Calon Mantu Mama

138 16 4
                                    

Kim Reowook namja tampan dengan dengan tinggi dibawah standar para namja Korea. Yup! Dia selalu dipanggil Sibontot atau Cebol.

Kejam memang tapi itulah julukan yang pantas. Diusianya yang menuju tiga puluh tahun dia belum pernah sekalipun mengenalkan seorang kekasih pada kedua orangtuanya.

Mau mengenalkan bagaimana, jika setiap yeoja yang ia dekati akan menolak semua pernyataan cintanya.

"Jadilah kekasihku." pinta namja dengan pose kaki berlutut dan menyerahkan buket bunga mawar pada seorang yeoja cantik.

Tak tanggung-tanggung, dia menyatakan cinta di depan cafe favoritnya. Berharap yeoja cantik itu mau menjadi kekasihnya.

"Maaf, Oppa. Aku tidak ingin punya kekasih yang lebih pendek dariku. Dan aku tak ingin bersaing kecantikan dengan wajahmu." jawab yeoja itu tanpa rasa kasihan, berlalu mengabaikan namja yang baru saja putus cinta untuk kesekian kalinya.

Bisik-bisik terdengar. Namja cantik nan pendek itu hanya mampu meringis dan menghela napasnya. "Sial! Di tolak lagi." gumamnya kesal. Dengan kasar ia membuang buket bunga yang tadinya akan diberikan pada calon kekasihnya.

Selepas kepergian namja itu, seorang namja tampan dengan bentuk tubuh ideal dan tinggi yang ideal memungut buket bunga tersebut. "Sayang sekali, buket sebagus ini harus berada di tong sampah." ia memandamg sendu buket bunga tersebut, dan bergegas menuju cafenya.

***

Suara ketukan pintu terdengar saat jam makan malam. "Sebentar." jawab wanita paruh baya itu dengan tergesa.  Membuka pintu rumah ia melihat putra semata wayangnya terlihat murung. "Bagaimana? Kau berhasil membawa calon mantu buat Mama?" melayangkan tatapan menyelidik, wanita itu tak mau repot-repot membuka lebar pintu rumah.

Gelengan lemah terlihat, Kim Reowook menunduk lesu. "Aku gagal Ma." bertepatan dengan jawabannya, pintu rumah ditutup kasar. Membuat Reowook terkejut.

"Ck, selalu gagal. Sudah berapa kali kubilang. Cari kekasih pria saja, wajahnya itu terlalu cantik. Masih saja keukeh mencari kekasih seorang wanita." wanita itu mengomel sambil meneruskan menata piring untuk makan malam keluarganya.

"Ada apa, hmm." seorang pria meaki sudah berumur tapi masih terlihat tampan. Memandang heran istrinya yang sibuk mengomel. "Mana Reowook, apa dia belum pulang?"

Suara ketukan pintu terdengar kembali. "Sebentar." melihat sang istri mengabaikan pertanyaannya, ia berinisiatif membuka pintu.

"Pa," sapa Reowook, "lain kali aku akan berhasil. Izinkan aku masuk." pintanya memelas, berharap Papanya bersedia mengizinkannya masuk dan beristirahat di dalam.

"Jadi, itu sebabnya Mamamu mengomel." Reowook hanya mampu menunduk, menatap lantai jauh lebih baik dari pada menatap wajah kecewa Papanya. "Hahhh, kau ini! Kalau kau gagal lagi dalam seminggu kedepan membawa calon mantu buat Mama dan Papa, kau tidak boleh tinggal disini lagi selamanya. Atau kau setujui perjodohan dengan putra teman Mamamu. Papa jamin dia pasti memperlakukanmu dengan sangat baik." dengan terpaksa ia membuka pintu lebih lebar agar putranya masuk.

Reowook segera masuk kedalam rumah, meski ia masih mendapat delikan kesal dari Mamanya. Setidaknya untuk malam ini dia bisa tidur dirumah.

"Ganti pakaianmu dan cuci tanganmu. Lalu segera makan. Lain kali Mama tidak akan memaafkanmu, meski kau memohon dan membujuk Papamu, Mama akan menyuruh kalian tidur diluar rumah." Reowook segera mengangguk berapa kali lalu bergegas menuju kamar untuk berganti pakaian. Ucapan Mamanya adalah titah! Jika Mamanya bilang A maka siapapun termasuk Papanya tidak akan bisa merubah keputusan tersebut.

Itulah sebabnya ia berusaha mendapatkan seorang kekasih untuk dibawa menemui Mamanya sebagai calon menantu. Agar ia tidak dijodohkan. Apalagi dengan seorang namja! Demi Dewa, dia juga punya sesuatu yang mengelantung di selangkangannya, dia tidak sudi berada di posisi bawah. Memikirkannya saja membuat Reowook bergidik ngeri.

***

Reowook hanya mampu menghela napas, kepalanya pusing memikirkan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan kekasih hari ini, soalnya batas waktu seminggu yang diberikan oleh Papanya telah berakhir.

Dia tau Mamanya seperti apa, "aku harus bagaimana?" gumamnya menyedot habis sisa minum yang ia pesan. "Aku tidak mungkin tidur di hotel atau menumpang di rumah teman." Saat sedang asik menggalau ria, Reowook menatap heran ke arah sepatu yang berkilat dan terlihat mahal berada dihadapannya. Karena penasaran ia pun mendongak.

Sebuket bunga mawar merah berada tepat dihadapannya, bahkan aroma harum bunganya pun bisa Reowook cium, seorang namja tampan dengan tubuh seperti model tersenyum padanya. Dibelakang namja itu berdiri sepasang suami istri yang sangat Reowook kenal. "Menikahlah denganku!" pintanya tegas dengan suara lantang.

"Apaaa...!" Kim Reowook diusianya yang tidak lagi muda, untuk pertama kalinya ia di lamar oleh seorang namja. Dan ia tak bisa menolak karena namja itu datang bersama kedua orangtuanya.

End

😂😂😂😂

Sampai jumpa di judul lainnya...

oneshoot kyuwookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang