yang menciptakan penyakit yang tidak pernah Renjun ketahui apa namanya. Ingin sekali dia marah dengan kesempurnaan yang dia berikan. Namun,nyatanya tak berfungsi sedikitpun karena penyakit mematikan itu.

"BUKANKAH SUDAH KU BILANG KERJAKAN DENGAN TELITI!!!!!!." suara Renjun menggelegar mengisi kekosongan ruangan kerjanya yang cukup dingin.

"sudah berapa kali ku peringatkan. Kerjakan dengan benar. Kau tau jika seperti ini terus perusahaan akan mengalami kerugian!!!!."amarah Renjun tak bisa ia pendam lagi. Kesalahan kecil yang karyawannya lakukan hampir saja menghancurkan proyek yang ia kerjakan selama satu bulan penuh.

"aku tidak punya pilihan lain kau di pecat!!!."tekan Renjun yang membuat Kim Hye Nim mendongakan kepalanyanya.

Ingin rasanya dia memprotes dan tidak terima. Pasalnya dia tidak melakukan hal itu. Jika saja anak magang itu tidak sengaja menumpahkan kopi pada berkas yang akan Hye Nim kerjakan. Maka semuanya tidak akan seperti ini.

Tapi,apa daya Hye Nim hanya bisa melangkahkan kakinya keluar dengan segala amarahnya. Lagi pula dia sudah muak bekerja di perusahaan yang seketat ini. Dia manusia namun di porlis untuk bekerja lebih banyak dan teliti.

"dia kira dia siapa?!. Baru kaya seperti itu saja sudah merasa sangat hebat!!. Ku doakan bahwa curut itu akan melajang seumur hidupnya!!!!."dumel Hyenim penuh kekesalan.

Semua tatapan karyawan tertuju pada Hyenim yang baru saja turun dari lantai dua dimana ruangan Renjun terletak. Mereka menatap penuh iba pada Hyenim. Tanpa pemberitahuan pun mereka sudah mengerti apa yang di alami karib kerjanya itu.

"ya,ampun kenapa wajah kalian seperti?!."Hyenim berucap seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

"ayolah lagi pula aku sudah bosan bekerja disini. Selama ini aku terlalu sibuk sampai kurang sekali berlibur."jelas Hyenim yang tak mengubah sedikitpun tatapan sendu dari mereka.

"uang ku sudah terkumpul banyak sudah saatnya aku menikmati hidup."tambahnya sambil tersenyum dengan lebar.

"Hyenim eonni mianhamnida." Ahn Mira menghampiri Hye nim dengan kepala yang tertunduk dalam.

"karena ku kau mendapatkan masalah."sesal Mira. Dia merutuki kecerobohannya yang berakibat fatal untuk orang lain.

"ayolah jangan seperti itu. Kau tau aku malah ingin mengucapkan terimakasih padamu. Karena kau aku sadar bahwa aku memang perlu berhenti dari pekerjaan ini."Hye nim meraih pundah Mira. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang