OO : : PROLOGUE﹆

11 3 0
                                    

© . kayraddictionary

“Cuy, gue ke depan dulu ya. Mau beli susu pisang, di kulkas tinggal atu.” Cowok tinggi dengan hoodie berwarna abu-abu itu keluar dari tempat tinggalnya, meninggalkan gadis cantik yang terlihat lebih muda darinya itu sendirian di rumah.

“Pergi sana jauh-jauh, gak usah balik.” Gadis itu kembali memfokuskan pandangan serta pikirannya ke ponsel yang ia genggam.

“Ya Allah oppa, ganteng banget. Nikah yuuukkkkkkk?!?!?!” Teriaknya.

Jane namanya, gadis kelahiran tahun 2001 dengan nama lengkap Ryujane Shinara Keenadipati. Gila banget sama yang namanya K-Pop, kalo ada orang yang nanya “kenapa sih segila itu sama K-Pop?” Jawabannya selalu alay nan lebay. Katanya, para oppa-oppa itu belahan jiwanya.

Anak dari 2 bersaudara, paling bungsu. Yang barusan pergi, itu kakak laki-lakinya. Jochandra Christopher Keenadipati, atau kerap disapa Chan.

Wajah mereka beda banget, nggak ada mirip-miripnya sama sekali. Makanya mereka lebih sering dikira pacaran dibanding saudaraan.

Lagi asik-asiknya si Jane loncat-loncatan sambil dengerin lagu Boy With Luv dari oppa-oppa BTS, ada orang yang ngetok-ngetok pintu rumahnya berkali-kali.

“Aduh, ini abang gue idiot, autis, apa gimana?” Ujar Jane pelan.

Dibukanya pintu yang terbuat dari kayu itu, Jane langsung nyerocos tanpa henti, tanpa ngeliat siapa orang yang ada di depannya ini.

“Bang, lo itu idiot apa gimana sih? Lo pikir ini rumah tetangga yang kalo masuk kudu ketok dulu? Lo itu ha—” Jane mulai menyadari kalau orang yang di depannya ini, bukan kakaknya. Warna celananya aja beda, tingginya juga bukan kayak kakaknya. Saat Jane ngedongak, dia langsung nyesel dan ngebego-begoin dirinya sendiri.

“Udah selesai kan ngocehnya? Nih, oleh-oleh buat abang lo.” Laki-laki tinggi itu nyerahin plastik yang entah isinya apa ke Jane, setelah itu dia langsung pergi ninggalin halaman rumah Jane, dan ngelajuin motornya secepat mungkin.

“Goblok, goblok, goblok! Lagian kenapa dia nggak dari pager aja sih, kan gue bisa liat itu abang atau bukan. Emang manusia bumi itu otaknya pada korslet semua ya,” omelnya pada diri sendiri. Mungkin kalo ada orang lain di sekitar dia, pasti mereka ngira kalo Jane ini kena gangguan jiwa.

Dia langsung nutup pintu rumahnya, dan pindah ke kamar abangnya yang ada di lantai 2, persis di sebelah kamar-Nya.

“Heh bocil, gue cariin lo di bawah, taunya ada di kamar gue. Pindah sana ke kamar sendiri!” Perintah sang kakak, Chan.

“Hah, heh, hah, heh. Gue punya nama ya Chandranjing!” Jane meraih tangan kanan Chan—karena yang kirinya lagi nenteng plastik Indomaret—dan dia meletakkan plastik yang dikasih sama cowok tadi.

“Buset, oleh-oleh dari siapa nih dek?” Tanya Chan.

“Dari temen lo, tadi itu....” Dan Jane ceritain semuanya ke Chan.

Selesai nyeritain semuanya, Chan malah ngakak sambil ngatain adiknya terus tanpa henti.

“Rese lo. Mati sana,” ujar Jane dengan nada jengkelnya.

“Kalo gue mati, nanti yang nganter jemput elo siapa?” Canda Chan, yang dibalas tatapan sinis.

“Eh bang, nama cowok tadi siapa? Ganteng juga, lumayan.”

“Genit lo, bilangin bunda nih?”

“Ah gak asik lo, masa gue gak boleh sih nyari cowok.”

“Masih kecil, tidur sana gih!”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Knock - KnockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang