BAB I - Good Night Kiss

61 6 3
                                    

Sherly POV


"Sayang cepat turun makanannya sudah siap." Mama memanggilku turun ke ruang makan untuk makan pagi bersama. Tidak heran ini sudah pukul 07.05, papa akan mengantarku ke kampus sebelum berangkat kerja sehingga mama menyuruhku cepat turun.

Aku menyisir rambut panjangku sebagai sentuhan akhir dari rutinitas pagiku. "Iya ma. Sebentar." Ujarku sambil mengambil tas dan beberapa buku untuk kuliah hari ini.

Aku menuruni anak tangga menemukan mama dan papa sudah duduk manis sambil mengoleskan selai pada roti mereka masing-masing. Aku memberikan kecupan ringan pada mama dan papa "Morning pa, ma." Ujarku memberikan senyuman pada mereka.

Papa dan mama memberikan senyuman padaku. "Morning sayang." ujar mereka kompak kemudian terkekeh geli.

Aku duduk disamping mama yang masih melihat setiap gerak-gerik yang aku lakukan. "Anak mama cantik banget pagi-pagi gini."

"Iya dong ma, selalu. Sherly kan anak papa sama mama." aku mengibaskan rambutku pamer, mengundang tawa kedua orangtuaku.

Tiba-tiba papa berdeham "Sher, kamu masih ingat dengan Kenny?" tanya papa sambil menggigit roti di tangannya.

Kenny anak dari sahabat papa bisa dibilang teman masa kecilku. Sebenarnya adalah cinta pertamaku. Dulu kami satu taman kanak-kanak, namun karena orangtuanya pindah ke kota lain kami berpisah. Aku masih mengingat saat aku masih kecil banyak akan-anak yang jahil padaku dan hanya Kenny yang menolongku saat itu. 

Tak sadar senyuman merekah di bibirku ketika mengingat semua kenangan-kenangan masa kecilku. "Ya pa Sherly masih ingat kok. Anak temannya papa kan? Kenapa papa tanya soal Kenny?" tanyaku penasaran.

Papa dan mama hanya tersenyum penuh arti setelah mendengar jawabanku. Atau lebih tepatnye melihat ekspresi wajahku yang mengkin merona? Karena aku merasakan panas pada kedua pipiku. "Tidak apa sayang. Sepertinya tahun ini Kenny akan kuliah disini."

Aku menelan ludahku. "Oh wow. Sherly baru tau pa." Aku mulai salah tingkah yang dapat dilihat jelas oleh kedua orangtuaku membuat mereka memberikan senyuman yang pernuh arti lagi kepadaku.

"Kamu sudah selesai Sher?" Tanya papa yang sudah mengambil tas kantornya. Aku mengangguk dan mengambil tasku

"Bye ma." Ujarku dan papa sambil memberikan  kecupan di pipi mama.

***


"Sherlyyyy" Gabby berlari ke arahku sambil memelukku erat. Gabby adalah sahabatku dari kami masih SMP berbeda dengan tu buhku yang mungil, ia memiliki tubuh yang idel seperti model.

Aku terkekeh geli merasakan tingkahnya yang masih tak berubah. Dibelakangnya ada Axel, pacar Gabby. Mereka sudah pacaran sejak SMA, jadi bisa dibilang dia sahabat laki-lakiku "Hey Gabby, Axel" Ujarku sambilo masih terkekeh.

Kami memasuki ruang kelas sebelum dosen tiba, memilih bangku di tengah sehingga dapat melihat papan dengan jelas.

"Gabby. Kamu ganti warna rambult lagi. Yang ini cocok juga deh."

"Makasi baby Sherlyy. Yakan. Biru cocok buat aku."

"Kamu cocok pakai warna apapun babe." Ujar Axel. Dia tampak sangat menyukai rambut baru Gabby.

"Gais. tadi papa mama nyinggung soal Kenny." Cletukku ringan

Gabby memberikan senyum jahilnya mulai mencoba menggodaku. "Hayo cie cinta pertama bersemi kembali." Ia menyenggol-nyenggolkan lengannya ke lenganku.

Crazy Little Thing Called You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang